Liburan telah usai. Dan begitu masuk ke kantor, tim PR dan marketing dihantam badai dahsyat yang belum pernah terjadi sebelumnya--- yang menimpa KKM group.
Semua perusahaan yang berdiri di bawah naungan bendera KKM group, wajib menerapkan standar kualifikasi mutu tinggi. Jadi masalah yang menimpa produk InVid yang baru diluncurkan dua bulan yang lalu itu membuat David Anggara Senoadji, selaku CEO Kencanawungu Cosmetics yang menjabat saat ini, wajar saja mengamuk di ruang rapat. "Kenapa hal seperti ini nggak diantisipasi sih?" geramnya.
Kalau Pak Anggara sudah turun gunung begini, berarti masalahnya berat.
Seluruh jajaran tim PR dan marketing mulai dari Corporate Communication hingga level customer service Kencanawungu Cosmetic seperti ditampar. Mas Roland, Mbak Arantxa, Mbak Gretha, sampai divisi Ratri di customer care diperlakukan seperti terdakwa. Pak Anggara memang terkesan perfeksionis. Maka dari itu dibawah pimpinannya, Kencanawungu Cosmetics yang sekarang lebih sedikit terarah. "Kamu Roland, selaku Corcomm, kenapa nggak dihandle dan malah meluas begini?!"
"Maaf, Pak, kami lalai..."
"Lalai, kamu bilang? Lalai? Pekerjaan kamu sebenarnya apa? Sampai harus melalaikan tugas!" Mata setajam elang itu kemudian beralih ke arah Arantxa yang balik menantangnya dengan berani. "Kamu?"
"Ini masih bisa diselesaikan," katanya tenang. Sebagai Partner Communication jam terbang mbak Arantxa sudah nggak diragukan lagi. Banyak masalah yang sudah diselesaikan dengan baik oleh perempuan berusia awal tigapuluhan itu. Dan dalam menghadapi lawan bicara, Mbak Arantxa selalu penuh percaya diri dan perhitungan. "Kalau nggak ngabisin waktu dengan berdebat di ruangan ini,"
Pak Anggara yang sejak tadi berdiri di depan, seraya berkacakpinggang dengan wajah gusar, akhirnya menghempaskan pantat ke kursi. Mengambil gelas minuman, dan melambaikan tangan ke arah Arantxa. "Jelaskan strategimu,"
***
Kompak.com. Brand kecantikan kelas menengah ke atas lagi- lagi menelan korban, setelah Minggu lalu ( 16/10) dilaporkan ada korban yang menderita pembengkakan di wajah setelah menggunakan produk base make up yang diluncurkan oleh salah satu anak perusahaan KKM group tersebut.
Kali ini korban berinisial KL ( 19) tahun yang berdomisili di Peterongan kota Semarang yang jadi salah satu korbannya. Menurutnya, ia membeli primer itu dari toko daring terpercaya di area Semarang. " Waktu saya pakai pertama itu kok panas. Padahal saya lihat tanggal kadaluwarsanya masih lama juga. Saya membelinya sepaket dengan base make up, eyeliner, blush on, dan lip tint. Dan semuanya masih tersegel rapi saat diterima," ujar perempuan yang diketahui sebagai mahasiswi dari universitas swasta di wilayah Semarang Barat itu. Hingga berita ini diturunkan, masih ada korban berjatuhan yang rata- rata adalah mahasiswi dan pekerja kantoran di wilayah tersebut. Drupadi Kirana Anantari.
***
Pada akhirnya, kota ini mirip seperti jodoh tak terelakkan bagi Ratri. Setelah mati- matian melupakan sosok yang menggurat luka batinnya, dan berusaha bangkit lagi, Ratri harus dihadapkan pada kenyataan itu. Dia dikirim ke Semarang oleh Mbak Arantxa untuk mendampingi Mas Tony, Ghea, Anna, dan Adam dari corporate lawyer KKM.
Mbak Gretha dan tim yang dikirim ke Bali, Mbak Arantxa, Pak Cedric, Zelda , sudah mengecek pabrik yang terletak di Cikarang Timur bersama Inez selaku Quality Assurance.
Sopir dari kantor representative Semarang menjemputnya dari bandara Ahmad Yani, menuju hotel yang berada di kawasan Plaza Simpang Lima Semarang. Kantor sudah memesan dua kamar hotel untuk mereka stay di Semarang selama satu minggu--- waktu yang ditargetkan Pak Helmi selaku direktur PR, Pak Anggara selaku CEO, dan Pak Janu selaku direktur marketing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soon To Be Husband
ChickLitRatri harus pulang saat saudara sepupunya menikah. Masalahnya dia barusan putus dengan Ergi, cowoknya yang doyan selingkuh. Terlebih, Mbak Windi memaksanya untuk jadi salah satu pagar ayu di acara tersebut. Dan celakanya, salah satu pagar bagus di a...