DT 47 END ARC 1

9.7K 1.2K 80
                                    

DON'T FORGET TO CLICK VOTE BUTTON

🚛

HAPPY READING💛

.
.
.
.
.

ALL PIC BY PINTEREST





D-Day

Jika Alvin bisa meminta, ia mau menghilangkan ingatan tentang  dunia ini. Agar tak ada rasa yang menyangkut didalam hatinya. Pemandangan ini, suasana ini begitu harmonis dimana pun mata memandang. Ruang makan yang biasanya sepi kini terdengar lebih ramai dari biasanya. Eugene, dan Alfred yang saling berebut roti panggang. Dengan omelan ketus William diakhir pertengkaran. Dan tawa menyenangkan dari Maxime yang hanya terdiam mengamati.

Sang ayah hanya diam membiarkan kekacauan terjadi dan ketiga kakak nya yang masih asik dengan steak di piring nya tanpa perduli dengan sekitar. Pagi ini begitu istimewa, karena hari ini adalah hari terakhirnya didunia ini.

"Gail, berapa banyak waktu yang tersisa?"

"15 menit, Tuan"

"Baiklah"

Ia berdehem, membuat semua pandangan kini menatapnya. "Emmm....  Ada yang ingin aku sampaikan" Bisiknya pelan. Kini keributan itu terhenti, beberapa pasang mata menatap penasaran kearahnya.

"Ayah ibu terima kasih telah merawatku, kakak terima kasih telah menjaga ku selama ini"

"Alfred terima kasih atas bantuanmu, dan kak Eugene terima kasih atas bunganya, aku menyukainya. Dan emmm...

"Tuan tinggal 9 menit tersisa"

"Kak Maxime berbaikan lah dengan Helian, jangan bertengkar, dan kak Will aku sudah memaafkanmu jadi jangan terus merasa bersalah. Itu akan membuatku sedih"

"Tuan 3 menit tersisa"

"Aku begitu menyayangi kalian"

Semuanya tersenyum, apa ini sesi pernyataan cinta yang diucapkan si bungsu pada mereka? Senyum menghiasi wajah semua orang.

"Hey, ada apa dengan suasana sendu ini. Mengapa semuanya terlihat sedih" Eugene bercelutuk dengan candaan. Tawa terdengar.

"Hitung mundur dalam 10
detik"

10...

"Kau mengganggu suasana, Eugene" Dengus William.

9...

"Aku kan hanya bertanya, mengapa kau emosi?"

8...

Suara otomatis mesin menghitung mundur terus terdengar dipikirannya, air mata mulai luruh dari kedua matanya.

7...

"Kenapa kau menangis? Tanya Alaric khawatir. Ia menggeleng lemah.

6...

5...

"Aku tidak apa, hanya begitu senang hari ini"

( TRANSMIGRATION) Dimensional TransmissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang