ARC 3 (DT 4)

6.9K 913 33
                                    

DON'T FORGET TO CLICK VOTE BUTTON

🚛

HAPPY READING💛

.
.
.
.
.

ALL PIC BY PINTEREST

Like symphony🌸🍃

.

Hamparan rerumputan menjalar hingga ke ujung. Ia membaringkan tubuh di atasnya. Menikmati bagaimana angin memainkan rambutnya dengan pelan. Matanya menutup. Menghirup bau alami pepohonan yang di bawa oleh angin yang kian membuatnya tenang. Andai saja hidupnya bisa setenang ini, pikirnya.

Suara deru mobil terdengar dari gerbang mansion, membuatnya kembali membuka matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara deru mobil terdengar dari gerbang mansion, membuatnya kembali membuka matanya. Alvin menatap kearah luar dengan bingung dan berlari dengan kaki kecilnya ke dalam mansion. Suara bising memasuki telinganya. Sebuah percakapan yang samar - samar berasal dari ruang tamu. Mata besar itu mengintip. Albert terlihat duduk dengan jas kebesarannya. Di depannya terdapat segelas air dengan beberapa berkas yang bertumpuk - tumpuk.

"Ayah~" Suara kekanakan yang lembut terdengar dari kejauhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayah~" Suara kekanakan yang lembut terdengar dari kejauhan. Albert yang kini memijit dahinya dengan handphone ditelinganya mengangkat kepalanya dengan pelan. Wajah lelah itu seketika terdiam menatap sang putra yang memiringkan wajah dengan mata besarnya.

Uhuk uhuk uhuk

Ia tersedak, mengambil air putih yang sedari tadi tersedia didepannya dan meneguknya dengan cepat.

'Hey kau tak apa?'

Suara dari sebrang telepon terdengar lagi, Albert mengelap sudut mulutnya dan berkata dengan cepat.

'Aku akan meneleponmu lagi nanti'

'Hey, tunggu dulu. Bagaimana dengan kerja sama---

Tut tut tut

( TRANSMIGRATION) Dimensional TransmissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang