"Segala yang bisa dilakukan Ziovan untukku, begitu manis dan luar biasa. Bukan hanya bersama merajut impian-impian indah menembus ruang waktu, mengukir cerita-cerita bahagia di masa depan berlatar kecantikan lembah Lauterbrunnen. Lebih dari itu aku yakin, andai saja bisa Ziovan membawa surga, pasti akan ia bentangkan langsung di hadapanku."
∞Reyna Stephanie Russell∞
*****
Jangan lupa vote dan comment-nya guys, biar author tetap semangat lanjut dan bisa cepet up😍
Happy reading guys...
***
"Pilih sesukamu, sayang!" kata Ziovan tepat di telinga Reyna saat mereka masuk butik."Kenapa tidak kau saja?" balas Reyna masih kesal sekaligus enggan.
"Bukan aku yang sedang belanja," jawab Ziovan santai hingga Reyna berdecak kesal dan berlalu pergi, mulai melihat-lihat.
Tersenyum sambil menggeleng, Ziovan tak pernah habis pikir kenapa Reyna seolah tak suka dengan yang namanya shopping? Beda jauh dari wanita lain yang malah antusias bahkan kegirangan hingga kalap saat ada yang membayar belanjaan mereka.
"Itu bagus," komentar Ziovan saat Reyna mengambil jaket musim dingin berbulu.
Tapi sedetik kemudian Reyna mengembalikannya dan beranjak melihat-lihat yang lain.
Dengan setia Ziovan mengikuti pergerakan Reyna dan sesekali berkomentar. Selebihnya dia hanya tersenyum saat berulang kali Reyna mengembalikan baju yang sempat diambil.
Baru terhitung 2 baju hangat pilihan Reyna yang dibawa Ziovan. Dan bertambah 1 saat gadis itu memilih jaket musim dingin lalu menyerahkannya pada Ziovan yang menerimanya dengan senang hati.
"Kau menikmatinya, bukan?" tuduh Reyna dan Ziovan tersenyum lebar.
"Tentu saja. Setelah sekian lama menunggu, akhirnya aku dapat kesempatan menemanimu shopping dan membawa barang belanjaanmu yang tak hanya 1 pastinya."
Reyna memutar matanya malas saat Ziovan masih ingat tentang shopping di Milan dan hanya sepasang sepatu yang ia beli.
"Ohh astaga... kau sangat aneh," ungkap Reyna, tak habis pikir kenapa Ziovan malah senang menemaninya shopping di saat pria lain akan bosan bahkan enggan menemani pasangannya.
"Tak lebih darimu," balas Ziovan hingga Reyna melotot tapi dia menanggapinya dengan santai. "Siapa suruh tidak suka shopping di saat yang lain menggilai hal itu?"
"Aku hanya tidak ingin menghamburkan uang untuk sesuatu yang sebenarnya tidak perlu. Dan lagi, aku sudah cukup puas dengan semua barangku. Mom dan Dad sudah sangat memanjakanku."
"Tunggu! Apa kau mau bilang jika kau tidak butuh apapun lagi dariku dan aku tidak boleh memanjakanmu?" selidik Ziovan dan Reyna hanya diam.
"Kau sadar Rey, itu sama saja dengan kau tidak mengizinkanku untuk memenuhi tanggung jawabku sebagai suamimu?" sergah Ziovan mulai terpancing emosi.
"Kau tahu bukan itu maksudku," balas Reyna dengan tenang dan menyentuh lengan Ziovan. "Aku tidak suka sesuatu yang berlebihan, Zio."
"Dan ini jelas tidak berlebihan, kau akan membutuhkannya setelah ini."
Reyna menghela napas, sadar ucapan Ziovan tidaklah salah. "Oke, tapi jangan lagi bilang kau tidak memanjakanku! Karena dengan membawaku ke tempat-tempat indah itu, sudah jelas kau sangat memanjakanku."
Ziovan tersenyum puas. "Oke, akan kuingat itu."
Setelah sedikit beradu argument dengan Ziovan, Reyna kembali melihat-lihat pakaian yang ada. Kali ini tak lagi dengan setengah hati karena sadar dia membutuhkannya saat di Jungfraujoch dan itu harus sesuai.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny With You : After Married
RomancePart ke-2 dari story MDWY Kehidupan setelah pernikahan adalah babak baru dalam hidup yang jauh berbeda dari babak sebelumnya. Setiap hari menghabiskan waktu dengan orang yang sama, dengan kebiasaan baru, rutinitas baru, bahkan hal-hal mendasar tent...