"Ebuset!" Alex berteriak lantang dengan mimik wajah seperti habis ketemu hantu di siang bolong, ketika melihat Ratri pagi itu dengan muka berantakan. "Muka lo kenapa tuh?"
"Yang sopan kalau nanya!" jawab Ratri ketus. Saat ini dia sedang dalam mode senggol bacok gara- gara semalaman susah tidur. Concealer nggak bisa lagi menyelamatkan penampilannya pagi itu. Kantung matanya sudah menggelambir bagaikan kelebihan lemak, sementara lingkaran hitam dan wajah pucatnya malah membuat wajahnya tampak aneh. "Mikirin siapa sih sampai cranky begitu? Ergi ya?"
Gadis itu hanya melempar lirikan tajam yang bisa menyilet- nyilet tubuh Alex, kalau saja tatapan memang bisa membunuh. Memang benar kata Alin, Alex ini berisik banget.
Ratri kemudian melanjutkan langkahnya menuju elevator di lobi. Beberapa anak magang kedapatan tengah mencuri- curi pandang ke arah mereka. Banyak yang menyangka bahwa Ratri punya hubungan serius dengan Alex.
Merasa dirinya menjadi pusat perhatian para cewek- cewek cantik, Alex mulai bertingkah. Bolak- balik ia menyugar rambutnya yang pagi itu basah dan beraroma shampoo. "Tumben keramas?!" Ratri bertanya dengan tampang datar yang supernyebelin. "Yang sopan kalau nanya ya!" balas Alex membalikkan omongan Ratri sebelumnya. "Ini tuh malam Jumat, waktunya keramas buat malam Jumatan!"
Bibir Ratri mencebik. "Gaya lo, Lex... Lex... kayak umur lo sudah empatpuluhan saja ngomongin malam Jumat segala. Memang ada pasangannya? Dosa tahu kalau asal nyomot cewek di perempatan!"
"Hush!" Alex pura- pura tersinggung dengan membelalakkan matanya yang hitam, cewek- cewek langsung berbisik- bisik. Sampai ada yang berdehem. Kemudian mereka beralih mengobrolkan soal tempat makan baru, sampai acara peluncuran produk baru Kencanawungu yang akan diadakan minggu ini, hingga pintu elevator menguak, mereka bergerombol masuk ke dalam.
***
Persiapan sudah hampir seratus persen. Ballroom seluas empat kali lapangan futsal itu sudah disulap menjadi area pesta dengan tema glamorous life. Didominasi warna hitam, silver dan gold serta ornamen ungu yang merupakan identitas produk- produk Kencanawungu. Mbak Ara, Gretha, Anna dan beberapa lainnya sedang memastikan segala sesuatunya sudah beres bersama orang- orang dari Summer Sky dan Chlorophyll Advertising yang menggarap semua iklan media cetak, media elektronik produk- produk Kencanawungu.
Beberapa orang tampak berseliweran ketika Ratri kembali dari toilet, tanpa memperhatikan sekelilingnya, karena sedang ribut mendapatkan telepon dari Tante kos. Dana sudah berada di kosannya. Dan saat ini, Ratri sedang berusaha untuk menghubungi Nanda atau Mela, atau siapapun yang saat ini berada di kosan untuk menemani sepupunya itu. Dana sendiri menolak untuk dihubungi, ponselnya nggak aktif ketika ia mencoba untuk menghubunginya.
Maka ketika berjalan di area ballroom, tanpa sengaja tubuhnya membentur sesuatu yang lumayan keras, disusul kedua lengan kokoh yang melingkari tubuhnya dengan protektif. "Siapa sih yang lagi nelepon? Kayaknya penting banget sampai nggak lihat- lihat sekitar," suara berat itu membuat Ratri mendongakkan kepala. Seraut wajah arogan berambut gondrong menatapnya dengan tajam.
Gadis itu kemudian berupaya melepaskan diri dari belitan lengan- lengan berkulit cokelat tersebut. "Hai," lelaki itu menyapanya. Tanpa senyuman.
Ratri hanya mengangguk singkat. Untung ponselnya nggak terjun bebas sewaktu tubuhnya membentur tubuh pria itu. Ratripun berjalan menjauh.
Saat ini dia nggak ingin melibatkan dirinya sendiri ke dalam masalah baru berupa pria perayu ulung arogan bernama Bentala Langit itu. Namun pepatah " Jangan mengundang masalah, sebab masalah itu pasti mengundang masalah lainnya" hari ini begitu relate dengan dirinya. Setelah kabar mendadak dari Tante kos, sekarang dia merasakan ada yang mengikutinya, berjalan di belakangnya. Karena risih mau nggak mau gadis itu berhenti dan membalikkan badan. "Kenapa ngikutin?" gerutunya sewot. Bercampur gusar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soon To Be Husband
ChickLitRatri harus pulang saat saudara sepupunya menikah. Masalahnya dia barusan putus dengan Ergi, cowoknya yang doyan selingkuh. Terlebih, Mbak Windi memaksanya untuk jadi salah satu pagar ayu di acara tersebut. Dan celakanya, salah satu pagar bagus di a...