"Bagaimanapun akhirnya nanti, meski seburuk apapun itu pasti akan menemui titik terangnya masing-masing."
∞Reyna Stephanie Russell∞
*****
Jangan lupa vote dan comment-nya guys, biar author tetap semangat lanjut dan bisa cepet up😍
Target kita kali ini, 26 vote dan 35 comment. Setelah memenuhi langsung auto di up. Jadi ayo tinggalin jejaknya yg banyak😄Happy reading guys....
***
Mendapati Ziovan tengah tertawa lepas bersama Irene dan putra mereka. Pria itu terlihat amat bahagia. Bahkan Reyna tak yakin apa Ziovan pernah tertawa lepas dan sebahagia itu saat bersamanya.Entah kenapa meski ingin, dia tak bisa mengalihkan pandangan dari pemandangan yang membuatnya sakit itu. Dan entah bagaimana setelah itu pandangan Ziovan tak sengaja bertemu dengannya.
Seketika pria itu berhenti tertawa, melihatnya dengan pandangan yang sulit diartikan hingga beranjak berdiri dan pergi tanpa mengatakan apapun pada Irene.
Jantung Reyna seakan mau berhenti saat sadar Ziovan menuju ke tempatnya. Reyna memaksakan kakinya menuruni undakan tangga yang tersisa saat Ziovan bergegas menaiki sedikit anak tangga yang tadi mereka lewati untuk ke taman itu.
Dengan setengah berlari, sepersekian detik saja Ziovan sudah berhadapan dengan Reyna dan memegang kedua lengannya. "Hey, kau kemana saja?"
Reyna bergeming, dia menatap wajah Ziovan dengan segala perasaan campur aduknya. Semua pertanyaan yang telah ia susun untuk ditanyakan pada Ziovan menjadi amat berantakan di kepalanya.
Jangankan untuk menghadapi Ziovan dengan tegar, Reyna bahkan tak bisa menyembunyikan perasaannya. Rasanya dia ingin menangis saja.
Tak mendapat jawaban Reyna bahkan respon gadis itu, membuat Ziovan khawatir. "Rey, kau baik-baik saja?" tanya Ziovan sambil menatap lekat-lekat wajah Reyna yang sedikit pucat.
Entah kekuatan dari mana, Reyna bisa mengangguk pelan sebelum dikejutkan dengan Ziovan yang membawanya ke dalam pelukan.
"Jangan jauh-jauh dariku tanpa mengatakan apapun." Ziovan menenggelamkan wajahnya di rambut Reyna, menghirup aroma gadisnya dalam-dalam.
Pertahanan diri Reyna luruh, setetes air matanya jatuh membasahi kemeja Ziovan, gadis itu menangis dalam diam dengan segala perasaan yang berkecamuk di dadanya.
Ziovan semakin merengkuh Reyna ke dalam pelukannya. Sungguh dia tidak bisa lama-lama jauh dari gadis itu. Dia tadi sudah ingin menyusul Reyna yang lama sekali di toilet tapi Fynn terus-terusan menahannya hingga dia tak bisa pergi.
Perasaan Reyna sungguh campur aduk, dalam pelukan Ziovan dia merasakan kenyamanan dan perlindungan yang ia butuhkan tapi sayangnya pria itu juga lah yang menjadi alasan air matanya tak mau berhenti mengalir sampai sekarang.
"Freddy," Reyna segera menyeka air matanya saat Ziovan mengurai pelukannya. Pria itu menatap lurus ke depan hingga tak tahu Reyna tengah menghapus sisa-sisa air matanya.
"Hai, Van," Freddy tersenyum dan mengambil satu langkah, memeluk sekilas Ziovan.
"Kalian?" ucap Reyna tanpa sadar. Menatap Ziovan dan Freddy bergantian. Bagaimana mungkin?
"Zio, kau mengenal kak Freddy?"
"Kak Freddy?" Ziovan mengernyitkan dahi. "Kau mengenalnya, Rey?" selidiknya dan beralih pada Freddy saat Reyna tak menjawab. "Fred?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny With You : After Married
RomancePart ke-2 dari story MDWY Kehidupan setelah pernikahan adalah babak baru dalam hidup yang jauh berbeda dari babak sebelumnya. Setiap hari menghabiskan waktu dengan orang yang sama, dengan kebiasaan baru, rutinitas baru, bahkan hal-hal mendasar tent...