"Dia begitu antusias hari ini. Baik itu mengenai diriku ataupun tempat yang kami datangi. Tapi satu hal yang tak bisa kusangkal, aku suka melihatnya seperti itu."
∞Ziovan Albert Russell∞
*****
Happy reading guys....
***
"Kau tahu, dia benar-benar sangat cantik," kata Ziovan dengan kegembiraan yang sama, akhirnya tersadar dan menoleh pada Reyna.Kegembiraan Ziovan perlahan pudar, tak kala mendapati Reyna hanya diam dengan pandangan kosong seperti telah terjadi sesuatu pada gadis itu. Tapi Ziovan cukup pintar untuk tahu apa yang terjadi.
Ziovan mencolek dagu Reyna dengan jari telunjuk hingga gadis itu tersadar. "Hey, tenang saja! Kau juga tak kalah cantik darinya."
"Oh... ayolah!" Reyna tersenyum sambil memutar matanya seolah malas.
Ziovan masih bertahan dengan senyumnya. Bahkan dia mulai memainkan alisnya naik turun, lengkap dengan senyuman menggoda pada Reyna.
Reyna tak bisa menahan senyum melihat itu dan menggeleng, membiarkan saja Ziovan dengan anggapannya. Meski sungguh, dia tak ada masalah jika gadis itu lebih cantik darinya.
"Siapa namanya?"
"Irene," jawab Ziovan kelewat cepat dan Reyna kembali melihat kegembiraan itu di mata Ziovan. "Irene Ziegler."
Lagi-lagi Reyna merasa ada sesuatu yang salah dalam dirinya, tapi dia berusaha menyembunyikannya dan bersikap seolah biasa saja.
"Apa sekarang kau tidak punya penyesalan sedikitpun, Zio?" tanya Reyna hati-hati dan Ziovan menatapnya tak mengerti.
"Maksudku, hubungan kalian berakhir dan kau sudah melepas impianmu begitu saja demi dia. Apa kau tidak menyesalinya?"
"Tidak, tidak ada alasan untukku menyesal," jawab Ziovan santai. "Memangnya kenapa jika hubungan kami berakhir? Toh hanya impianku yang tidak jadi nyata dan aku tak pernah melepas kesenangan dari impianku itu."
"Maksudmu?"
"Aku memang tidak jadi pilot seperti cita-citaku. Tapi kapanpun aku mau, aku masih bisa menerbangkannya. Pesawat, helikopter, apapun yang aku mau."
"Lagian apa enaknya bekerja untuk maskapai penerbangan dengan segala aturan, jam terbang dan lain sebagainya?"
"Huhh... dulu aku tidak memikirkannya. Tapi setelah semua itu, aku sadar hal terbaik dari cita-citaku adalah bisa terbang dengan kebebasan penuh."
Reyna menompang dagunya dengan tangan dan menjadikan dirinya sebagai pendengar yang baik untuk Ziovan. Entah kemana perginya sesuatu yang sempat terasa ada yang salah dalam dirinya tadi. Karena yang terasa jelas baginya sekarang, dia begitu kagum pada Ziovan.
"Kau tahu, setelah hubunganku dengannya berakhir, aku kembali mengejar lisensi lanjutan CPR, IR. Dan dengan memiliki semua itu, aku tidak berminat bergabung dengan maskapai penerbangan manapun," pungkas Ziovan dan tersenyum konyol.
"Wow...." Dan akhirnya Reyna tak bisa menyembunyikan rasa kagumnya.
Satu hal yang mulai Reyna sadari adalah Ziovan memang melepas impiannya menjadi pilot, tapi itu bukan semata-mata karena dia menyerah pada impiannya dan kalah dari cintanya melainkan karena dia hanya ingin menjaga perasaan pasangannya. Dan itu jalan terbaiknya, ketidak-egoisan dalam hubungan.
Hanya saja Reyna sedikit tak sependapat dengan satu hal. Dia sangat tahu banyaknya biaya yang harus dikeluarkan untuk bisa mendapatkan berbagai lisensi itu, meski Ziovan lebih dari kata mampu tapi tetap saja akan terasa sangat sia-sia saat tidak digunakan dengan seharusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny With You : After Married
RomantizmPart ke-2 dari story MDWY Kehidupan setelah pernikahan adalah babak baru dalam hidup yang jauh berbeda dari babak sebelumnya. Setiap hari menghabiskan waktu dengan orang yang sama, dengan kebiasaan baru, rutinitas baru, bahkan hal-hal mendasar tent...