ARC 2 (DT 11)

6.5K 902 12
                                    

DON'T FORGET TO CLICK VOTE BUTTON

🚛

HAPPY READING💛

.
.
.
.
.

ALL PIC BY PINTEREST

Di benua yang telah hancur ini, yang kini telah di penuhi monster dan Gates yang datang entah dari mana. Semua ras masih menggantungkan harapannya pada satu Dewa, Dewa yang mereka percayai. Yaitu Dewa cahaya.

Dewa cahaya tidak mungkin turun langsung dan membantu mereka secara terang - terangan tapi melalui orang yang telah Dewa rahmati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dewa cahaya tidak mungkin turun langsung dan membantu mereka secara terang - terangan tapi melalui orang yang telah Dewa rahmati. Yaitu melalui seorang Saintess. Cahaya yang ada di diri seorang saintess mengandung kekuatan ilahi yang mampu membunuh monster yang dipenuhi kekuatan iblis. Membakar nya menjadi abu dan menjadi cahaya satu - satunya yang dipercaya dapat menyelamatkan mereka dari kemalangan.

Seperti saat ini, setelah hutan westyln hancur menyisakan beberapa bangunan yang rusak dan beberapa korban yang terluka, Ellen berdiri ditengah - tengah para manusia ras. Mengulurkan tangan yang kini diselimuti oleh cahaya putih keemasan. Gadis itu dipenuhi Oleh aura suci, membuat sosok nya begitu indah.

Seketika luka bernanah yang menghitam itu pulih seutuhnya. Seperti seorang Dewa yang berdiri diantara mereka. Senyum senantiasa terukir di bibir yang memerah dengan manis.

"Terima kasih... Terima kasih banyak"

"Terima kasih, kami begitu beruntung memiliki Saintess diwilayah kami"

"Jika tidak ada Anda, kami mungkin sudah mati"

"Itu benar"

Gadis itu berdiri ditengah - tengah dikelilingi oleh sorot penuh kehormatan dan kekaguman. Dimana Gadis berdiri seperti ada cahaya terang, seperti mengusir kegelapan.

Ellen tersenyum bangga, walau sebagian alur tidak sesuai dengan ekspetasinya. Tapi tetap saja pada akhirnya ia yang akan memenangkan hati kelima pemuda itu. Kini sorot matanya bertambah tajam, menusuk pria kecil yang yang masih asik memejamkan matanya dipelukan seorang pria paruh baya. Ia sudah tahu dimana letak salahnya. Ini semua karena hadirnya bocah sialan itu yang menyebabkan semuanya melenceng jauh. Ia harus segera menyingkirkan.

"Kau mau kemana?"

"Bukankah sudah jelas? Tentu saja pergi dari sini" Lance mendengus kasar. Melirik kearah Helios, Arthur, Theodor, dan Carl yang membututi dari belakang.

"Mengapa kalian mengikuti kami?" Tanyanya dengan nada sebal. Pria itu menunjuk - nunjuk wajah Theodor dengan jarinya.

"Jika ini mengenai kekuatan putraku, lupakan saja. Aku takkan memberikan putraku hanya karena fakta ini" David kini menambahi. Berta dari samping menghela napas panjang.

( TRANSMIGRATION) Dimensional TransmissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang