Chapter 22 - Explore Northern Italy

2K 90 68
                                    

"Sebelum ini aku hanya pernah dengar jika di balik terjadinya masalah, ada pembelajaran yang akan membawa pada perubahan yang lebih baik. Dan itu memang benar, dia membuatku menyadarinya."

∞Ziovan Albert Russell∞

*****

Happy reading guys....

***
Duduk di lantai depan sofa yang ditiduri Ziovan, sudah 10 menit lalu Reyna bertahan di posisi itu tanpa berani mengusik tidur Ziovan.

Selama di kamar mandi tadi Reyna sudah memikirkan semuanya. Jika sangat penting baginya untuk menghadapi Ziovan lalu menyelesaikan semuanya dan bukan malah menghindari pria itu.

Ziovan bergerak dalam tidurnya, seolah tak nyaman di tempatnya. Dan Reyna sadar, pasti sangat tidak nyaman semalaman harus tidur di sofa dengan ruang gerak terbatas.

Sedih rasanya melihat itu, apalagi saat tahu Ziovan berada dalam posisi ini karenanya, untuknya. Rasa bersalah semakin membuncam Reyna, harusnya dia yang ada di posisi ini dan bukan Ziovan.

Tapi jangankan membiarkannya, dia yakin Ziovan tak akan pernah bisa memiliki pikiran itu di kepalanya. Meski setelah semua yang terjadi, Ziovan tetap peduli padanya. Dan kepeduliannya itu semakin memperbesar rasa bersalah Reyna.

Refleks Reyna bergerak menompang tangan Ziovan yang jatuh menggantung dari sofa, hingga pria itu langsung terjaga dan menatapnya.

Tak pernah mendapat tatapan semacam itu dari Ziovan, membuat Reyna tidak bisa menentukan sikap. Dia tak tahu apa yang dipikirkan Ziovan tentangnya sekarang, tatapannya itu sama sekali tak terbaca.

"Se-lamat pagi." Suara Reyna tercekat karena kegugupannya. Dia lantas mendaratkan ciuman selamat paginya di pipi Ziovan, seolah ingin membuat semuanya terasa baik-baik saja.

Tapi tidak, kenyataannya tak ada yang baik-baik saja di sini. Bahkan setelah Reyna melakukan rutinitas pagi, kesepakatan mereka. Tak ada yang berubah dari tatapan Ziovan, seolah itu tidak berpengaruh apapun untuknya.

Kenyataan itu membuat Reyna menelan saliva-nya dengan susah payah, suasana menjadi canggung untuknya. "Emm... aku membawakanmu kopi," kata Reyna berusaha memunculkan senyum. Beralih mengambil secangkir kopi dari atas meja dan memberikannya pada Ziovan.

Ziovan beranjak bangun. Tanpa mengatakan satupun kata, dia menerima kopi itu dan meminumnya dengan tenang.

Buruk, akibat dari kejadian semalam dan Reyna tahu itu. Tapi dia tak menyangka akan jadi seburuk ini. Jarak dan kebisuan Ziovan mematikannya.

"Eee... Zio, untuk yang semalam..." Reyna tertunduk akan penyesalan. "aku minta__"

"Aku mengerti," sela Ziovan hingga Reyna mengangkat pandangannya. Tapi bukan kelegaan yang didapat Reyna atas ucapan Ziovan, karena pria itu terkesan acuh dengan kembali meminum kopinya.

Reyna kembali tertunduk dengan penyesalan yang lebih besar. "Maaf, tidak seharusnya aku menghentikanmu."

"Aku tahu itu hakmu dan kau pantas mendapatkannya. Aku minta maaf, harusnya aku bisa bertahan lebih__"

"Tidak, aku juga bersalah di sini," sela Ziovan, lagi-lagi membuat Reyna mengangkat pandangannya.

Reyna melihat Ziovan dengan pandangan bertanya-tanya, apa kesalahan pria itu, jika di sini dialah yang jelas-jelas bersalah?

My Destiny With You : After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang