[BrotherShip Story]
Alvin, pemuda tanggung itu kini terseret kedalam teknologi buatannya sendiri, "Dimensional Transmission" Disuruh memainkan alur cerita berbeda - beda dan mengubahnya demi menyelamatkan hidupnya.
"Gail? Apa yang terjadi?!!"
"Sep...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ruang bawah tanah itu begitu gelap dan pengap, dengan besi tebal sebagai pintunya. David menekan saklar lampu, membuat ruangan yang gelap menjadi lebih terang, terlihat jika ini bukanlah ruang bawah tanah biasa. Ini adalah ruang bawah tanah yang sempit dengan lorong yang memanjang "Kita harus segera pergi ke hutan Westlyn"
"Tapi, putraku---
"Kita tak bisa mencegahnya, cepat atau lambat kita juga harus bergabung bersama yang lainnya" Ujar David lemah. Sebenarnya ia berat hati membiarkan putranya harus menanggung beban hidup di lingkungan seperti itu, tak ada fasilitas yang menunjang kebutuhan spesial putranya yang memiliki keterbelakangan. Dan yang paling utama terlalu berbahaya disana.
"Percayalah, aku yang akan melindunginya, aku juga menyayangi putra kita, Berta. Kita tak bisa terus menerus berada disini, cepat atau lambat monster - monster itu juga akan membobol masuk, tak hanya kita yang akan mati, putra kita juga" Ujarnya. Berta menangis sedih, menatap kearah sang putra dengan tangan yang mengelus pipi kemerahan itu dengan lembut. "Baiklah" Ujarnya lemah.
Alvin didalam gendongan hanya diam, suami istri itu begitu menyayangi putra kecilnya. Tapi tunggu? Bukankah ia bukan putra satu - satunya?
"Lewat sini" Perkataan David membuatnya mengangkat wajahnya, lorong bawah tanah memanjang kedepan dengan ruang yang gelap. Begitu lembab dengan bau apek lumut dan jamur yang tumbuh didinding - dinding lorong.
"Kau yang membuatnya sendiri?" David mengangguk, ia tahu cepat atau lambat kejadian ini pasti terjadi. Jadi ia mempersiapkan semua ini.
"Maaf, membuatmu harus melakukan semua ini demi kami" Berta memeluk David yang masih menggendong Alvin. David hanya tersenyum tipis, Demi keselamatan putra kecilnya dan sang istri ia sanggup melakukan apapun.
"Bagaimana dengan Lance dan George ?"
"Tenang saja, mereka sudah berada disana" Berta menghela napas lega, Ia tak bisa membayangkan jika mereka berdua harus berada disituasi yang berbahaya.
Ketiganya melangkah kedepan, memasuki ruang bawah tanah dengan tanah basah sebagai alasnya. Semakin dalam ruang, maka tanah dan udara akan semakin lembab, air akan muncul dari sela - sela terowongan. Apa ini tanda jika hutan semakin dekat?
Sinar matahari terlihat tepat diujung terowongan, penampakan pohon besar yang menjulang tinggi memasuki penglihatannya, suara jangkrit dan burung saling bersaut - sautan. Dengan pohon yang saling berdempetan membuat lingkungan menjadi gelap, dan suram dengan kesan yang menyeramkan. Mereka berjalan beberapa langkah, setelah itu sang ayah membuka sesuatu, sebuah Gua yang ditutupi oleh dahan - dahan pohon yang tebal.