Chapter 36 - A Reality I Realized Too Late

693 54 46
                                    

"Kenyataan yang terlambat kusadari, akan selalu membawa penyesalan meski jutaan kali kata maaf terucap dan ribuan kali penebusan dilakukan tak akan mampu menghilangkan sesal itu."

∞Ziovan Albert Russell∞

*****

Jangan lupa vote dan comment-nya guys, biar author tetap semangat lanjut dan bisa cepet up😍
Target kita kali ini, 27 vote dan 38 comment. Setelah memenuhi langsung auto di up. Jadi ayo tinggalin jejaknya yg banyak😄

Happy reading guys....

***
Ziovan dan Reyna kembali ke Roma dengan kereta. Meski harus berkendara ke Salerno untuk sampai stasiun, tapi itu lebih baik daripada berkendara berjam-jam menuju Roma dengan rute yang pasti jauh lebih sulit di malam hari.

Kereta yang mereka naiki cukup lenggang dengan kursi yang terisi tak lebih dari setengahnya. Duduk saling berhadapan, sesekali Ziovan mendapati senyum di bibir Reyna. Entah apa yang dipikirkan gadis itu sambil melihat ke luar jendela.

Ziovan tersenyum saat untuk kesekian kalinya mendapati Reyna yang melamun dengan senyuman di bibirnya. "Hey, apa yang kau pikirkan?"

Tersadar, senyum Reyna masih ada saat melihat Ziovan. "Zio, bukankah Fynn terlihat sangat menggemaskan tadi?" katanya antusias.

Bayangan Fynn yang tak henti bertingkah menggemaskan saat makan malam tadi, selalu terngiang di pikirannya. Sungguh, Reyna sudah jatuh hati pada Fynn. Apalagi bocah itu juga tak ingin jauh-jauh darinya bahkan sempat menahannya pergi tadi.

Ziovan tersenyum dan mengangguk setuju. Mengulurkan tangannya pada Reyna, meminta gadis itu untuk pindah ke sampingnya.

Menyambut tangan Ziovan, Reyna pindah duduk di samping Ziovan yang langsung membawanya dalam lingkup lengan pria itu. Reyna menyandarkan kepalanya di pundak Ziovan, satu tangannya dalam genggaman suaminya itu.

Ziovan mendaratkan ciumannya di puncak kepala Reyna. "Maaf,"

Reyna mengernyitkan dahi, bingung kenapa Ziovan minta maaf. Tapi ia enggan beranjak dari kenyamanan pundak Ziovan. "Untuk apa?"

"Maaf aku terlambat menyadari kenyataan itu." Suara Ziovan sarat akan penyesalan.

Refleks Reyna mengangkat kepalanya dan menatap pria itu penuh selidik. "Ke-nyataan yang mana?" tanya Reyna terbata, was-was jika dugaannya benar.

"Kesalahpahaman tadi, pasti aku sudah sangat menyakitimu." Dan benar saja, kenyataan yang dimaksud Ziovan memang itu.

Reyna masih menatap Ziovan tak percaya hingga Ziovan menangkup wajahnya. Pria itu mengelus pelan pipinya dan menatapnya sendu. "Berapa banyak kau menangis, sayang?"

"Zio, kau tahu itu?"

Ziovan hanya mengangguk pelan, sibuk memperhatikan wajah Reyna dengan tatapan sendu. Mengelus pipi gadis itu yang pasti tadi dipenuhi lumeran air mata karenanya.

"Kapan?" Reyna memegang tangan Ziovan yang menghentikan pria itu mengelus pipinya, tapi tidak menyingkirkannya dari sana.

"Saat Freddy minta Fynn untuk mulai memanggilku uncle."

Sejenak Reyna menutup matanya. Kukira semua sudah selesai saat aku minta mbak Irene untuk tidak memberitahu Zio. Tapi ternyata, jauh sebelum itu dia sudah menyadari kenyataannya.

"Saat itu aku baru sadar akan panggilan Fynn padaku. Dan jelas itu sudah sangat terlambat."

Reyna kembali membuka mata, mendapati Ziovan yang menatapnya lekat dengan tatapan penuh sesal.

My Destiny With You : After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang