DON'T FORGET TO CLICK VOTE BUTTON
🚛
HAPPY READING💛
.
.
.
.
.ALL PIC BY PINTEREST
Josh melangkah kearah taman terkadang ia menatap kearah belakangnya, disana terdapat ekor kecil yang mengikuti langkahnya. Menginjak setiap langkah yang ia pijak, seperti bermain pijak kaki dengan senang. Terkadang ia dengan sengaja melangkah dengan langkah pendek agar kaki kecil adiknya bisa menyamainya.
Josh tersenyum tipis, Alaric dan Maria yang sedari tadi melihat aksi kakak - adik itu menatap murung, apalagi Alaric. Iri dia tuh, kelakuan bungsunya aneh hari ini seperti tidak mau lepas dari Josh yang notabenya jarang berinteraksi dengan si kecil. Disisi lain Dedrick baru saja menyelesaikan berkas - berkas sang ayah, segera membawa beberapa dokumen untuk diperiksa Alaric yang kini berada di bangku taman dekat rumah kaca milik saang ibu.
Langkahnya mendekat, menatap kedua orang tuanya yang duduk bersama dengan memperhatikan sesuatu. Matanya melirik kearah taman, Ah bukankah itu adik bungsunya dan Josh? Sedang apa mereka?
"Ayah" Panggil Dedrick. Putra sulung Alaric dan Maria itu menyerahkan kertas - kertas yang ada genggamannya kepada sang ayah. Alaric hanya mengangguk mengambil kertas itu dan menaruhnya di sisinya. Tumben sekali, biasanya sang ayah akan langsung memeriksanya dengan teliti.
"Ada apa dengan Josh dan Alvin?" Tayanya. Maria dan Alaric sama - sama mengangkat bahu dan kembali memperhatikan dua sosok itu. Dedrick pun ikut duduk dibangku panjang yang di duduki oleh ibu dan ayahnya. Terlihat Josh yang berhenti dan berbalik, mengulurkan tangannya kearah Alvin, ingin menggendong bocah iu, tapi Alvin menggeleng.
Josh kini berpindah kearah samping tepat disisi Alvin, ingin berdiri berdampingan dengan bocah itu, tapi hal berikutnya Alvin malah berbalik dan kembali mengekor dibelakangnya. Josh terlihat menghela napas dan memilih untuk berjalan kembali dengan buntut kecil dibelakangnya.
Seperti ibu bebek?? atau ayam??
Tingkah itu begitu lucu mengundang kekehan ketiga orang dewasa yang memperhatikan dari sisi taman. Apalagi melihat wajah Josh yang tampak kelimpungan. Tentu saja Stev dan Rynn yang ikut tertawa disudut taman.
Tak lama gerbang mansion terbuka lebar, kereta kuda dengan lambang Duke Dutchill memasuki kawasan mansion mengundang perhatian dari penghuni didalamnya tak terkecuali Josh dan Alvin yang menghentikan langkah mereka.
Tepat disana Edward baru saja datang dengan seragam Academy yang masih melekat ditubuhnya, hanya seorang diri tidak dengan tiga temannya yang lain. "Bukankah kau ada misi hari ini?" Dahinya mengeryit heran menatap keberadaan sang kakak di mansion. Bagaimana ia tahu? Tentu saja Maxime baru saja mengatakan jika diperbatasan utara terdapat banyak kegiatan penyeludupan, yang membuat raja turun tangan sendiri untuk mengurusnya. Dan beberapa prajurit pun diutus kesana dan salah satunya adalah tim kakak keduanya.
Josh tidak menjawab malah melirik kebelakang, membuat Edward bingung. Josh sedikit menyingkir dan bisa Edward liat tepat dibelakang Josh Alvin yang senantiasa berdiri menatap keduanya dengan tatapan polos "Alvin? Bukankah kau demam" Alvin tidak menjawab, tatapannya terkunci pada Josh, mata bulat yang membengkak sehabis menangis itu malah menatap sang kakak kedua dengan intens. Edward mengangkat alis dengan bingung, kemudian Josh mendekat kearah Edward berbisik pelan yang dihadiahi anggukan oleh sang empu.
Keduanya berkedip, seperti merencanakan sesuatu.
1
2
3
Josh berlari menjauh, si kecil tentu ikut dibelakangnya, namun tubuhnya melayang diangkat Edward menjauh, si kecil memberontak, berteriak memanggil sang kakak kedua yang kini menjauh kedepan gerbang. Anak itu menangis histeris.
"Huaaaa kakkakkkk.... Kakak huaaa" Tangisan nyaring itu memekakkan telinga, si kecil memberontak dipelukan memukul dada Edward dengan tangannya.
Josh ragu, respon Alvin membuatnya enggan. Dan lihatlah wajah si bungsu yang memerah dengan napas yang tersedat - sedat. Pertarungan batin itu membuat Josh yang kini berlari memalingkan langkahnya dan berbalik. Alvin menatap punggung itu yang kini berbalik, tangannya menggapai - gapai Josh, dan ......
Hap
Alvin beralih dipelukan sang kakak kedua. Memeluknya erat tangannya melingkati leher Josh erat, menangis dibahu itu. Alaric, Maria dan Dedrick yang melihat semuanya kini menghampiri mereka. Walau tak ayal wajah asam ketiganya ditambah Edward mendengus tak suka.
"Apa Alvin masih tidak mau ditinggal?" Tanya Maria. Josh mengangguk lemah tangannya tak henti - hentinya menepuk punggung sang adik.
"Ada yang aneh dengannya, dari tadi pagi ia terus menerus mengikutiku" Gumam Josh yang diangguki oleh anggota keluarga yang lain selain Dedrick dan Edward yang baru datang.
"Ahh aku lupa jika aku memiliki permen coklat" Dedrick kini mengeluarkan jurusnya, melirik kearah sang adik yang mengatur napasnya dengan cegukan.
"Apa adik kecilku tidak mau?" Ia pura - pura merogoh sakunya. Namun Alvin tetap menggeleng.
"Bagaimana dengan misiku?" Tanya Josh berbisik.
Alaric menghela napas panjang, "Biar ayah yang katakan pada Yang Mulia agar tim mu dilepas-tugaskan dari misi" Putus Alaric, Josh mengangguk jujur ia juga tak mau mengikuti tapi mau bagaimana pun itu adalah perintah langsung dari sang raja.
"Bagaimana jika Raja tidak mengijinkan?" Tanya Edward.
"Darion tak akan berani" Jawabnya singkat.
Selepas itu, Alaric langsung bergegas ke gerbang kearah kereta kuda berlambang Pegasus dari Kerajaan, tadinya kereta kuda itu yang nantinya akan dinaiki oleh Josh. Namun kini malah dinaiki oleh Alaric.
"Sudah sayang, sudah nanti sesak hem" Ujar Maria Khawatir.
"Ayo masuk, hari mulai gelap" Tambah wanita itu lagi.
Ketiga putranya mengangguk dan memasuki mansion dengan Alvin yang masih ada dipelukan Josh.
"Tuan, Anda sudah bekerja keras" Gail dialam bawah sadar berucap kagum.
"Napasku sesak karena terlalu lama menangis" Alvin berdecak dalam batinnya. Suaranya serak, matanya bengkak, tenggorokannya sakit. Apakah di misi ini tak ada hadiah tambahan? Ia bahkan siap untuk menerima Grammy sebagai artis paling berbakat.
"Tuan perkembangan alur melonjak naik menjadi 49%"
"Begitu banyak?"
"Ya, Tuan"
"Ini sepadan" Batinnya lirih, dan memutuskan untuk menutup matanya karena lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
( TRANSMIGRATION) Dimensional Transmission
Fantasy[BrotherShip Story] Alvin, pemuda tanggung itu kini terseret kedalam teknologi buatannya sendiri, "Dimensional Transmission" Disuruh memainkan alur cerita berbeda - beda dan mengubahnya demi menyelamatkan hidupnya. "Gail? Apa yang terjadi?!!" "Sep...