Chapter 39 - The Sweetness Of Flying Together

981 54 69
                                    

"Terbang dengan paraglider tak pernah jadi semenyenangkan ini terkecuali saat terbang bersamanya."

Ziovan Albert Russell

*****

Jangan lupa vote dan comment-nya guys, biar author tetap semangat lanjut dan bisa cepet up😍
Target kita kali ini, 29 vote dan 38 comment. Setelah memenuhi langsung auto di up. Jadi ayo tinggalin jejaknya yg banyak😄

Happy reading guys...

***
Mereka baru selesai breakfast tapi Ziovan sudah menguap beberapa kali. Di depannya Reyna masih asik minum jus jeruk yang masih tersisa setengah.

Beranjak berdiri, Ziovan meraih tangan Reyna dan mengajaknya pergi. "Hey, mau kemana?"

Dan ternyata Ziovan membawa Reyna ke sisi lain private jet. Di sana terdapat sofa yang cukup panjang dan Ziovan mengajak Reyna duduk.

"Kau keberatan jika aku tidur sebentar?" tanya Ziovan dan dibalas gelengan Reyna.

Dia lantas bergeser dan menjatuhkan kepalanya di pangkuan Reyna. Tak ada protes dari gadis itu bahkan saat Ziovan menggenggam satu tangan Reyna di atas tubuhnya.

"Jangan lepaskan genggamanku!" pinta Ziovan dan rasa kantuk itu kembali menyerangnya. Dia sempat melihat Reyna mengangguk sebelum matanya terpejam.

Samar, Ziovan merasakan Reyna mengelus pelan rambutnya hingga membuatnya semakin terbuai dalam tidurnya. Hanya satu harapan Ziovan, dia tak ingin lagi bermimpi buruk. Entah itu tentang Reyna atau wanita itu.

Lama Reyna mengelus pelan rambut Ziovan hingga napas Ziovan terdengar teratur dalam tidurnya dan Reyna tersenyum untuk itu.

Reyna lantas membungkuk dan mengecup sekilas kening pria itu. "Nice dream, Zio."

Entah mimpi atau nyata, Ziovan sempat merasakan Reyna mengecup keningnya bahkan mengatakan nice dream. Namun terlepas dari itu nyata atau hanya mimpi, Ziovan sangat bersyukur berkat itu dia tak mengalami mimpi buruk sampai Reyna membangunkannya.

"Zio, bangun! 5 menit lagi kita akan landing." Reyna menepuk pelan pipi pria itu hingga Ziovan membuka matanya.

Dia mulai tak yakin Ziovan hanya terjaga 1 jam sebelum ia bangun tadi pagi. Karena nyatanya Ziovan tidur begitu lelap seperti orang yang kekurangan tidur. Bahkan tidur yang katanya sebentar, hampir selama perjalanan Ziovan tidur.

"Hey, 5 menit lagi kita akan landing," kata Reyna saat Ziovan belum juga bangun dari pangkuannya.

Berhasil mengumpulkan nyawanya, Ziovan malah menatap Reyna. Tertegun dengan ucapan gadis itu. Berarti sudah 1 jam lebih dia tidur di pangkuan Reyna dan membiarkan gadis itu bosan selama perjalanan.

Ziovan bergegas bangun. "Maaf, aku sudah tidur terlalu lama. Kakimu pasti-"

"Tidak, aku baik-baik saja," sela Reyna dan beranjak berdiri, mengajak Ziovan kembali ke kursi mereka.

Setelah pesawat berhasil mendarat, Reyna melepas sabuk pengamannya dan bersiap turun. Baru saja Reyna berdiri, tapi dia sudah memekik kaget karena Ziovan yang mengangkat tubuhnya dan menggendongnya ala bridal style.

"Zio, apa yang kau lakukan? Sungguh kakiku baik-baik saja," kata Reyna agar Ziovan segera menurunkannya.

"Anggap ini permintaan maafku karena lama tidur di pangkuanmu."

Reyna menggeleng, dia sungguh tak ingin Ziovan membawanya melewati bandara yang ramai dan jadi pusat perhatian seperti saat di Singapura. "Tapi_"

"Tenang saja sayang. Kita tidak akan masuk bandara, Henry pasti sudah di luar private jet dengan mobil."

My Destiny With You : After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang