74

392 78 26
                                    



Secepat mungkin S.Coups melajukan kendaraannya menuju ke lokasi yang disebutkan oleh Woozi pada pesan singkatnya. Dia tidak memperdulikan para pengguna jalan yang lain yang pasti terganggu dengan caranya berkendara yang cukup ugal-ugalan. Sepanjang perjalanan S.Coups berusaha untuk menyalip kendaraan yang menghalangi jalannya. Pesan Woozi yang mengatakan bahwa hanya punya waktu sepuluh menit untuk mengetahui kondisi Jeje terus terngiang-ngiang di otaknya.


Sepuluh menit


Demi mengetahui dimana perempuannya itu berada, S.Coups rela berpacu dengan waktu, bermain-main dengan maut asal bisa tiba di studio musik Woozi sesuai dengan permintaan pria itu.


Posisi studio yang terletak di deretan ruko yang ada di pinggir jalan membuat S.Coups tidak repot-repot berpikir untuk memarkir kendaraannya itu dengan benar. Kalaupun mobilnya nanti diderek oleh petugas karena melanggar rambu dilarang parkir, S.Coups tinggal menyuruh Do Hyun atau Hyubin untuk membereskan hal itu tanpa jejak.


Napasnya mulai tersengal-sengal ketika dia meniti anak tangga menuju ke lantai tiga, tempat dimana studio musik Woozi dan ruangan pribadi pria itu berada.


"Woowww !!! Sembilan menit dan empat puluh tujuh detik. Impresif, Hyung....." Woozi setengah takjub setengah menyindir ketika sosok S.Coups membuka pintu ruangannya.


S.Coups membungkuk dengan kedua tangan yang dia letakkan di atas lutut. Punggungnya terlihat bergerak naik turun. Meski kesal, Woozi merasa kasihan juga. Jadilah, pria Lee itu bangkit dari kursi kebesarannya, mengambil sebotol air mineral dari lemari pendingin lalu memberikannya kepada S.Coups.


"Minum dulu, Hyung....." ucap Woozi sembari menyodorkan botol air mineral yang dia pegang dan langsung diterima oleh S.Coups.


Dalam sekejap, seluruh isi air mineral itu berpindah dari botol menuju ke perut S.Coups melewati tenggorokan pria itu. Dan seperti sebuah kebiasaan, setelah menghabiskan minumannya, S.Coups meremukkan botol plastik yang sudah kosong itu lalu membuangnya di tempat sampah terdekat.


"Sudah.... Terima kasih, Woozi-ya...."


Woozi membalas dengan senyum tipis sembari mengedikkan bahunya.


S.Coups lantas mengedarkan pandangannya, mengamati ke seluruh ruangan. Tidak ada orang lain selain mereka berdua di dalam ruangan Woozi ini.


"Mana orangnya ? Orang yang kau bilang ingin memberitahukan soal Jeje kepadaku ?" tanya S.Coups.


"Oh, sudah datang ?"


Sebuah suara yang familiar terdengar dari balik punggung S.Coups. Sontak, pria Choi itu membalikkan tubuhnya. Dahinya berkerut ketika menemukan Jeonghan berdiri di ambang pintu dengan mengenakan kaos oversized, celana training sambil menenteng dua buah plastik dengan logo kedai ayam goreng di tangannya.


S.Coups pun mengalihkan kembali pandangannya ke arah Woozi.


"Jadi, orang yang kau maksud itu adalah Jeonghan ?"


Jeonghan terkekeh. Dia berjalan santai melewati S.Coups lalu duduk di sofa three seater yang ada di dalam ruangan. Tanpa memperdulikan tatapan tajam dari teman seumurannya itu, Jeonghan membuka plastik yang dia bawa satu per satu, mengeluarkan masing-masing dua kotak yang menguarkan aroma manis dan gurih secara bersama-sama dari sana.


"Aku memesan ayam goreng.... Setengah setengah..... Seperti kesukaanmu.... Ada bir juga di lemari pendingin Woozi.... Duduk sini dan makan denganku.... Aku tidak mau kau pingsan setelah mendengar semua penjelasanku nanti...." ujar Jeonghan tanpa mengangkat kepalanya untuk balas menatap S.Coups.


What Kind of FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang