Ada banyak tamu yang perlu ia sapa..
Semua orang disana keseluruhan hanya kenalan dari keluarga Monkey D dan hanya membuat Sanji kebingungan soal ombak identitas asing yang membludak.
Sanji pusing dan tidak bisa bertahan, untungnya Luffy peka membawanya ke kamar hotel yang sudah dipersiapkan sedemikian rupa.
Wangi mawar dan sensual menusuk Sanji pening semakin parah dan semakin membuyarkan pikiran.
Luffy membawa tubuh mabuk pada pelukannya dan mendorong kepintu. Nafas yang terburu-buru dengan cumbuan yang tidak sabar.
Sanji bersandar pada pintu deng tubuh yang pasrah dihimpit tubuh yang lebih kuat. Udara sangat tipis, suhu badan yang menyatu, udara penyejuk dari AC menjadi tidak berfungsi.
Kulitnya bergesekan dengan acak dan kusut akibat gerakan Luffy yang barbar.
"Eung hahhh. Ahh. Um.. Hah.. Cup.. Humph..Ha.. Sanjih.. Ah"
Sanji menatap linglung dengan sakit, dia ingin beristirahat tapi sepertinya Luffy sedang gila saat ini..
Dengan mulut yang mencumbunya tanpa henti ia hanya bisa pasrah meski tak menginginkan, lebih kepada rasa lelah ini semakin membuatnya tersiksa. Kelopaknya lemah dan semua kabur menjadi gelap dalam ingatan. Tubuh ini lemas tak lagi mampu menopang diri. Hanya gelap dan semakin gelap.
Dia tidak ingat apapun tapi.. Tiba-tiba saja terbangun dan itu tiga hari sudah lewat.
~~~
Manik biru itu kuyu dan dia teler seperti orang mabuk.. "Kau sangat payah minum.. Sayang.." Ucap Luffy.
"Umm......" Gumam panjang dengan suara semanis anggur.
Sanji yang berantakan olehnya, setengah wajah yang sudah memerah, keringat tipis dan matanya berlinang, Luffy yang mencumbu di hampir seluruh bagian wajah dan leher.
Tubuh itu meluncur di pintu dan duduk tidak berdaya menahan bobot tubuh. Tuxedonya kusut terangkat akibat gesekan turun tubuhnya.
Luffy menepuk-nepuk pipi, melihat kelopak yang jatuh awalnya, menjadi terbuka dan menampakan safir biru yang malu-malu. Pupil matanya gelap dan mata itu bergetar. Ujung kelopak merah dan jejak air mata yang Luffy sudah hapus. Tanpa terisak, anehnya itu masih mengeluarkan hujan seolah kesakitan.
"Sayangg..." Panggil Luffy.. itu penuh syukur tapi ekspresinya tidak bisa dikatakan menyenangkan. Dia tersenyum ngeri dan sedikit mencurigakan.
Pipi yang ia tepuk merasa tak menyakiti tapi ruam merah muncul di kulit putih sensitif dan rintihan keluar dari mulut.
Dia mengangkat Sanji dan melempar pria manis itu ke kasur. Tubuh itu memantul akibat gaya lempar yang kuat.
"heuk!"
Sedikit kaget sampai nafasnya sedikit tercekat seolah menerima pukulan diuluhati.
Tapi Luffy tak peduli, dalam keadaan tak berdaya dia melucuti seluruh tuxedo putih yang Sanji kenakan. Tubuh itu bergerak kearah yang tidak membantu lepas seperti penolakan, suara tabrakan kibasan kain kaku terdengar.
Plak!
Punggung tangan memukul Luffy tak sengaja. Tanpa mengatakan apapun pemilik manik hitam menggelap. Ujung tuxedo dia pegang dan melempar tubuh Sanji dengan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Face (Luffy x Sanji) - END
Fanfictionlanjutan dari side story jiji ----- pria simple ceria yang sanji kenal berubah kejam bagaimana nasib sanji selanjutnya? ----- pict dari pinterest character milik oda sensei jiji minjem character kalo ooc maaf yah. disaranin baca dulu di side stor...
