Happy reading guys....
***
Hari ini langit begitu cerah dengan kumpulan awan putih bagaikan permen kapas, tersebar memenuhi birunya langit yang seakan tiada berujung.Sinar matahari beranjak naik, mengintip malu-malu di balik putihnya awan. Membuat kegiatan di luar ruangan jadi menyenangkan karena tak harus terpapar sinar matahari yang menyengat.
Itulah yang dirasakan 2 wanita beda usia di taman bunga. Mereka menyiram semua tumbuhan lalu memetik bunga yang tengah bermekaran dengan indah. Tak jarang mereka bercanda tawa.
Angin bertiup tenang pagi itu. Meski begitu, hembusannya masih mampu mempermainkan rambut wanita muda yang tergerai.
Gadis itu terlihat mempesona dengan rambut dipermainkan angin dan senyum menghiasi bibirnya yang terbingkai wajah cantiknya.
Gadis itu terus tersenyum bahkan beberapa kali tertawa mendengar cerita mertuanya tentang segala hal mengenai putra semata wayangnya. Seolah wanita yang masih terlihat cantik di usia paruh baya itu, tak pernah kehabisan cerita tentangnya.
Kenakalan, kekonyolan, prestasi bahkan apa saja yang membuat pria yang sekarang jadi suami gadis itu bisa senang dan menangis di waktu kecil, tak luput diceritakannya.
Mertuanya masih antusias bercerita, tapi Reyna tak lagi mendengarnya dengan baik karena pikirannya tertuju pada hal lain yang tak kalah membawa senyuman lebih di bibir gadis itu.
Ingatan Reyna tertuju pada saat Melly mengajaknya untuk menyiram bunga. Waktu itu dia bersama suaminya, menaiki undakan anak tangga menuju kamar mereka setelah sarapan.
Tanpa pikir panjang, Reyna langsung mengiyakan dengan senang hati. Dia akan menyusul mertuanya ke taman, tapi langkahnya terhenti saat teringat Ziovan yang tadi bersamanya.
Flashback
Reyna sedikit heran saat Ziovan tidak mengatakan apapun untuk mencegahnya, padahal dia tahu suaminya itu tak bisa berpisah barang sebentar saja darinya.
Jadi mungkin pria itu akan ikut, makanya tidak berniat menahannya. Dengan pemikiran itu, Reyna menoleh dan terheran mendapati Ziovan bergeming di tempatnya. "Kau tidak mau ikut?"
"Kemana? Ke taman?" tanya Ziovan yang dibalas anggukan Reyna.
"Dan menyiram bunga?"
Lagi-lagi Reyna mengangguk, kali ini dengan senyuman. "Kau mau ikut?"
"Tidak," jawab Ziovan cepat.
"Kenapa? Bukannya kau-" sergah Reyna seketika berhenti karena Ziovan yang berada satu undakan tangga di atasnya, tiba-tiba setengah membungkuk hingga wajah mereka sejajar dan begitu dekat.
"Aku memang tidak lagi terpengaruh dengan taman itu. Tapi untuk pergi ke sana dan menyiram bunga bersama kalian, akan lebih baik jika kau saja, sayang!"
"Kenapa begitu?" Kejar Reyna dengan keingintahuan penuh, membalas tatapan Ziovan yang belum kembali menegakkan badan.
"Karena... suamimu ini masih ingin jadi CEO di perusahaannya," jawab Ziovan yang membawa kernyitan di dahi Reyna, bingung dengan jawaban Ziovan yang tidak nyambung.
Ziovan tersenyum kecil mendapati kebingungan Reyna. Gadis itu hendak protes tapi Ziovan telah mendahuluinya.
"Dan tidak ada niatan untuk jadi tukang kebun dalam waktu dekat!" lanjut Ziovan riang dan mencubit gemas hidung Reyna dengan senyum puas yang berubah jadi tawa saat pria itu kembali menaiki undakan tangga, secepat kilat menjauhi Reyna.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny With You : After Married
Любовные романыPart ke-2 dari story MDWY Kehidupan setelah pernikahan adalah babak baru dalam hidup yang jauh berbeda dari babak sebelumnya. Setiap hari menghabiskan waktu dengan orang yang sama, dengan kebiasaan baru, rutinitas baru, bahkan hal-hal mendasar tent...