Selesai mandi, Bhaga mendudukkan Ratri di kursi rias, di muka meja rias dengan model aesthetic di kamar Ratri. Hari itu mereka masih di Ungaran. Siang nanti rencananya mereka akan berkunjung ke rumah Leona.
Tangan Bhaga yang besar dan kasar itu membelai rambut istrinya yang masih lembab. Bhaga mengambil kipas angin kecil dan menyalakannya, mengarahkan benda itu ke kepala Ratri. Setelah agak kering, Bhaga mengambil sisir dan mulai menyisiri rambut Ratri yang mulai memanjang. "Nggak mau potong rambut, Sayang. Supaya nggak panas nanti. Mau mas anterin ke salon?"
Ratri mendengkur merasakan tangan Bhaga yang dengan tekun mengurai rambut yang menggumpal dengan jemarinya. Terkadang, dia memijat kepala Ratri, kadang juga mengusapnya lembut. Membuat Ratri memejamkan mata menikmati sentuhan tangan Bhaga yang seperti menjalari seluruh kepala dan membuatnya rileks.
Rasanya sungguh menyenangkan.
Saat bangun tidur dengan mood yang luar biasa kacau tadi, Bhaga langsung menawarkan untuk memandikan Ratri. Menyiapkan air panasnya sendiri, menggosok punggung Ratri, mencuci rambutnya, dan setelahnya perasaan Ratri jadi membaik. Moodnya meningkat pesat, senyum malas melengkung di bibirnya yang tipis.
Bhaga mulai berkonsentrasi menyisiri rambut istrinya setelah mengoleskan vitamin rambut dengan wangi buah. Dan sedikit ciuman di area sensitif istrinya---leher, belakang telinga---. "Serius banget, Pak?" goda Ratri. Dahi suaminya itu sampai terlipat- lipat, bibirnya cemberut, matanya memicing.
"Rambut basah itu tricky, Sayang. Mas takut nyakitin kamu kalau terlalu kencang nyisirnya."
"Tapi kalau pelan- pelan begitu kapan kelarnya coba?"
"Mas bisa melakukan ini seharian. Rambut kamu wangi buah begini. Manis. Jadi tergoda pengin makan."
Ratri tergelak. Bhaga meletakkan sisir di meja rias, merebahkan kepala Ratri ke sandaran kursi, dan mulai memijat kepala itu. Desahan nikmat lolos dari sela- sela bibir itu, Bhaga menunduk mendekati wajah istrinya, mencuri satu ciuman singkat di bibir. Tanggapan Ratri yang liar, membuat Bhaga jadi keterusan.
Acara menyisir itu selesai hingga dua jam kemudian.
***
"Kamu beruntung banget, Ratri." Ujar Leona. Siang itu, setelah pulang dari Chimory, Bhaga mengajak Ratri ke tempat Leona. Sahabat Ratri itu masih mengelola persewaan buku di Candirejo. Koleksi bukunya bertambah banyak dan tempat itu kini semakin ramai. Ratri sudah memberikan oleh- oleh yang dibelinya di Chocomory tadi untuk Leona.
"Memang kenapa, Le?"
"Aku sampai sekarang belum dapat kesempatan itu," meskipun wajahnya tampak mendung, senyum nggak meninggalkan bibirnya yang tipis kemerahan. "Boleh aku pegang? Siapa tahu nular," tangannya terulur untuk menggapai perut Ratri.
Ratri tertawa. "Entar kalau anak aku cewek, pasti cakep kayak kamu."
"Kalau cowok juga pasti cakep banget. Cowok- cowok Korea itu, saking gantengnya malah jadi kelihatan cantik. Ya nggak sih?"
Ratri ikutan manggut- manggut. "Iya juga." Ia ikut mengonfirmasi.
"Udah pernah ketemu Esti atau Fitri atau Tio? "
"Kapan hari aku ketemu Tio sih, dia sekarang jadi cakep banget. Badannya jadi berisi. Padahal dulu ceking banget kayaiknya ya? Eh kamu mau minum apa? Tuh kan saking asyiknya ngobrol sampai lupa nawarin minum aku. Nggak minum es kan? Gimana kalau susu sari kedelai? Ada yang hangat kok." Saking antusiasnya Leona menawarkan, Ratri jadi sungkan untuk menolak. Leona kemudian bangkit dari kursinya dan masuk ke bagian belakang rental buku tersebut.
Ratri bangkit untuk melihat- lihat koleksi buku yang dipajang di rak- rak setinggi langit- langit ruangan. Buku- bukunya semakin beragam. Mulai novel teenlit, metropop, romance, serial petualangan seperti Hulkberry Finn, klasik seperti Louisa May Alcott dan sejenisnya. Roman Indonesia, roman barat, serial pembunuhan Agatha Christie, Sir Arthur Conan Doyle, Sydney Sheldon, hingga Stephen King, Nora Robert, novel hukum John Grisham, novel- novel Korea, Japan literature yang baru- baru ini sangat digandrungi. Yang di perpustakaan digital antriannya mencapai puluhan ribu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soon To Be Husband
ChickLitRatri harus pulang saat saudara sepupunya menikah. Masalahnya dia barusan putus dengan Ergi, cowoknya yang doyan selingkuh. Terlebih, Mbak Windi memaksanya untuk jadi salah satu pagar ayu di acara tersebut. Dan celakanya, salah satu pagar bagus di a...