DON'T FORGET TO CLICK VOTE BUTTON
🚛
HAPPY READING💛
.
.
.
.
.ALL PIC BY PINTEREST
Alvin menatap hologram yang menghilang diudara, ia meminta Gail untuk menayangkan masa lalu Maxime. Alvin menghela napas panjang, inti permasalahan ini adalah kesalahpahaman. Ia berdecak sebal.
"Kau sudah baikan?" Matanya melirik William, pria itu memakai baju tanpa lengan memperlihatkan otot bisep yang menggiurkan. Ia mengangguk kecil. Tangannya memegang sebuah permen yang diberi kakak nya sejak tadi.
"Mulutmu berantakan" Edward dari sisi samping mengambil sapu tangannya dari saku bajunya, membersihkan bibir berantakan milik sang adik.
"Apa Eugene sudah kembali?" Tanya Maxime.
"Entahlah"
"Aku melihatnya pagi tadi, bajingan itu terlihat begitu senang" William memutar mata jengah.
"Yo~~ Apa kalian membicarakanku?" Kebetulan yang begitu indah, Eugene yang dibicarakan datang dari sudut lapangan. Bibirnya bersiul dengan santai, dengan senyum yang merekah diwajah pria itu. Dibelakangnya diikuti oleh 2 orang pemuda yang lainnya.
Putra Duke Winston itu tersenyum semakin lebar ketika mendapati Alvin yang duduk diantara mereka. Ia mendekatkan dirinya "Apa kau kembali dengan selamat? Maaf aku tak bisa mengantarmu dan paman Alaric hari itu, aku begitu menyesal" Ujarnya dengan wajah sedih yang dibuat - buat. Mendengar penuturan Eugene, membuat Maxime, William, dan Edward bingung.
"Apa yang kau bicarakan?" Tanya Edward. Kini Eugene menatap bingung Edward "Kau tidak tahu?"
"Yah~~ kau tahu, Duke Dutchill berkunjung ke kediamanku dan Alvin bersamanya. Hari - hari membosankan di kediaman Winston menjadi begitu menyenangkan. Bukan begitu Alvin?" Alvin yang ditanya menyerampah dalam hati. Kenapa pemuda itu melebih - lebih kan penjelasan yang tidak masuk akal?
"Apakah begitu??" Matanya melirik Edward yang sedikit kesal, lihat ia ingin sekali memukul kepala Eugene dengan begitu kencang.
"Ayah yang mengajakku" Ujarnya dengan senyum kikuk.
"Jangan menatapnya seperti itu, dia merasa tak nyaman. Bukan begitu?" Kini giliran Maxime yang berbicara dari sampingnya seperti biasa dengan senyum diwajah itu.
"Bukankah ini giliranmu, Ed?" William menatap Edward, Edward berdecak dan bangkit dari duduknya. "Tunggu disini, jangan kemana - mana" Dan pemuda itu segera pergi ke arah lapangan yang kini dipenuhi sorakan.
Lapangan kini berubah, dengan papan target yang kini menghiasi. Ada sekitar 40 meter jarak antara papan target dari tempatnya berdiri dan tentu saja dengan pemuda yang lainnya. Dengan memegang sebuah busur pemuda Duchill itu terlihat berkali - kali lipat tampan dari sudut ini, Alvin mau tak mau mengakuinya walau ia tak sudi.
KAMU SEDANG MEMBACA
( TRANSMIGRATION) Dimensional Transmission
Fantasía[BrotherShip Story] Alvin, pemuda tanggung itu kini terseret kedalam teknologi buatannya sendiri, "Dimensional Transmission" Disuruh memainkan alur cerita berbeda - beda dan mengubahnya demi menyelamatkan hidupnya. "Gail? Apa yang terjadi?!!" "Sep...