DT 11

13.7K 1.3K 6
                                    

Triple Up

DON'T FORGET TO CLICK VOTE BUTTON

🚛

HAPPY READING💛

.
.
.
.
.

ALL PIC BY PINTEREST






Matanya melirik gadis pemalu yang menyodorkan sebuah bekal makanan dengan secarik kertas merah muda dibagian atasnya. Alvin menonton drama live yang ia tunggu - tunggu. Jika biasanya ia hanya nenontonnya lewah hologram kini ia mendapatkan kesempatan untuk melihat drama romansa secara langsung.

"A-aku dengar Yang Mulia yang menyelamatkanku ketika dikolam. A-aku berterima kasih. Ini bentuk terima kasihku" Sodornya. Maxime menatap bekal dengan secarik kertas tanda terima kasihnya. Pemuda itu menerimanya.

"Terima kasih" Ujarnya dengan seulas senyum. Melihat bekal makanan miliknya yang diterima sang empu, membuat Lily bertambah senang. Wajah itu tambah bersemu merah.

"Ee.. Itu... Aku ingin mengajak Yang Mulia untuk ke ibu kota nanti malam sebagai rasa terima kasihku jika.... jika Yang Mulia mau... Ah maksudku jika Yang Mulia berkesan... Emnnn" Matanya melirik kearah Edward dan kerumunan "Y-yang lainnya juga bisa ikut....." Cicitnya pelan.

Ucapannya terlalu frontal untuk dikatakan oleh seorang gadis, rata - rata para bangsawan tidak akan secara langsung mengajak seseorang bertemu apalagi jika sang empu yang diajak adalah seorang pria bangsawan terhormat. Wanita di takdirnya untuk diajak, bukan mengajak. Dan mengundang pria secara langsung itu tidak sopan dan tidak senonoh. Memang pada dasarnya Lily tidak menerima pendidikan ala bangsawan yang membuatnya tidak terlalu tau tentang etika semacam itu.

"Berapa perkembangan alurnya, Gail" Tanyanya Alvin didalam hati.

"35% Tuan"

Alvin merasa dongkol, mengapa alur berjalan begitu lama. Netra jade hijau miliknya melirik Lily, gadis polos mana yang mengajak seorang pria keluar. Bukankah lebih tepat jika gadis itu digambarkan bodoh atau idiot?

Eugene dari sisi kanan memandang Lily keatas dan kebawah dengan tatapan remeh. "Apa kawanku ini akan memiliki seorang kekasih?" Ejeknya pada Maxime.

"Nona Lily kau begitu berani mengajak seorang putra makota berkencan secara langsung" Lily sedikit mengeryit, ini adalah titik plot dimana Lily dan Eugene saling bertengkar satu sama lain, dan lama - kelamaan akan membentuk cinta.

"A-aku hanya mengajaknya atas dasar rasa terima kasih tak ada maksud lain" Lirihnya.

"Ya, tapi kau begitu tidak sopan, tidak senonoh dan vulgar" Eugene tersenyum miring, kata - kata itu menyiratkan sarkas. Kini Lily mengangkat wajahnya, ia tak suka dengan cara bicara Eugene, apa yang salah dengan perkataannya? Maniknya mendelik garang kearah Eugene yang tersenyum mengejek dihadapannya. "Jika kau tidak mau kau tidak harus datang!" Sentaknya.

"Ah, kau benar. Tapi kau mengajak temanku, bukankah itu berarti menjadi urusanku?" Eugune bersedekap dada dengan arogan, Tangannya menyentuh bahu Lily.

Plak

Tangan lebar nya ditepis oleh gadis itu, kerumunan semakin ramai. Banyak orang yang mengasiani Lily karena mengganggu keturunan Winston itu. Banyak bangsawan yang tau jika pemuda bersurai merah itu memiliki tempramen yang menggebu - gebu dibandingkan tiga lainnya. Lain halnya dengan para fans fanatik Eugene, mereka menatap Lily dengan raut tak suka "Kupikir kau pengecut, untuk ukuran gadis kecil sepertimu kau cukup berani"

( TRANSMIGRATION) Dimensional TransmissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang