DT 6

14.7K 1.3K 6
                                    

DON'T FORGET TO CLICK VOTE BUTTON

🚛

HAPPY READING💛

.
.
.
.
.

ALL PIC BY PINTEREST


Mata yang tertutup kini terbuka, bulu mata lentik itu mengerjap beberapa kali. Irisnya nampak malas melihat sekeliling, ia mengadahkan pandangannya kearah langit langit kamar.

"Gail" Panggilnya.

"Ya, Tuan"

"Sudah sampai mana perkembangan alurnya?"

"20%"

"Begitu cepat??"

"Pemeran utama wanita sudah bertemu dengan keempat protagonis laki - laki, Tuan"

"Mereka sudah bertemu??"

"Ya. Anda ingin melihat cuplikannya?" Kini Gail yang bertanya. "Apakah bisa?" Alvin menatap lamat.

"Tentu saja, aku adalah robot paling canggih yang dibuat oleh Tuan muda" Bangganya.

Seketika hologram muncul dihadapkan Alvin, disana tepat dari awal hingga akhir Alvin melihat drama dilayar dengan tatapan pongah, "Kau yakin jika gadis itu pemeran utamanya?" Tanyanya ragu.

"Benar, Tuan. Gabriella lily yang baru saja dapat beasiswa dan pindah ke asrama tepat hari ini"

"Kau tak salah? Itu gadis polos dan pemberani yang digambarkan didalam deskripsi?" Alvin memutar matanya, yang benar saja. Gadis itu lebih tepat kearah bodoh dan idiot.

"Tuan, pemeran utama masih belum menumbuhkan cinta mereka, awalnya memang begitu. Namun, lama kelamaan setelah banyaknya adegan penyelamatan dan seringnya kesempatan bertemu keduanya --ah maksud Saya kelimanya akan menumbuhkan cinta" Jelas Gail.

"Lalu, apakah aku harus menentang gadis bodoh itu? Kau tak kasian? Lihat saja wajahnya, bahkan wanita itu terlihat lebih lemah dari seekor semut" Smirk nya. Gail diam - diam setuju dengan Tuannya. Tapi mau bagaimana pun misi sang Tuan adalah untuk mencegah keempat pemeran utama laki - laki untuk jatuh cinta yang akan menyebabkan hancurnya dunia Novel.

"Hahh... Baiklah-baiklah apakah---

Tok tok tok

Alvin terdiam, menatap pintu kamarnya yang diketuk, ia mengacak surainya membuatnya berantakan dan memilih memejamkan matanya.

Detik berikutnya, pintu terbuka. Bukan Mary pelayan paru baya yang biasa nya datang melainkan sang Duchess. Maria melihat kamar sang putra untuk pertama kalinya. Cat putih dengan interior sederhana. Berbeda dengan kamar miliknya dan sang suami yang bergaya Eropa. Iris Amber nya menatap kearah tempat tidur yang saat ini terdapat sang pemilik kamar. Langkahnya perlahan mendekat.

Ditatapnya gaya tidur sang putra yang lumayan berantakan. Senyum terukir disudut bibir plum nya. Tangannya terulur menyingkirkan anak rambut yang menutupi mata putra bungsunya. Oh lihatlah bahkan pipi itu tertekan oleh kasur dengan mulut yang terbuka membuatnya terlihat semakin menggemaskan. Namun, senyum itu semakin lama semakin pudar mengetahui jika ada banyak hal yang ia tak tahu tentang Alvin, putra bungsunya. Melihat nya sudah dewasa seperti ini ia merasakan rasa sedih yang teramat dilubuk hatinya.

( TRANSMIGRATION) Dimensional TransmissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang