"Kembalinya kesadaran Reyna, membawa kembali separuh jiwaku. Sungguh aku tak keberatan menghadapi ego dan keras kepalanya, asal dia bersamaku disertai kesadaran penuh."
∞Ziovan Albert Russell∞
*****
Happy reading guys...
***
Hampir tengah malam Reyna baru sadarkan diri dan selama itu Ziovan setia menemani di sisinya. Pria itu terus terjaga dengan harapan yang tak putus-putus, Reyna akan segera membuka matanya.Dan akhirnya saat itu tiba. Bersama pergerakan kecil jari Reyna dalam genggamannya, kelopak mata gadis itu mulai terbuka.
Senyum penuh syukur tercetak di bibir Ziovan dengan helaan napas lega. Pria itu langsung berdiri dan menangkup wajah Reyna. "Kau sadar, sayang."
Mencium kening Reyna dengan penuh rasa syukur, Ziovan seolah menumpahkan semua perasaannya dalam ciuman itu hingga lama tak berhenti sampai tarikan di ujung jaketnya membuatnya beranjak.
Ziovan meraih tangan Reyna yang tadi menarik ujung jaketnya dan menatap gadis itu lekat-lekat. "Apa sayang?"
Reyna hendak melepas alat bantu pernapasan dengan tangannya yang diinfus tapi Ziovan mencegahnya dan menggeleng. "Jangan sekarang, tunggu dokter memeriksa kondisimu dulu!"
Ziovan lantas menekan tombol di samping tempat tidur, memberi sinyal tenaga medis untuk datang. Karena larut dalam kelegaan, Ziovan tak langsung melakukannya tadi bahkan sempat tak terpikir olehnya.
"Sein Zustand ist stabil, es besteht kein Grund zur Sorge. Er braucht einfach viel Ruhe, besonders seine Beine," tutur dokter setelah memeriksa Reyna dan melepas alat bantu pernapasan.
Tak hanya Reyna yang kini bisa bernapas lega, Ziovan juga merasakan kelegaan saat mendengar kondisi Reyna yang membaik.
"Danke Doktor," ucap Ziovan sebelum dokter dan perawat pamit undur diri.
Duduk di ranjang di samping Reyna, Ziovan kembali menggenggam tangan gadis itu dan menciumnya. "Kau butuh sesuatu sayang?"
Reyna menggeleng pelan dan Ziovan mengedarkan pandangan menelusuri sekujur tubuh gadis itu. "Atau coba katakan di bagian mana yang masih sakit?"
"Apa masih dingin?"
"Kepalamu masih pusing atau___"
"Zio, aku sudah baik-baik saja," kata Reyna menghentikan Ziovan yang memberondongnya dengan berbagai pertanyaan, tanpa memberinya kesempatan untuk menjawab.
Namun itu tak mampu menghilangkan kecemasan di wajah Ziovan. "Tidak, kau butuh makan sekarang. Aku akan minta Henry membeli makanan sebelum kembali."
"Kau mau makan apa sayang?" Lanjut Ziovan dan sekali lagi mencium tangan Reyna dalam genggamannya.
Reyna tersenyum, mendapati nada bicara Ziovan yang seketika berubah. Dari tegas menjadi sangat lembut saat bertanya makanan apa yang ia mau. "Terserah kau,"
"Oke, tapi kau harus janji akan menghabiskannya nanti!" Ziovan kembali tegas, daripada sebuah permintaan itu lebih terasa seperti peringatan.
Reyna mengangguk patuh dan Ziovan mulai sibuk mengirim pesan pada Henry yang tadi pamit untuk mengambil barang yang tertinggal di Jungfraujooch dan dibawa turun oleh temannya.
Setelah selesai, yang dilakukan Ziovan hanya sibuk memandangi Reyna. Tangan gadis itu kembali dalam genggamannya, seolah ingin meyakinkan dirinya bahwa Reyna ada bersamanya, baik-baik saja dan dia tak akan kehilangan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny With You : After Married
RomancePart ke-2 dari story MDWY Kehidupan setelah pernikahan adalah babak baru dalam hidup yang jauh berbeda dari babak sebelumnya. Setiap hari menghabiskan waktu dengan orang yang sama, dengan kebiasaan baru, rutinitas baru, bahkan hal-hal mendasar tent...