Bhaga masih nggak percaya dirinya ada di sini, di rumah gadis yang paling dicintainya. Dia agak kebingungan menyikapi keadaan ini dan bertanya-tanya sedang apa dirinya di sini? Kalau dipikir- pikir ini mirip drama komedi. Semua kejadian ini pantas ditertawakan. Bahkan oleh dirinya sendiri yang nyaris histeris ketika Rista dan Rindu menggiringnya untuk turun dari mobil mengikuti orangtua mereka yang sudah terlebih dahulu masuk ke dalam. "Ayo to, Mas!" Rista sudah nggak sabaran. Kakaknya ini umur hampir empat puluh tapi kelakuan mirip anak- anak.
Bhaga sendiri masih menggigil. Masih gelisah, mengapa dia ada di sini. Karena setahunya sang pujaan hati kembali ke Kukar begitu ibunya dinyatakan sembuh dari sakit sekitar sebulan yang lalu.
"Weladalah wong iki!" Rista yang gemas sudah berteriak nggak sabar. "Ayo ndang cepet. Bojomu selak mlayu mengko! Ojo suwe- suwe!"
"Memang sing tak rabi sopo sih, Ris?"
"Yo pokoke ayo mlebu disek, kae lho wis dienteni karo bapak- ibuk. Arep dadi tukang parkir opo piye? Bojomu diwehke wong liyo lak kapok!"
Bhaga baru mau turun saat Dana muncul dan mendekatinya. "Mas, mudun!" gayanya petantang- petenteng, membikin perasaan Bhaga semakin nggak karuan. Masalahnya dia yakin kalau yang akan dilamarnya bukan Ratri, sebab menurut pikirannya Ratri baru saja pulang ke Semarang bulan lalu dan menolak menikahinya.
Namun, seperti kerbau yang dicocok hidungnya, akhirnya lelaki itu mau turun dan menyerahkan diri ke tukang jagal. Semangat menggilas seseorang baru muncul ketika matanya menangkap keberadaan sosok gondrong, keriting, berkulit keling sedang duduk menyilangkan kaki di atas kursi. "Lho, lapo kok gathel kae nang kene?"
"Mas, cangkeme tulung... " Rista berbisik, hampir mencubit lengan masnya yang makin tambah umur makin nggak masuk akal. Ini pasti efek kelamaan melajang. Jadi pikirannya agak terganggu. Rista jadi kasihan dengan nasib calon iparnya yang sedang menunggu di dalam sana.
***
"Ayo toh, Nduk. Itu orangnya sudah datang." Bujuk Mbak Mila yang terakhir kali masuk ke dalam kamarnya. Ratri menatap pantulan wajahnya di cermin. Menunduk lesu. Baginya ini adalah akhir dari riwayat hidupnya. Dijodohkan. Tapi dia nggak punya pilihan. Dia ingin ibunya bahagia dan sehat selalu. Akhirnya setelah menghela napas berat untuk yang terakhir kalinya, dia bangkit dari tempat duduknya. Melangkah menuju kakaknya yang berdiri di ambang pintu. "Calonmu itu ganteng tenan kok, Nduk. Nggak usah khawatir." Dari sekian banyak omongan yang berseliweran sejak pagi, hanya kata- kata kakak perempuannya yang membikin hatinya agak tenang. Ia pun melangkah keluar digiring oleh Mbak Mila yang tersenyum selebar pintu.
***
"Nah, ini dia calonnya, Diajeng Diandra Ayudia Ratri Ardhanareswari Wibisono, " Paklik Ibnu adik ipar ibunya yang didapuk jadi pembawa acara berkata dengan nada mendayu- dayu saat menyebutkan nama Ratri yang baru keluar dari ruang tengah. Gadis itu kaget bukan main. Kenapa rumahnya sampai penuh orang begini padahal ini baru pertemuan dua keluarga. Di antara sekumpulan orang yang memenuhi rumahnya hingga ke halaman dan depan rumah, sekilas dia bisa melihat orang yang dikenalnya. Mbak Mutik yang tersenyum penuh ketakjuban ketika melihat Ratri digiring keluar, dan didudukkan di samping ibunya dan seluruh keluarganya.
"Diajeng Ratri?" Bhaga bergumam. Wajahnya syok bukan main melihat perempuan ramping yang dirias dengan riasan natural sehingga wajahnya masih bisa dikenali--- dalam balutan kebaya warna kuning gading, jarit yang motifnya sama persis seperti batik yang dikenakannya saat itu. Gadis itu seperti Dewi Nawangwulan yang turun dari kahyangan. Bhaga terpana sampai tak bisa berkata- kata. Dalam benaknya dia bertanya- tanya, apakah dirinya sudah sebegitu putusasanya sehingga melihat gadis yang hendak dilamarnya itu seolah- olah adalah gadis yang hingga kini dia duduk di tempat ini masih dipikirkannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Soon To Be Husband
ChickLitRatri harus pulang saat saudara sepupunya menikah. Masalahnya dia barusan putus dengan Ergi, cowoknya yang doyan selingkuh. Terlebih, Mbak Windi memaksanya untuk jadi salah satu pagar ayu di acara tersebut. Dan celakanya, salah satu pagar bagus di a...