Tigapuluh sembilan

12.8K 1.2K 13
                                    

Keesokan harinya, Bhaga sudah menongkrongi rumah Ratri ketika jam baru menunjukkan pukul enam pagi. Dengan muka segar dan gantengnya, dalam balutan kaus oblong warna putih dan celana jin, pria itu membawa satu kantung keresek berisi oleh- oleh yang diserahkannya pada Mbok Rah yang membukakan pintu dengan wajah terheran- heran.

Karena ini tanggal merah, jadi Bhaga menemukan dokter Nilam yang sibuk menyiram tanaman dalam pot di teras depan rumahnya. Perempuan berhijab instan dan berdaster batik lengan panjang itupun sama herannya dengan Mbok Rah. Tapi beliau dengan ramah tetap mempersilahkan pria itu masuk dan duduk di ruang tamu yang lumayan luas. Mbok Rah membawakan dua gelas besar teh panas dan ketan serundeng untuk mereka.

"Bu Nilam," sapanya grogi, "bagaimana kabarnya?" tanyanya sok akrab. "Sae...sae...wonten perlu nopo nggih, Mas..." tanya dokter Nilam. Sebab beliau  sama sekali nggak punya petunjuk tentang kedatangan salah satu sepupu Dana ini. Biasanya dia datang ke rumah ini bersama Dana atau Windi. Di tambah ini baru jam enam pagi, kalau nggak penting buat apa bertamu sepagi ini.

Mereka akhirnya ngobrol basa- basi, ngalor- ngidul- ngetan- ngulon, hingga dua tornado berputar dan mengarah ke sofa ruang tamu, berupa dua balita dalam balutan piama naik ke atas sofa. "Hoyeee...hoyeee ... Menang...menang!" celotehan seorang balita membuat Bhaga melongo, balita satunya nggak ikut naik, dan malah tertarik pada keberadaan Bhaga, sebelum membalikkan tubuhnya ke arah Yangti nya. "Ini siapa, Yangti?"

"Ini Oom."

"Oom? Oom siapa?" mata Kresna membulat lucu. Membuat Bhaga jadi gemas dan ingin mencubiti pipinya.

Bhaga kemudian menarik lengan mungil bocah itu untuk mendekat ke arahnya. "Halo? Kamu Pandu atau Kresna?" Bhaga pura- pura lupa. Seingatnya perbedaan dua bocah itu ada pada potongan rambutnya. Rambut Pandu pendek cepak ala tentara, sementara rambut Kresna agak berponi. Yang sedang berdiri di dekapannya ini yang pendek cepak. "Ayo, tebak dong Oom..." Kresna yang menganggap bahwa permainan tebak- tebakan itu seru dan menyenangkan, ikut menyemangati dengan melompat- lompat lebih tinggi di atas kursi.  Kakinya yang mungil sejak tadi menjadi perhatian Yangtinya  yang pasrah kalau- kalau sofa itu jadi jebol.

Sebentar kemudian seorang perempuan yang mengenakan kaus lengan pendek dan rok lebar sebetis muncul dengan dua botol susu. "Lho, adik kok lompat- lompat di atas kursi? Kemarin bunda bilang apa?" mata perempuan itu melebar, dengan begitu, Kresna langsung duduk dengan anteng. "Lho ada tamu to, Ma?"

"Iya, ini keponakannya Pakde Daru, Nduk," kata Bu Nilam. Riris, ibu dari anak kembar itu kemudian duduk di samping ibu mertuanya, setelah memberikan botol susu kepada masing- masing anaknya. Pandu tetap betah dalam kungkungan Bhaga. " Nyari Ratri mas Bhaga?"

Seingat Riris, pria ini selalu membuntuti adik iparnya kemanapun di pernikahan Windi sekitar empat bulan yang lalu. Ditodong seperti itu sempat membuat Bhaga gugup. Padahal dia biasa menghadapi banyak orang dari berbagai macam status sosial dan berbagai macam pekerjaan. Akan tetapi untuk yang ini rasa-rasanya dia sampai berkeringat. Seolah- olah dua orang perempuan yang duduk di sofa di seberangnya itu adalah  orang- orang yang akan menentukan hidup- matinya.

Dokter Nilam langsung menoleh dengan sorot mata menuntut penjelasan dari mantunya, bertepatan seorang gadis dalam balutan kaus hitam ketat dan celana piama warna abu- abu, dengan rambut diekor kuda muncul di ruang tamu dan kelihatannya baru bangun tidur.

Tatapan Bhaga seketika beralih dari Ibu dan kakak ipar Ratri, berpindah ke sosok yang berjalan dengan mata yang membelalak ketika menangkap sosok yang masih membuatnya jengkel.

"Lha iki cah perawan jam semene nembe tangi," sambut ibunya. Ratri merengut ke arah Bhaga, yang membuat pria itu jadi semakin gemas.  Tapi ia tahan- tahan rasa gemasnya itu, kalau nggak mau dilempar pakai pot tanaman monstera yang termangu di sudut ruangan oleh dokter Nilam. 

Soon To Be HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang