Chapter 15 - Welcome The Sunrise

1.7K 83 16
                                    

"Menyambut sunrise, tak pernah jadi semenyenangkan ini jika bukan karenamu dan kebersamaan kita yang manis di pagi hari."

∞Ziovan Albert Russell∞

*****

Happy reading guys....

***
Tak ada yang lebih baik dari bisa tidur dengan benar saat di pesawat, dengan tempat tidur, kasur empuk dan bantal. Oh serasa berada di rumah dan bukan dalam perjalanan. Dan itu hanya jadi satu dari sekian kelebihan yang dapat dinikmati saat naik jet pribadi daripada pesawat biasa.

Reyna tidur dengan nyenyak, terbuai dalam alam mimpinya saat Ziovan mulai membangunkannya. "Rey, bangun!"

"Reyna...." Ziovan mengelus rambut Reyna sayang, dia selalu suka memperhatikan gadis itu yang tidur dengan damai.

"Aku masih ngantuk, Zio." Reyna sedikit terusik dan bergerak kecil. Rasa kantuk berat juga kelelahan fisik dan tindakan Ziovan sekarang membuatnya merasa nyaman dan kembali tidur.


Ziovan tersenyum menyadari tak ada yang berubah dari Reyna. Bahkan setelah menikah, gadis itu masih sulit dibangunkan. Ya, meski setelah menikah dia belum pernah ada dalam keadaan harus membangunkannya, kecuali hari ini.

Ziovan beralih membelai lembut wajah Reyna. "Bangun, sayang!"

Merasa terusik, Reyna menyingkirkan tangan Ziovan dari wajahnya. "Biarkan aku tidur!"

Lagi-lagi Ziovan dibuat tersenyum sambil menggeleng melihat Reyna. Gadis itu sekarang menahan tangan Ziovan dan menggenggamnya dengan dua tangan agar tidak mengganggu tidurnya.

"Ayolah sayang, bangun!"

"10 menit lagi!"

"Jika kau tidak bangun sekarang, kau akan melewatkannya dan pasti menyesal."

"Aku tidak peduli...." gumam Reyna setengah sadar.

Dia memang tidak tahu apa yang dimaksud Ziovan. Tapi dia tak peduli, karena yang terpenting baginya sekarang hanyalah bisa tidur dengan tenang.

"Kau serius?" selidik Ziovan dan Reyna sudah larut dalam tidurnya.

"Meski nanti saat kita mendarat, aku akan membawamu seperti waktu itu?"

Masih tak ada jawaban. Untuk itu, Ziovan mulai mengguncang pelan bahu gadis itu. "Reyna!"

Terganggu, Reyna mengubah posisinya dari menghadap Ziovan jadi terlentang hingga tangan pria itu tersingkir dari bahunya. Tapi tetap saja Reyna tidak membuka matanya.

"Baiklah, jika kau masih bersikeras, aku juga tidak akan menyerah," ungkap Ziovan. "Apapun caranya agar kau bangun, akan kulakukan!"

"Emm... Zio...." Refleks Reyna mengusap pipinya yang baru saja dicium Ziovan.

"Ayo bangun, sayang! Jika tidak, aku akan mencium yang lain juga."

"Meski itu ciuman yang sebenarnya sekalipun."

Semua ucapan Ziovan bagaikan angin lalu yang terdengar samar bagi Reyna. Rasa kantuk telah menjebaknya dan tak membiarkannya sadar.

My Destiny With You : After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang