63. The Love and Life

1.3K 151 26
                                    

Malamnya acara resepsi digelar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malamnya acara resepsi digelar. Dafa tidak begitu ingat siapa saja yang datang. Tapi, sesuai dugaannya, tamu yang berdatangan jumlahnya bejibun. Entah siapa saja yang sudah memberinya selamat tadi. Semua datang silih berganti. Baik dari keluarga Dawson maupun Zanuar.

Satu hal yang Dafa ingat. Fakta bahwa dia tidak mau begitu bergaul dengan lingkungan keluarganya sendiri. Membuat beberapa orang lebih pada terkejut atau malah membicarakannya. Dafa masih mendengarnnya. Tentu saja ada kaitannya dengan Darian. Seakan tidak cukup, kerabat dari keluarga Finza juga melakukan hal yang sama. Semua orang membandingkan dirinya dan Darian. Rasanya membuat telinganya panas.

"Suami kamu mirip sama Dan ya, Cha. Atau mereka emang kembar?"

Dafa mengalihkan tatapannya pada Finza yang tengah berbicara pada salah seorang wanita paruh baya yang tidak dia kenali.

Finza hanya tertawa tipis. Matanya melirik Dafa takut-takut. "Tante Riska bisa aja. Nggak mungkinlah mereka kembar. Tahun lahirnya aja beda. Ya kan, Daf?"

Dafa berjalan mendekat. Lalu menunduk hormat. "Iya, saya dan Darian nggak kembar. Kami—beda ibu."

Detik selanjutnya bola mata Riska melotot. "Ha? Kalian apa?"

"Kami memang beda ibu." Dafa mengulum senyum.

Finza memaksakan tawa untuk mencairkan suasana. "Daf, kenalin, Tante Riska ini mertuanya kembaran aku si Eza."

"Salam kenal, Tante Riska."

Riska tersenyum tulus. "Salam kenal juga, Dafian. Tante harap kamu nanti akan betah tinggal di keluarga kami."

Dafa sedikit tercenung mendengarnya. Astaga. Untuk tinggal dengan keluarganya sendiri saja dia tidak betah. Bagaimana nanti dia bisa hidup dan tinggal bersama keluarga orang lain—yang notabene kumpulan orang-orang asing? Ah, yang benar saja! Dafa paling benci bersosialisasi dengan orang-orang yang tak dikenalnya!

"Tante dengar, Papa dan kakek kamu tadi sudah terbang lagi ke London untuk menemani masa penyembuhan Dan, ya?" Riska melirihkan suaranya. "Jadi, kamu hanya di sini sendiri?"

Dafa mengangguk. "Sebenarnya setahun terakhir ini, saya, Kak Di, dan Darian tinggal di rumah kami. Tapi, karena Kak Di sudah menikah dan memutuskan untuk tinggal bersama Kak Brian, lalu Dan juga memutuskan untuk tinggal di apartemen, akhirnya saya juga melakukan hal yang sama. Rumah sepi. Hanya tinggal beberapa pengawal di rumah kami. Tapi, beberapa kali Dan sering pulang di akhir pekan." Suara hembusan nafas panjang Dafa terdengar. "Sekarang, saya rasa, sejak Dan juga kembali ke London, rumah benar-benar akan sepi nanti."

"Tante tahu gimana rasanya kesepian itu. Sejak kecil sampai remaja Tante sangat merasakannya. Memang nggak enak." Riska tersenyum tipis. "Tapi, tenang aja, sekarang keluarga kamu banyak. Keluarga istri kamu artinya keluarga kamu juga. Jadi, jangan sungkan. Lagipula, mulai hari ini kan kamu akan tinggal bersama kita. Jangan pernah berpikir kamu akan kesepian."

Revenger CriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang