"Ucapan selamat di hari-hari spesial itu penting, menjadikan hari itu terasa istimewa. Tapi satu-satunya orang yang kuharap akan mengatakannya, dia malah tidak tahu. Pupus sudah harapanku, namun setidaknya masih ada hal yang patut disyukuri. Itupun jauh lebih berharga dan istimewa. Karena dia ada di sini, menghabiskan sepanjang hari bersamaku."
∞Ziovan Albert Russell∞
*****
Happy reading guys...
***
Ahh... dia pasti nggak tahu. Dalam hati Ziovan mentertawakan dirinya yang bisa-bisanya berharap Reyna tahu soal ulang tahunnya lalu mengucapkan selamat.Toh dari mana gadis itu tahu, dia tidak pernah mengatakannya dan jelas Reyna juga tidak merasa penasaran soal itu hingga akan menanyakannya.
Meski begitu Ziovan masih tidak bisa mencegah dirinya untuk berharap. Beberapa kali ia melihat Reyna saat mereka jalan-jalan keliling pulau pribadi.
Udah Van, berhenti berharap Reyna tahu soal itu dan sekedar memberimu selamat. Karena itu mustahil. Dia jelas tidak tahu.
"Ada apa?" tanya Reyna saat mendapati Ziovan melihatnya dan bukannya menikmati pemandangan sekitar.
"Tidak ada," jawab Ziovan dengan senyuman, lantas sibuk melihat pemandangan sekitar yang berupa hutan mini dengan jajaran pohon pinus yang tersebar di berbagai penjuru.
Berbeda halnya dengan Reyna yang masih menatap pria itu.
Apa mungkin dia berharap aku mengucapkan selamat ulang tahun?
"Rey,"
"Hmm??"
"Mau mancing ikan di danau sambil naik perahu?"
Reyna mengangguk antusias. "Tapi aku nggak pernah mancing, jadi nggak tahu caranya," ucapnya sembari mengedikkan bahu dan tersenyum kekanak-kanakan.
Ziovan ikut tersenyum lalu merangkul Reyna. "Nanti aku ajari. Ayo!"
Mereka lantas menuju tepi danau, Reyna terlihat bersemangat hingga senyum tak lepas dari bibirnya.
Andai saja dia tahu, pasti hari ini akan terasa sempurna. Tapi tidak apa, dengan kehadirannya di sini dan menghabiskan hari ini bersamaku, itu sudah lebih dari cukup. Batin Ziovan sembari terus menatap Reyna lalu mendaratkan ciuman di pelipis istrinya itu.
***
Berada di belakang Reyna, Ziovan mengajarinya bagaimana menggunakan alat pancing. Tapi Reyna tak bisa fokus akibat badan Ziovan yang menempel sepenuhnya padanya, tangan pria itu pun ada di masing-masing tangannya.Kedekatan mereka begitu mempengaruhi Reyna hingga hanya menurut, mengikuti pergerakan Ziovan yang menarik alat pancing ke belakang lalu melemparnya ke depan.
Jantung Reyna berdetak tidak karuan, matanya tak berkedip menatap Ziovan yang wajahnya begitu dekat di sampingnya.
Bahkan saat Ziovan menangkap basah dirinya, Reyna masih tidak bisa beralih hingga mereka hanya saling tatap untuk beberapa lama.
"Kau mau melakukannya sendiri?" ucap Ziovan memecah kesunyian dan Reyna mengangguk.
Ziovan lantas berpindah ke samping dan mulai memancing sendiri, meninggalkan Reyna yang bisa bernapas lega selama menunggu ikan memakan umpannya, tanpa terpengaruh dengan kedekatan mereka.
"Ini ikannya ada nggak sih? Jangan-jangan nggak ada lagi," keluh Reyna bosan menunggu dan tak kunjung mendapatkan ikan.
"Sabar sayang! Butuh kesabaran ekstra dalam hal ini," ucap Ziovan sembari mengusap rambut Reyna seakan gadis itu adalah anak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny With You : After Married
RomancePart ke-2 dari story MDWY Kehidupan setelah pernikahan adalah babak baru dalam hidup yang jauh berbeda dari babak sebelumnya. Setiap hari menghabiskan waktu dengan orang yang sama, dengan kebiasaan baru, rutinitas baru, bahkan hal-hal mendasar tent...