Story of Mr And Mr Nirankara part V

13K 1.2K 29
                                    

Satu bulan kemudian...

Kalau dia tidak menemukan istrinya satu hari lagi, dia mungkin bisa mengobrak- abrik satu provinsi. Semua orang yang dikenalnya dan juga mengenalnya dan istrinya sudah di interogasi. Bahkan Asti yang sepertinya sudah menjadi buntut istrinya juga tak tahu menahu ke mana perempuan itu pergi. Ya Tuhan... Kalau ini adalah hukuman baginya, akan dia terima dengan penuh lapang dada. Akan dia ambil hikmahnya seperti lagunya Sheila on 7. Asal dia bisa kembali melihat istrinya yang seperti raib ditelan bumi seperti lagu Bang Haji Rhoma. Semenjak ditinggal sang istri, hati Bhaga jadi dangdut.

Selama seminggu pertama menghilangnya sang istri, dia menginterogasi semua orang. Bahkan sampai Nanda, Ableh, Akbar, dan Bentala--- yang balik memakinya karena terlalu tolol tidak bisa menjaga sang istri. Setelah itu dia pergi ke Ungaran, tempat mertuanya. Sang mertua malah menanyakan keberadaan istrinya. Bhaga rasanya sudah kepingin kendat* . Minggu kedua dia melamun sambil mengendarai mobilnya menjelajah dari Semarang- Kendal- Demak- Kudus- Purwodadi- Pati- sampai ke Blora. Bahkan nekat mendatangi Mas Rivan yang balik menghardiknya. "Kamu ini gimana sih, Ga? Sudah kuikhlaskan kamu menikahi adikku. Tapi menjaganya saja kamu tidak becus. Kalau dia ketemu dalam keadaan yang..." Mas Rivan tidak sanggup melanjutkan kata- katanya. Yang dia pikirkan bukan cuma adiknya yang minggat, tapi juga bagaimana keadaan ibunya bila tahu adiknya hilang. "Aku nggak mau tahu, pokoknya kamu harus menemukan Ratri dalam Minggu ini," tegas Mas Rivan dengan mata mendelik murka.

Anehnya, dokter Nilam dan ibunya tidak kelabakan mencari Ratri. Saat Bhaga mampir ke Tembalang, ibunya santai mengurusi pasien- pasiennya, dan hanya menanyakan kabarnya tanpa bertanya di mana keberadaan Ratri. Bhaga frustrasi setengah mati.

Setiap malam dia tidak bisa tidur, karena begitu memejamkan matanya, bayangan wajah cantik istrinya melintas tak kenal ampun. Terpatri dalam otaknya dan terkadang membuatnya tak tahan dan ingin menangis bagaikan bayi pada tengah malam yang sunyi. Tidak ada harum lili khas istrinya, tubuh hangat dan ramping yang selalu menjadi gulingnya. Omelan perempuan itu pada pagi hari kalau Bhaga berlama- lama di WC sambil main game dan akhirnya akan berangkat tanpa menyentuh sarapannya. Desah napasnya, rintihannya ketika mereka menyatukan raga di atas tempat tidur,   aroma tubuhnya yang melekat pada kulit dan seprai. Semuanya itu seperti bersekongkol mengolok- olok dirinya.

***

Minggu pertama Ratri habiskan berkeliling Bantul. Melihat- lihat desa gerabah di Kasongan ditemani oleh Dika, sepupu Devi yang masih berusia enambelas tahun. Dika bersemangat membonceng Ratri naik vespa berkeliling kulineran. Mulai dari mangut lele Mbah Marto, kemudian Ayam goreng Mbah Cemplung, Sate Petir Pak No yang letaknya tak begitu jauh dari PSBK--- Padepokan Seni Bagong Kussudiarjo yang terletak di Kasihan.

Pada Minggu kedua, Dika mengajaknya ke Tembi, Timbulharjo, di kecamatan Sewon, Bantul. Tempat itu merupakan bangunan yang masih mempertahankan bangunan lawasnya. Ratri melihat- lihat museum yang dipenuhi oleh koleksi budaya Jawa.  Berbagai macam kain batik tulis, wayang kulit, keris dan masih banyak lagi. " Kalau Minggu sih biasanya ada demo mewarnai wayang, Mbak." Jelas Dika. Ratri terkesima. Dulu sewaktu study tour, sekolahnya hanya pergi ke Keraton dan Museum. Tidak sampai ke sini- sini.

Di tempat itu juga dipajang berbagai barang yang berasal dari masa lampau seperti mainan- mainan tradisional Jawa zaman dulu, majalah beraksara Jawa, kulkas tanpa listrik, telepon kuno, hingga koleksi iklan lawas beraksara Jawa. Bahkan ada pula sepeda motor merek Jawa yang bentuknya sangat unik.

Mereka kemudian makan siang di rumah makan yang masih berada di area tersebut yang menyediakan menu tradisional Jawa.

"Jadi kapan mbak Ratri pulang? Saya lihat Mbak Ratri semakin kurus saja," Dika memicingkan mata. Sejak pertama bertemu Ratri, cowok itu selalu bertanya- tanya, apa yang membuat perempuan secantik dia harus melarikan diri dari kehidupan. Dia diinstruksikan oleh Mbak Devi untuk menemani mbak Ratri selama perempuan itu ada di Bantul.

Soon To Be HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang