Tigapuluh delapan

12.2K 1.2K 28
                                    

Gaun itu memeluk erat tubuh ramping--- cenderung kurus milik Ratri. Gaun berwarna hijau mint, dengan model mermaid dan detail lace, berbahan organza itu membuatnya tampak berbeda dari kesehariannya yang tampak resmi dan rapi. Gaun bridesmaid itu membuat Ratri tampak seperti seorang dewi.

"Cantik banget," gumam seseorang.

Di sampingnya, Angie tampak menahan tawa. Barusan yang nyeletuk adalah salah seorang groomsmen. Teman Felix bernama Darius Adhibaratha. Pria tinggi, putih dan berkacamata yang tadi menjadi pasangan Ratri ketika mengiringi Leona masuk ke venue pernikahan yang diadakan di ballroom sebuah hotel bintang empat di kawasan Ungaran Barat.

"Kamu nggak nyadar kalau sejak tadi Darius merhatiin kamu?" tanya Angie, salah satu bridesmaid yang merupakan sahabat Leona. Ratri menoleh ke arah gadis yang rambuntnya dicat cokelat tersebut dengan tatapan bodohnya. "Darius?"

"Yang jadi pasanganmu tadi. Masa nggak inget?"

Dengan tololnya Ratri menoleh ke arah kerumunan groomsmen yang berdiri di bawah pelaminan. Memang ada satu sosok yang terus- terusan memandang ke arahnya dengan tatapan yang bisa dibilang memuja. Matanya yang dibingkai kacamata frameless berbinar- binar. Dan Angie memutar bola matanya. Nggak habis pikir bahwa Leona bisa punya teman modelan begini. "Kamu ini terlalu lugu atau apa sih?" Angie berbisik frustrasi. "Tahu yang namanya jaga image nggak?"

"Masalahnya dia tadi baik sama aku, "

Memang begitu adanya. Sebelum masuk ke ballroom tadi pria itu mencoba mengajaknya berbicara. Awalnya seperti otomatis, muka jutek Ratri langsung mengambil alih. Namun alih- alih menjauh atau ilfil, pria itu malah betah berlama- lama mengobrol dengannya.

Darius Adhibarata adalah calon dokter spesialis pulmonologi. Usianya dua tahun di atas Felix, dan mereka mengambil praktek di tempat yang sama. Orangnya humble, dan nggak sombong. Asyik diajak ngobrol. Nggak cuma ganteng.

Mendapat respon dari Ratri, Darius akhirnya memisahkan diri dari para groomsmen dan mendekati Ratri. Mencoba mengajaknya ngobrol ngalor- ngidul sementara sesi foto keluarga sedang berlangsung. Sementara mereka asyik dan larut dalam obrolan, serombongan orang memasuki ballroom. Dan salah satu diantaranya sedang melotot tajam ke arah mereka berdua--- Ratri dan Darius.

***

"Wis, meriah tenan iki," komentar Dana yang berjalan di samping Bhaga dan ibunya. Ayah Bhaga sendiri berjalan belakangan bersama dengan ayah Dana. Sementara Bhaga menggiring ibunya dan ibu Dana.

Mata Dana yang hobi jelalatan itu segera saja mengamati dekorasi dan ruangan yang didominasi warna putih dan emas itu. Bunga- bunga bergantungan di langit- langit. Ketika nggak sengaja pandangan matanya beralih dari bunga- bunga yang menjuntai di langit- langit ruangan, kemudian ke pelaminan yang didesain bagaikan singgasana raja- raja langit yang biasanya ada dalam drama Xianxia, lalu kemudian turun ke bawah pelaminan  di mana sekumpulan orang- orang berseragam hijau dan bersetelan jas hitam yang semuanya tampak cantik dan ganteng itu, tatapan Dana terkunci pada satu sosok yang menurutnya sangat familiar.

Meskipun sudah didandani sedemikian rupa, dengan gaun gaya putri duyung dan riasan yang bagus, Dana masih bisa mengenali sosok yang kala itu tampak seperti nggak nyata. Sureal. Godess. Dewi.

Tapi siapa pria yang sedang berdiri di sampingnya itu? Dan kenapa mbak Ratri bisa ada di Ungaran padahal seharusnya dia ada di Jakarta?

Untuk itu Dana beringsut mendekati telinga Bhaga dan berbisik lirih, "itu yang pakai baju ijo mbak Ratri bukan sih, Mas? Yang lagi ngobrol sama orang pake kacamata itu!" Dana menunjuk ke arah bawah pelaminan. Dan mata Bhaga mengikuti arah pandang sepupunya itu.

Soon To Be HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang