"Kebenaran ini sungguh menyakitkan. Di hadapan dua pilihan sulit, aku tak berdaya. Keduanya membawaku pada lubang kehancuran. Bedanya hanya sekarang atau nanti, bersama luka yang tak lagi asing atau luka baru yang takkan sanggup kutanggung."
∞Ziovan Albert Russell∞
*****
Jangan lupa vote dan comment-nya guys, biar author tetap semangat lanjut dan bisa cepet up😍
Target kita kali ini, 27 vote dan 38 comment. Setelah memenuhi langsung auto di up. Jadi ayo tinggalin jejaknya yg banyak😄Happy reading guys....
***
Keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri, Ziovan mendapati Reyna tidur meringkuk di ranjang seperti bayi.Menghampiri Reyna, Ziovan tersenyum melihat gadis itu yang selalu terlihat damai saat terlelap. Dia mengusap rambut Reyna yang masih setengah basah. Pasti gadis itu langsung tertidur akibat kecapekan.
Reyna bergerak dalam tidurnya dan mengubah posisinya jadi terlentang. Ziovan tersenyum, lantas menarik selimut dan menyelimuti Reyna.
"Nice dream, sayang," ucap Ziovan dan mencium kening istrinya itu.
Tak langsung ikut tidur di samping Reyna, Ziovan duduk di pinggiran ranjang dan sibuk memperhatikan gadis itu dengan senyuman.
Perhatiannya teralihkan karena bunyi ponsel. Ziovan bergegas mengambil ponselnya di atas meja depan sofa, tak ingin bunyinya mengganggu tidur Reyna.
"Irene," Ziovan tersenyum dan menjawab panggilan itu. "Hai,"
"Van, apa sekarang kau bersama Reyna?" sergah Irene langsung.
"Ya, dia sedang tidur. Kenapa?"
"Ada sesuatu yang ingin kupastikan denganmu."
"Soal?" Ziovan akan duduk di sofa tapi tak jadi karena pertanyaan Irene. "Apa benar kau memiliki semacam trauma dengan mawar, durinya atau apalah itu yang berhubungan dengan taman mawar?"
"Siapa yang mengatakannya?" tanya balik Ziovan datar. Pandangannya tertuju pada Reyna yang terlelap.
"Reyna. Dia tadi tanya soal itu, katanya kau sampai tidak suka bunga mawar bahkan tersiksa saat mengunjungi taman mawar karena seseorang yang kau sayang pernah terluka karenanya."
Ziovan tertegun, mengetahui bahwa benar Reyna lah yang memberitahu Irene.
"Van, apa itu dia?" tebak Irene yang membuat Ziovan terpaku di tempat, susah payah pria itu menelan saliva nya sendiri.
"Orang yang kau sayang, yang jadi penyebab traumamu akan mawar, itu dia kan?" lanjut Irene saat Ziovan tak juga menjawab.
"Ya, itu dia. Aku tahu semuanya saat di taman mawar," jelas Ziovan dengan menekan rasa sesak di dadanya.
Di seberang, Irene tertegun mendengar kepastian itu. Sudah ia duga, Clara orangnya. Wanita b**ch itu telah mengkhianati dan mematahkan hati Ziovan sedemikian rupa. Dia tahu bagaimana kacaunya Ziovan saat itu hingga jauh-jauh mengasingkan diri ke London.
Untung saja kehadiran Fynn saat itu sedikit banyak bisa mengalihkan perhatian Ziovan walau untuk sesaat hingga pria itu rajin mengunjungi Fynn setiap harinya.
Saat itu Ziovan terasa seperti orang lain, begitu tertutup dan tak terjangkau. Hanya saat bersama Fynn lah Ziovan bisa tertawa dan jadi dirinya sendiri.
"Oh astaga... kenapa kau tidak cerita, Van?"
"Apa kau memberitahu Reyna?" selidik Ziovan was-was, sungguh dia tak ingin Reyna tahu tentang wanita itu. Setidaknya untuk sekarang, dia tidak ingin itu terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny With You : After Married
RomancePart ke-2 dari story MDWY Kehidupan setelah pernikahan adalah babak baru dalam hidup yang jauh berbeda dari babak sebelumnya. Setiap hari menghabiskan waktu dengan orang yang sama, dengan kebiasaan baru, rutinitas baru, bahkan hal-hal mendasar tent...