*no sunting and last review*
Wajah yang nampak lebih dewasa dari ingatan terakhir, tapi memiliki getaran dingin yang sama. Menatap acuh, tidak ada hal yang paling ia benci dari wajah itu yang nampak dingin yang seolah tak melihatnya bernilai.
Dia bahkan sudah menundukan diri, tapi tak tergerak sedikitpun orang itu memaafkannya.
Luffy lupa dia orang keras kepala yang pernah ia temui selain dirinya sendiri. Maka...
Sudah beberapa hari berlalu tapi jiwanya masih mengingat hari dimana ia berharap Sanji nya kembali dengan hasil jelas kegagalan.
"Ayah" Lamunan penuh rasa sakit buyar dengan suara anaknya.
"Ya Miko" Luffy memperbaiki wibawanya. "Ada apa?" Tanya tanpa menoleh pada anaknya.
"Sekarang giliranku, membawa pulang dia"
"Bisakah kau berjanji menggunakan cara yang lebih baik.." Permintaan yang ambigu.
apa maksudnya dengan cara baik? Apa dengan cara yang ia lakukan sebelumnya? Atau cara lebih baik, terbaik untuk sampai bisa membuatnya kembali ke kediaman monkey d?.
Miko tersenyum, Luffy menarik nafas panjang seolah mengerti arti senyum pada garis wajah putranya.
"Caramu sudah gagal tentu aku tidak akan melakukannya" Jawab Miko sambil menatap ayahnya.
"Suka-sukamu" Kemungkinan lain mungkin akan dilakukan anak itu.
~~~
Hari ini Keluarga Riku pindah ke tempat yang lebih ramai, ibu kota dari provinsi kecil. Warga disini dikenal individualis dan meski mereka mungkin mengenal Sanji berkat kasusnya, mereka tidak akan peduli.
"Sanji jangan terlalu bekerja keras" Teriak kylos disusul tawa Rebecca. Saat menggoda Sanji yang juga sedang membereskan barang.
"Benarrrr haha"
"Jangan mengejek, aku juga pria" Pipinya mengembung dibalik kardus yang menutup tubuh sampai wajahnya.
Riku tersenyum hangat, dia berjalan dibantu violet menuju kamar pribadi barunya.
Untungnya Luffy tak jadi mengambil uang Sanji. Ia bisa memberikan hunian yang layak dan cukup nyaman bagi semua tanpa membuat tabungannya benar-benar ludes habis. Ia akan kembali mengumpulkan pundi untuk anaknya. Masih ada masa depan.
Rumah ini tidak besar untuk dikatakan mewah tapi juga tidak kumuh dan sempit untuk semua orang. Dengan halaman yang cukup bisa membuka cafe yang menyajikan sarapan, makan siang dan makan malam.
Bunyi notifikasi muncul dari ponsel.
Pesan
-Sanji.. Kau sedang apa?
-Apa sekarang pindahanmu sudah selesai?
-Kami akan kembali berkunjung maka tunggulah
-Miko dan aku ingin kembali memakan masakanmu tolong masak lebih banyak kau tau aku punya napsu makan yang besar.
-shishi.. Aku merindukanmu
Lu.. Luffy..
Sanji melempar ponselnya yang terus tanpa henti mengirimkan pesan.
Hentikan!!!
Bagaimana ia tau nomorku!!!?
Hentikan!!!
Hari menjelang sore di musim panas seseorang terkena demam.
"Sanji.." Violet memanggilnya lirih, sambil mengelap keringat dan mengganti kompres didahi yang panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Face (Luffy x Sanji) - END
Fanfictionlanjutan dari side story jiji ----- pria simple ceria yang sanji kenal berubah kejam bagaimana nasib sanji selanjutnya? ----- pict dari pinterest character milik oda sensei jiji minjem character kalo ooc maaf yah. disaranin baca dulu di side stor...
