Sanji ingat tubuh yang lengket oleh keringat dan beberapa cairan, kami yang sama sama sudah berantakan. Saling berpelukan dan merasakan kulit penempel dan panas.
"Tidurlah, kau pasti lelah Sanji. Saat kau bangun kita sudah akan sampai"
Mata yang hanya terbuka segaris melihat senyum dan menurut pasrah menjadikan dada sang suami bantal. Mempercayakan segalanya akan beres ketika membuka mata.
~~~
Aroma alam yang kental dominasi angin yang berhembus sejuk. Sanji bangun di kamar asing yang terbuka. Kamar ini jelas berada di sebuah vila.
Sanji duduk dan celingak-celinguk mencari seseorang. "Luffy...." Panggilnya.
Tak lama manusia yang dipanggil itu datang. "Hey selamat pagi.." Entah kenapa Sanji merasa senang. Lebih pada lega.
"Tidurmu nyenyak um? Apa ada tubuhmu yang sakit" Dia duduk di samping Sanji. Dan lengannya reflek menempel. Mengelus wajah Sanji.
Saling bertaut dan bergandengan di kasur. "Um hiks semua badanku sakit" Isak manjanya pada Luffy dia tidak benar-benar menangis hanya ingin menggoda Luffy sedikit.
"Ahaha.. Agh kau sangat menggemaskan" Luffy mengigit hidung Sanji yang runcing sempurna itu. Sanji mengerut dan mengeluh sakit tapi Luffy mengobati dengan membubuhkan ciuman.
"Sembuh.." Ucapnya dan Sanji tersenyum mengangguk.
"Baiklah aku puas dengan itu, tapi kau tau bagian tubuh bawahkulah yang paling sakit" Keluh Sanji.
"Aku akan pelan-pelan lain waktu"
"Um janji??"
"Janji.. Sanji, mereka akan membawakan sarapan.. Bagaimana jika sarapan di luar sambil melihat laut"
"Aku ikut apa katamu Luffy" Antusias Sanji.
"Ayo panggil aku dengan sapaanmu sebelumnya"
"Yang mana?" Sanji bingung gelalapan. "Memangnya aku mengatakan apa"
Luffy mendekatkan bibirnya pada telinga Sanji dia berbisik. "Kau mengatakan.. Ahh suamiku"
Sanji merinding mendengarnya dan wajahnya memerah. "Ti.. Tidak mungkin aku mengatakannya!"
"Kau mengatakannya.. Ayo katakan lagi! Lagi! Lagi!"
"Ahhh tidak mau, aku tidak ingat...."
"Baik aku lepaskan kau kali ini"
Sarapan di balkon luas yang terdapat kolam berenang dari atas dengan pemandangan laut. Duduk di kursi sambil merendamkan kaki di air. Airnya hangat dan nyaman. Luffy dan Sanji saling menyuapi menikmati sarapan pagi dengan cuaca cerah dan hangat mentari.
Setelah itu mereka mandi bersama, dalam kolam mandi yang besar. Airnya sengaja bukan air hangat tapi air jernih dari alam sangat dingin dan menyegarkan. Luffy menyiapkan sampo jeruk dan sabun susu yang seperti menjadi templat melekat dengan Sanji sekarang.
Gigit!
"Luffy geli..akhh~" Keluh Sanji saat sang suami main main didaerah sensitifnya.
"Kecuali kau memanggilku suami maka aku akan melepaskannya"
"Ahh .. Tidakk~~"
Tapi Luffy mendengar panggiilan yang diinginkan, dia memasang wajah menggoda berdosa sambil menjilati punting Sanji. Itu akhirnya bengkak dan berdenyut.
"Hah.. Hah.."
Saat memakai baju Sanji mengeluh "kenapa kau hanya melakukannya di satu sisi saja.. Kau sengaja yah" Dia cemberut merasakan gatal disalah satu puntinhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Face (Luffy x Sanji) - END
Fanfictionlanjutan dari side story jiji ----- pria simple ceria yang sanji kenal berubah kejam bagaimana nasib sanji selanjutnya? ----- pict dari pinterest character milik oda sensei jiji minjem character kalo ooc maaf yah. disaranin baca dulu di side stor...