Penis yang tegak sedang ada didalam hole, belum bergerak masih mencoba masuk lebih dalam lagi menerobos selaput yang masih sempit meski sudah disodok jari.
Lubang hole berkedut bekerja sama mencoba menghisap lebih dalam.
Tubuh Sanji terasa panas yang semakin terasa aneh dan menjadi lebih sensitif. Nafas yang masih menyesuaikan rasa kejut akan hole yang tiba-tiba ditabrak masuk. Tubuh ini gemetaran antara sakit dan menginginkan lebih.
Bukan lagi seperti miliknya dia tidak bisa mengendalikan nafsu dan kehausan dari rasa gerah yang membandel.
Tangan yang terhenti memegang benda yang jelas terasa tak familiar. Tangan lain mengendalikan membuatnya meremas lebih keras. Itu tebal, besar dan hangat. Terasa padat dan berurat.
"Sia.... Pa!! Hhh ahhh ahh hah Luffy.. Hentikan tunggu.. Aku baru saja keluar.." Tubuh yang menjadi lebih sensitif. Pinggul yang ditekan tubuhnya menghentak-hentak.
Penis tegak dibawah sana masuk dan keluar dengan seenaknya.
"Tidak.. Engh.. Heuk.. Hah.. Seben.. Anghhh... Umhhph.. Ah.. Cepat.. Terla.. Luhhh.. Cepat"
Tubuh Sanji naik dan turun, dan menimbulkan suara adu daging. Lubang holenya meremas sangat kencang. Masuk dan keluar temponya semakin cepat.
Tangan yang memegang penis ikut naik dan turun mengocok. Tangannya dipaksa meremas jadi saat ini dia sedang memuaskan dua penis tegak dengan ukuran tidak wajar.
"Berhenti.. Hh.. Heung.. Anehh.. Ini.. Anghh.. Janinku.. Luf.. Ha ha hah ah"
Tangan yang dingin menahan perut kandungan sepertinya itu sisa hati nurani.
"Apa kau menyukainya?" Tanya Luffy dan orang yang ditanya mengangguk.
Itu bukan pertanyaan untuk Sanji. Keringat membasahi Luffy, dia berantakan oleh stamina yang meluap keluar. Nafas yang berat dan erangan nikmat.
Luffy menyibak dahi Sanji yang tengah gila akan hentakan dari pinggul kuatnya. Posisi yang mempertahankan suara desahan manis agar lebih dekat dengan telinga.
"Erhh.. Lubangmu memang yang terbaik.. Ugh.. Ahh Sanji~"
"Luffy.. Ah ah ha eung itu membesar.. Ah sakit eugh hah ahhh sud.."
"Tidak! Sebentar tahan sebentar! Argh!"
"Cukup.. Aneh itu siapa.. Hah.. Luffy Luffy!!!!"
Hentak! Flop! Sangat keras.. Itu masuk sangat dalam dan menembus titik sensitifnya!
"ahhhh ahh.. Ahhhh Luffy~~~~~~~~~"
Semburan sperma putih memenuhi rahim, hangat dan penuh. "Ahh hahh hahh hahh" Sanji lemas mengatur nafas. Tangan itu lemas dan sperma lain sudah menyembur kearah wajah, wangi khas amis memenuhi indranya. Pusing..
Tangan itu dilepaskan, dengan sisa tenaga mengangkat borgol yang masih melingkar berat di kedua tangan.
Brug!
!!!
"Kau!"
Dengan perhitungan dan hanya dapat melihat rambut hitam di depan. Dia memukul orang didepan.
"AKU SEHARUSNYA TIDAK PERNAH MELAHIRKAN MU!"
berkata dengan tumpukan amarah, orang yang masih memiliki leher bengkok akibat hantaman besi borgol dikepala. Memegang rahang yang mengeras akibat emosi.
"Hahahaha..." Dia tertawa dengan gila. "yah papah ini aku *smirk"
"Sedikit kecewa karena kau cukup lama menyadari kehadiranku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Face (Luffy x Sanji) - END
Fanfictionlanjutan dari side story jiji ----- pria simple ceria yang sanji kenal berubah kejam bagaimana nasib sanji selanjutnya? ----- pict dari pinterest character milik oda sensei jiji minjem character kalo ooc maaf yah. disaranin baca dulu di side stor...
