ARC 2 (DT 6)

8K 1K 17
                                    

DON'T FORGET TO CLICK VOTE BUTTON

🚛

HAPPY READING💛

.
.
.
.
.

ALL PIC BY PINTEREST

.

"Gadis itu memiliki kekuatan suci, jika kita bisa mendapatkannya. Ras Elf akan diuntungkan dimasa depan"

Helios menatap acuh pria paruh baya didepannya, berdecih pelan, sebelum berkata "Kau memanggilku hanya karena omong kosong ini?" Ujarnya dengan dingin. Mengetahui jika kata - kata yang diucapkan nya menyinggung pria didepannya, Pria paruh baya itu menundukkan kepalanya pelan "Tapi pangeran---"

"Ras kami tidak membutuhkan manusia untuk menunjang kehidupan. Cukup aku" Dan berlalu pergi dengan wajah masam. Helios berjalan dengan ekspresi gelap, mengungkapkan begitu kesalnya pemuda itu dengan percakapan para tertua Elf itu. Namun langkahnya melambat, matanya menyipit menatap buntelan kecil yang berlari kearah kawasannya. Hidungnya mengendus udara "Manusia" Geramnya. Dan beranjak mendekati pria kecil itu.

"Kenapa manusia ada diwilayahku?" Dapat ia lihat, sosok itu berhenti dengan kaku, berbalik dan menatapnya dengan wajah bulat yang begitu berisi. Dan kemudian berbalik dan kembali berlari. Helios membeku. Apa ia diabaikan?

Tangannya menyentuh udara, seketika tanaman rambat yang berada di tanah bergerak menahan dan membelit kaki si kecil dan mengangkat nya dengan pose terbalik kearahnya.

Namun hal yang ia dapati bocah itu malah terkikik kecil dengan wajah polos. "Apa ini menyenangkan bagimu?" Sarkasnya, tanaman rambat itu semakin melayang tinggi yang membuat tubuh bocah itu juga ikut terangkat lebih tinggi keudara. Namun, bocah itu malah semakin tertawa kencang.

Helios menghela napas berat, menurunkan bocah yang masih tertawa itu kembali ke tanah. "Apa yang kau lakukan disini?"

Alvin menghela napas lega setelah tubuhnya diturunkan, ia mendengus dalam hati, betapa tidak malunya pemuda elf itu melawan bocah manis yang tidak berdaya sepertinya.

"Mengejar kupu - kupu" Tunjuknya kearah udara. Helios ikut menatap kelangit, kupu - kupu bermata dua telah melewati masa kepompongnya tahun ini dan ini bertepatan dengan waktu untuk bermigrasi.

Setelah diturunkan, pria kecil itu berlari lagi, matanya terlihat terpesona dengan menggapai - gapai kupu - kupu yang terbang tinggi diudara, sesekali bocah itu memandangi rumput, katak dan batu dengan berbagai ekspresi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah diturunkan, pria kecil itu berlari lagi, matanya terlihat terpesona dengan menggapai - gapai kupu - kupu yang terbang tinggi diudara, sesekali bocah itu memandangi rumput, katak dan batu dengan berbagai ekspresi. Sangat random. Helios jengah. Apakah bocah ini bodoh?

"Kau, apa kau belum pernah melihat sesuatu seperti ini?" Tanyanya, sebenarnya ini bukan pertanyaan namun sindiran yang dilayangkan pemuda elf itu. Namun, respon bocah itu diluar dugaannya. Kepala kecil itu mengangguk, "Ini pertama kalinya" Ujarnya polos, Helios merasakan sesuatu dihatinya. Memalingkan wajahnya dengan enggan.

( TRANSMIGRATION) Dimensional TransmissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang