"Setelah rencana dan permainan emosi yang dia lakukan padaku, sebuah kejutan tak terduga ternyata telah siap menantiku di depan sana, alasan mendasar dari terjadinya semua ini."
∞Reyna Stephanie Russell∞
*****
Happy reading guys....
***
"Apa kau sudah memaafkanku?" Ziovan masih merengkuh tubuh Reyna dalam pelukannya.Senyumnya tidak pudar sedikitpun sejak Reyna bilang dia telah membuat gadis itu khawatir setengah mati. Kenyataan itu membuat Ziovan senang dengan kepeduliaan Reyna padanya.
"Menurutmu?" tanya balik Reyna.
Meski itu bukan jawaban dan Reyna tak juga membalas pelukannya, tapi Ziovan tahu gadis itu telah memaafkannya.
"Apa kau tidak akan membalas pelukanku sekarang?" Goda Ziovan dengan senyuman yang masih bertengger di bibirnya.
"Lebih dari itu, aku ingin memukulmu sekali lagi," jawab Reyna dengan nada kesal yang malah membuat senyuman Ziovan semakin lebar.
"Tapi kau tidak bisa melakukannya," balas Ziovan santai.
"Karena itu akan menyakitiku." Ziovan menurunkan nada bicaranya. Tapi itu tak mengurangi kegembiraan yang terdengar jelas dalam suaranya. "Dan kau jelas tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk padaku."
Menyadari kebenaran itu, Reyna mulai mencak-mencak dalam pelukan Ziovan, seolah ingin memberontak dan melepaskan diri tanpa mendorong pria itu.
Namun dengan tenang Ziovan malah mengeratkan pelukan sepihaknya, memastikan gadis itu tidak akan hilang dari pelukannya.
Hingga akhirnya Reyna berhenti, gadis itu mengulurkan tangannya membalas pelukan Ziovan dan mulai merengek. "Kau membuatku takut dan khawatir setengah mati,"
Ziovan tak bisa mencegah senyumnya bertambah lebar, bahkan tak bisa mencegah dirinya untuk tidak merengkuh lebih dekat tubuh Reyna yang begitu pas dalam pelukannya itu, seolah gadis itu diciptakan hanya untuknya.
Tak kalah dari Ziovan, Reyna mengeratkan pegangan tangannya di pundak Ziovan, seolah gadis itu juga tidak ingin kehilangan Ziovan dalam pelukannya.
Dan hal itu memang benar. Pelukan ini, Reyna menginginkannya baik kini maupun tadi. Saat Ziovan tak ada bersamanya dan kekhawatiran menyelimutinya, dia ingin Ziovan ada dalam pelukannya dan memeluknya seperti ini.
"Jangan pernah melakukannya lagi!" pinta Reyna setengah merengek, air mata menggenang di pelupuk matanya saat kilasan kekhawatirannya tadi masih membekas dalam ingatan.
"Tidak akan pernah kulakukan lagi," balas Ziovan pasti sambil mengelus rambut Reyna dengan satu tangannya, memberikan ketenangan pada gadis itu.
"Kau janji?"
Ziovan langsung mengangguk. "Ya," Dan bersama dengan itu air mata Reyna akhirnya jatuh.
"Yang menjadi alasan air matamu, aku tidak akan melakukannya lagi," Yakin Ziovan seperti sebuah janji. Satu tangannya yang tadi mengelus rambut Reyna, kini kembali merengkuh gadis itu semakin masuk ke dalam pelukannya.
Reyna menenggelamkan wajahnya di pundak Ziovan, menikmati kenyamanan dalam pelukan suaminya itu sebanyak yang bisa ia rasakan.
Sampai dengan... "Eheeemmm... Ehemmm...." Suara deheman yang terdengar bersahut-sahutan membuat mereka tersadar.
Reyna langsung menurunkan tangannya yang memeluk pundak Ziovan. Sedangkan Ziovan yang enggan melepas pelukannya, terpaksa melepaskan Reyna dan membiarkan gadis itu membuat jarak.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny With You : After Married
RomancePart ke-2 dari story MDWY Kehidupan setelah pernikahan adalah babak baru dalam hidup yang jauh berbeda dari babak sebelumnya. Setiap hari menghabiskan waktu dengan orang yang sama, dengan kebiasaan baru, rutinitas baru, bahkan hal-hal mendasar tent...