Malam larut, kamar luas terlihat berantakan dibeberapa sudut, sedangkan lainnya masih baik-baik saja.
"Kenapa kau tidak bisa menyukaiku?!!! Katakan sesuatu!!"
Dalam situasi penuh emosi dimana Luffy munggu jawaban Sanji.
"Aku tidak mau menyukai hah hah suami orang lain" Jawab pria manis itu dengan sulit.
Luffy membeku sesaat, mencerna apa yang barusan telinganya dengar.
Aku tidak mau menyukai suami orang lain katanya?
Orang lain itu?
Siapa yang kau bicara kan?
Aku suamimu
Tangan Sanji tiba-tiba ringan memberi pukulan tepat dirahang.
Luffy yang tidak siap terkena pukulan sampai mundur ke belakang. Kepala Sanji ikut tertarik karna masih dalam genggamannya.
Bagaimana kau menyebut dirimu orang lain?
Suami orang lain?
Huh?
Apa maksud mulut-- sialan!
Pukulan itu tidak berasa baginya yang masih berpikir.
Sanji bangkit, dia menekan dada Luffy menatapnya. Saat ini terlihat emosi di sana, bukan tatapan dingin yang bosan ia lihat.
Matanya basah, wajah terluka memperlihatkan kesedihan dan amarah. Sanji menggertakkan gigi dan mulai menghujani wajahnya dengan pukulan.
Satu, dua, tiga Pukulan acak.
Empat,lima enam pukulan asal.
Tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, sebelas,.......
Entah berapa kali pukulan itu sudah mendarat diwajah Luffy.
Bagaimana rasa frustasi pria itu tergambar dari banyaknya pukulan tidak juga membuatnya puas. Dia kehilangan kendali. Ekspresinya diselimuti amarah, ini bukan wajah Sanji.
Jadi dia sudah tau? Sejak kapan.
Luffy menutup dahinya, apa perasaan ini? Penghinaan? Rasa malu?
Hal yang ingin dia tutupi, sambil berusaha keras memperjuangkan hubungan mereka.
Baik itu menjelaskan beberapa pertanyaan yang tidak ia mengerti.
Lalu jika seperti itu selama ini aku lelucon baginya haha.
Luffy tertawa, menertawakan dirinya yang bodoh menganggap semua dalam kendalinya.
"Hahahahahaha"
Menertawakan dia yang bodoh seolah Sanji benar-benar lugu. Dia berfikir dia pahlawan yang melindungi hati orang yang dicintai. Tapi yang ada adalah pria yang mengkhianati.
Tawa itu berhenti, karna memang tidak benar-benar lucu!
Sepertinya dia kembali pada akalnya.
Luffy menyeka darah di sudut bibirnya. "Cuh!" Dia meludahkan liur merah.
Tulang wajahnya terasa bergeser, tapi ini lebih seperti seseorang sedang membuang kotoran tepat dihidungnya.
"Apa yang sudah terjadi?" Sanji.
Luffy melihat wajah kebingungan. Menatapannya dengan hujan pertanyaan.
Kapan itu?
Saat kau marah?
Saat kita tidur bersama apa isi kepalamu? Kau tau saat itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Face (Luffy x Sanji) - END
Fanfictionlanjutan dari side story jiji ----- pria simple ceria yang sanji kenal berubah kejam bagaimana nasib sanji selanjutnya? ----- pict dari pinterest character milik oda sensei jiji minjem character kalo ooc maaf yah. disaranin baca dulu di side stor...
