"Bersikerasnya Reyna tiada tanding, tapi ketegasanku juga tak kurang dari itu. Akan tetapi dia selalu berhasil meluluhkanku. Entah dengan bujuk kata-kata manisnya maupun karena ekspresi murung gadis itu."
∞Ziovan Albert Russell∞
*****
Happy reading guys...
***
Setelah melalui perjuangan berat kemarin dan sepanjang malam terjaga, Ziovan tengah membayar lunas tidurnya dan tubuhnya terasa lebih baik ketika membuka mata saat hari sudah siang."Reyna?" Dia langsung sepenuhnya sadar saat mendapati Reyna tak ada di sampingnya.
Sebelum mereka terlelap tadi, Ziovan memang sengaja tak membawa gadis itu ke dalam pelukannya seperti biasa. Mengingat satu tangan Reyna masih diinfus dan kakinya terbalut perban, Ziovan tak ingin membuatnya tidak nyaman dan menghambat pergerakan gadis itu saat tidur.
Jadilah Ziovan hanya menggenggam satu tangan Reyna dan berbaring miring menghadap gadis itu setelah mencium keningnya sebagai ucapan selamat tidur.
Refleks Ziovan bangun dan menemukan selang infus yang sudah terlepas dari tangan Reyna. "Astaga... kemana dia?"
"Rey!" Panik Ziovan turun dari ranjang dan kakinya menginjak sesuatu yang empuk. Ternyata itu perban elastis yang sempat membalut kaki Reyna. "Apa-apaan ini?"
"Reyna!" Panggil Ziovan setengah berteriak sambil masuk kamar tapi tak juga mendapati Reyna di sana.
Kemana gadis itu? Panik Ziovan memegang kepala dan mengacak rambutnya frustrasi.
Perhatian Ziovan teralihkan dengan bunyi air yang mengalir dari dalam kamar mandi, Ziovan bergegas ke sana dan mengetuk pintu. "Kau di dalam?"
"Ada apa, Zio?" sahut Reyna di antara bunyi air yang masih mengalir.
Ziovan lega tapi juga dibuat khawatir mendapati fakta Reyna yang mandi dalam kondisinya saat ini. "Cepat buka pintunya!"
"Tunggu bentar, aku sedang mandi!"
Ziovan memijat kepalanya yang terasa pening, menghadapi kelakuan gadis itu. Apa dia tidak peduli dengan kondisinya sendiri?
Setelah beberapa saat menunggu dalam penantian yang menjengkelkan. Pintu kamar mandi akhirnya terbuka. "Iya, kenapa?"
Reyna memekik kaget saat Ziovan langsung menggendongnya ala bridal style saat ia baru saja melangkah keluar.
"Zio, apa yang kau lakukan?"
"Seharusnya aku yang tanya, apa yang kau lakukan?" ucap Ziovan menahan kekesalan.
"Mandi," jawab Reyna polos dan sesantai itu hingga Ziovan semakin kesal dan memutar matanya malas.
"Kan tadi aku sudah bil__" Lanjut Reyna tapi terhenti sebab Ziovan mulai membawanya kembali ke ranjang di luar ruangan.
Reyna ingin memprotes karena dia hanya mengenakan kimono handuk sekarang tapi tak jadi saat melihat kekesalan di wajah Ziovan.
"Kau tidak sadar kondisimu sekarang atau memang tidak peduli sih Rey?" Gerutu Ziovan setelah menurunkan Reyna di atas ranjang.
"Melepas jarum infus semaunya bahkan melepas perban di kakimu begitu saja. Bagaimana jika kondisi kakimu memburuk karena ini? Kau ingat kan kata dokter, jangan dilepas dulu? Atau kau memang mau ya, kakimu tak kunjung sembuh?" Cecar Ziovan yang malah terkesan manis bagi Reyna hingga tersenyum kecil selama mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny With You : After Married
RomancePart ke-2 dari story MDWY Kehidupan setelah pernikahan adalah babak baru dalam hidup yang jauh berbeda dari babak sebelumnya. Setiap hari menghabiskan waktu dengan orang yang sama, dengan kebiasaan baru, rutinitas baru, bahkan hal-hal mendasar tent...