78

239 54 3
                                    


Rapat final sebelum shooting MV selesai dalam waktu dua jam. Sebenarnya, sebelum satu jam, rapat tersebut bisa dibubarkan. Akan tetapi, bukan Seventeen namanya kalau tidak berdebat dan beradu pendapat dalam setiap rapat mereka. Konsep yang sudah disusun oleh Mingyu dan Seungkwan hampir saja dirubah seluruhnya oleh para anggota kalau tidak ditengahi oleh Jeje.


Karena banyak saran dan masukan dari para anggota, Mingyu dan Seungkwan memutuskan untuk tinggal lebih lama di agensi. Mereka ingin mematangkan seluruh konsep bersama tim produksi dengan menambah ide-ide yang diajukan oleh para anggota. Sementara anggota yang lain langsung berhambur ke luar ruang rapat. Tidak ada lagi kegiatan lain setelah rapat ini. Jadi mereka bisa melakukan kegiatan pribadi dan baru bertemu lagi esok hari.


"Mau Noona temani ?" tawar Jeje kepada Mingyu dan Seungkwan. Tentu saja dia merasa tidak enak kalau dia langsung pulang seperti anggota yang lain. Hitungannya kan dia masih manajer utama Seventeen. Walaupun lebih banyak tugas-tugasnya sudah diambil alih oleh para manajer pribadi anggota.


"Tidak usah, Noona...." Mingyu menolak tawaran Jeje dengan halus. "Noona kan baru sembuh.... Jadi, lebih baik Noona istirahat di apartemen Noona saja.... Besok kita mulai pagi-pagi sekali....." sambung Mingyu.


"Mingyu Hyung benar, Noona...." Seungkwan menambahkan. Dia juga meletakkan kedua tangannya di atas bahu Jeje lalu menggiring perempuan itu keluar dari ruang rapat dimana Jeonghan, Joshua dan juga Wonwoo sudah menunggu dirinya.


"Hyung-hyung kesayanganku ini sudah menunggu Noona.... Lebih baik Noona pulang, sebelum aku dan Mingyu diomeli oleh mereka karena menahan Noona lebih lama di sini...." ucap Seungkwan yang sejurus kemudian mendorong pelan tubuh Jeje yang langsung ditahan oleh Wonwoo.


"Sampai jumpa besok, Noona !!!!" Seungkwan melambaikan tangannya ke arah Jeje sebelum memutar tubuhnya dan menghilang lagi ke dalam ruang rapat.


Sepeninggal Seungkwan, S.Coups dan Jia Li berjalan dari arah yang berlawanan. Dengan situasi yang canggung, mereka berenam menunggu di depan lift.


Keberadaan S.Coups bersama dengan Jia Li di sisinya membuat Wonwoo refleks menyembunyikan Jeje di balik tubuhnya. Sementara Joshua yang tidak ingin lift mereka diserobot, langsung menekan tombol ke arah bawah.


"Kalian langsung pulang ?" S.Coups memberanikan diri mengajak anggota grupnya untuk berbicara.


"Heumm....." Jeonghan yang menjawab pertanyaan S.Coups dengan deheman singkat.


Dalam diam, Joshua mengamati Jia Li yang menatap ke arah Wonwoo dengan ekspresi yang tidak terbaca. Selama rapat berlangsung, Jia Li tidak banyak membantah dan mengeluarkan argumen seperti rapat-rapat mereka sebelumnya. Joshua pun jadi bertanya-tanya di dalam hatinya.


Apa sebenarnya yang ada di dalam kepala cucu keluarga Tang itu sampai harus melakukan banyak hal hanya untuk menyakiti Jeje yang notabene bukan siapa-siapa ?


Joshua kemudian melirik S.Coups yang berbicara dengan Jeonghan meski ditanggapi seadanya oleh pria Yoon itu.


Ataukah dia seperti Yoo Ah, yang sanggup menyakiti Jeje hanya karena dia menyukai S.Coups sejak lama dan murka ketika mengetahui kalau Jeje sebenarnya tidak hanya seorang wakil CEO agensi tetapi juga adalah kekasih S.Coups ?


TING !!!


Bunyi denting yang khas dari lift yang ada di hadapannya membuyarkan pikiran Joshua yang melayang-layang.


"Kami duluan, Coups..... Sampai jumpa besok....." Jeonghan melangkah masuk lalu diikuti oleh Joshua yang hanya tersenyum tipis ke arah S.Coups dan terakhir Wonwoo dengan wajah datarnya disusul oleh Jeje yang meski terus menundukkan kepala, tapi beberapa kali mencuri pandang ke arah S.Coups dari balik punggung Wonwoo.


What Kind of FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang