Chapter 72 - Future Discussion

76 7 12
                                    

"Masa depan itu selayaknya mimpi yang tetap akan jadi misteri selama kita belum tidur/menjalaninya. Tapi sepertinya tak apa jika merajut impian masa depan dengan membahasnya dalam diskusi."

Ziovan Albert Russell∞

*****

Happy reading guys...

***
Tidur Reyna terganggu akibat ciuman di pipinya. Seketika Reyna terjaga dan tepat di saat itu, satu ciuman kembali mendarat di pipinya.

"Zio?" Pekik Reyna refleks bangun dan beringsut menjauh dari Ziovan yang jaraknya begitu dekat dengannya.

"Kamu ngapain di sini?" sergah Reyna, matanya penuh antisipasi menatap Ziovan.

Sementara Ziovan terbengong, mendapati pertanyaan dan tingkah aneh istrinya.

"Bagaimana kalo mom dan dad lihat kamu di sini? Apa yang akan mereka pikirkan? Kita belum nikah, jadi jangan macam-macam!" Cecar Reyna.

Pletakk... Ziovan menjitak dahi Reyna. "Bercanda-nya nggak lucu sayang."

"Hah?" gumam Reyna kehilangan orientasi. Siapa juga yang bercanda?

Sejenak Ziovan terdiam menatap Reyna. "Kamu beneran lupa kalo kita udah nikah?" tanyanya hati-hati.

Masa' sih istrinya lupa atau jangan-jangan amnesia? Perasaan semalam tidak terjadi apa-apa, kepalanya juga tidak terbentur? Ya kali amnesia?

Refleks Reyna menepuk jidatnya sendiri, setelah kesadarannya terkumpul dan ingat akan fakta itu. Dia lantas nyengir kuda. "Lupa."

Ziovan geleng-geleng sambil berdecak. "Ckck... bisa-bisanya ya? Udah telat tahu, sayang," katanya sambil mengacak pelan rambut Reyna.

"Hah telat?"

"Iya lah telat. Udah dari kapan kita nikah bahkan sekarang lagi honeymoon. Dan bisa-bisanya baru sekarang kamu bertingkah kayak gitu."

"Harusnya di pagi pertama kita setelah menikah gitu kan masuk akal, kamu kaget dan nggak ingat kalo kita udah nikah karena belum terbiasa," jelas Ziovan lebih lanjut.

"Hehe... ya maaf," ucap Reyna sambil memainkan jari jemarinya.

"Lagian, habis mimpi itu terus bangun-bangun lihat kamu deket banget, pake acara cium lagi jadi-"

"Habis mimpi apa?" kejar Ziovan.

"Mimpi kamu lagi nerobos ke kamarku di malam pingitan."

"Oh..." Ziovan manggut-manggut, pantas saja. Senyum pun turut hadir di bibirnya, senang akan fakta dia ada dalam mimpi Reyna.

"Jadinya wajar kan kalo reaksiku tadi gitu gegara masih kebawa mimpi dan belum sadar sepenuhnya?" Lanjut Reyna mencari pembenaran atas tingkahnya tadi.

"Iya sih, bisa dimaafin lah."

"Eh tapi ngomong-ngomong. Di mimpi itu aku lagi peluk kamu atau kita lagi pelukan seperti waktu itu?" Lanjut Ziovan sambil tersenyum menggoda.

Seketika Reyna ingat mimpi itu, bahkan sangat jelas. Ziovan memeluknya dari belakang seperti kenyataan yang terjadi di balkon malam itu. Pria itu mencium pipinya, rasanya terasa nyata.

My Destiny With You : After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang