DT 15

15.1K 1.3K 26
                                    

DON'T FORGET TO CLICK VOTE BUTTON

🚛

HAPPY READING💛

.
.
.
.
.

ALL PIC BY PINTEREST






Ia berjalan di lorong - lorong kediaman dengan seragam ditubuhnya. Satu hari berlalu begitu cepat bagaikan hitungan menit, tak terasa ia sudah terbiasa dengan hidupnya didunia ini. Walau tak dipungkiri ia juga menikmatinya, Setelah demam dan cuti 2 hari akhirnya ia diizinkan oleh sang ayah untuk kembali ke Academy walau harus mendengarkan ceramah panjang lebar dari Ayah, ibu, kakak ditambah Mary yang membuat kupingnya sakit.

Diantara lorong - lorong besar yang membentang, setiap maid dan Butler akan menundukkan kepala hormat padanya dengan senyum dibibir mereka. Menyambutnya dan terkadang memujinya. Kalian tau kejadian kemarin?? Ternyata ia baru mengetahuinya setelah rumor di kediaman Dutchill sampai di telinganya.

Para maid tau kejadian Josh yang dilepas-tugaskan dan selamat dari maut karena sang bungsu, mereka bahkan melebih - lebihkan mengatakan jika ketika Josh ingin pergi Alvin menangis merasakan firasat  dan tahu jika sang kakak dalam bahaya. Mengatakan jika ia adalah titisan dari Dewa.

Dewa matamu!

Kalian tau rumor itu dari siapa? Tentu saja dari maid kesayangannya Mary dan Butler Ron. Mereka berdua membanggakannya hingga rumor itu sampai ke ibu kota dan kawasan kekuasaan Duke Dutchill. Yang mengatakan jjka ia yang menyelamatkan Josh dari kematian, dan ada pula yang mengatakan jika ia mendapat petunjuk dari Dewi untuk menyelamatkan sang kakak.

Ia ingin sekali menyumpal mulut Mary dan Ron yang seenaknya menyebarkan hal absurt seperti itu, yahh..... Memang benar ia menyelamatkan Josh. Tapi ini demi dirinya juga!! Demi keberlangsungan hidupnya dan Gail!

"Tuan muda kereta kuda sudah menunggu Anda diluar gerbang" Kata Mary yang berada di belakangnya, membuatnya sadar dari lamunan.

Ia setengah berlari, disana tepat didepan gerbang Kereta kuda dengan lambang Duke Dutchill yang melambangkan seekor gagak, sudah berdiri dengan gagahnya ditengah gerbang. Pintu kereta itu terbuka terlihat Edward yang melambaikan tangannya kearahnya. Ia segera menghampiri kakak ketiganya itu.

"Jangan berlari" Peringat Edward. Alvin tersenyum tipis. Sudah biasa dengan sikap protektif kakaknya. "Aku tidak akan terjatuh kakak" Ujarnya dengan mata bulatnya.

"Tapi jika lain kali terjatuh bagaimana?" Edward menambahi. Alvin diam - diam memutar matanya, kalau begini kapan mereka akan berangkat?

"Maafkan aku kakak" Ujarnya pasrah. Edward mengacak surai sang adik gemas. "Tidak apa - apa. Lain kali jangan lakukan itu"

"Hem" Kini keduanya sudah naik ke kereta kuda meninggalkan kawasan Duke Dutchill menuju kearah perbatasan ibu kota. Kereta kuda itu menarik perhatian setiap warga biasa yang sekedar lewat. Mereka mendengar rumor jika putra bungsu sang Duke dianugerahi oleh Dewi. Mereka bahkan berlutut dengan menangkupkan tangan mereka berharap mereka juga ikut mendapatkan berkah membuat Alvin menunduk malu. Ingatkan ia untuk memarahi Mary dan Ron nanti!

"Ada apa?"

"Tidak apa - apa kakak"

Perjalanan berjalan dengan lancar, dapat ia lihat pintu gerbang Rexton Academy berada tepat di hadapan mereka. Kusir membukakan pintu untuk Tuan mereka, Alvin dan Edward segera turun dari kereta.

( TRANSMIGRATION) Dimensional TransmissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang