Acara makan malam di kediaman Dawson berlangsung mewah seperti biasa. Untuk kesekian kalinya Finza dibuat kagum dengan makanan yang terhidang di meja panjang itu. Beraneka macam makanan Western dan Asian tersaji di depan. Lalu dessert dan buah yang menggiurkan. Juga aneka ragam minuman dengan berbagai macam gelas antik di sekelilingnya.
Finza selalu kagum dengan keluarga ini. Apalagi rumah yang kini dipijakinya. Sangatlah mewah dan luas. Berbagai perabotan merk dari Cina dan Hongkong tersebar di mana saja. Lalu barang-barang antik London. Lukisan abstrak di setiap dinding. Dan patung-patung kaca yang didesain dari Amerika. Semua serba mahal. Finza kadang takut menyentuhnya.
Menit demi menit berlalu dan Finza masih bengong menatap makanan di depannya. Makanan yang mana dulu yang akan dia lahap. Oke, Finza sedikit memalukan. Setidaknya jagalah sikap di depan keluarga calon suami. Oh, untung dia tidak jadi mengajak Faza dan Eza. Karena pasti dua orang itu akan sangat memalukan di sini.
Frank tertawa. "Kalau kamu mau makan, makanlah yang banyak, Za."
Finza menunduk malu. "Kakek bisa aja. Hehe... Pasti Finza makan semuanya."
Darian ikutan tertawa. "Ya, makan aja semuanya."
Finza masih malu-malu meski tangannya kini mulai bergerak menjangkau sesuatu. Ya, salmon teriyaki itu sepertinya enak sekali. Finza meraih garpunya dan ingin mengambil satu potong. Tepat saat itu garpunya malah bertubrukan dengan garpu seseorang.
Finza mendongak dan melihat Dafa tepat di hadapannya. Garpu mereka beradu di atas piring. Refleks membuat Finza kehilangan seleranya. Cepat menurunkan garpu kembali.
"Kamu aja," Finza mencetus dingin.
"Enggak. Kamu aja." Kali ini suara Dafa terdengar.
Darian yang melihatnya sedikit kesal. Dia meraih piring Finza dan mengambilkan menu yang lain. "Makanan di sini masih banyak. Ambil aja yang lain."
"Oke." Finza menjawab canggung.
Darian meletakkan piring milik Finza kembali. Di piringnya kini sudah terisi penuh olahan katsu Jepang. Tapi, Finza tak berniat memakannya sama sekali. Rasa laparnya sudah menguap entah kemana sejak laki-laki itu kembali mengusiknya.
Diana yang melihatnya tertawa. "Ya ampun, kalian ini bener-bener ya. Makanan di sini masih banyak. Mau aku panggilkan pelayan supaya buatkan salmon lagi?"
"Enggak, Kak Di. Enggak." Finza memainkan sendok di tangannya dan mulai melahap potongan katsu yang tadi diambilkan Darian. "Aku ini aja."
"Mana bisa, Za. Nanti kamu harus tambah lagi. Oke?"
Finza mengangguk salah tingkah. Sial, semuanya jadi seperti ini gara-gara Dafa. Kalau saja laki-laki itu tidak membuat ulah, pasti sekarang dia bisa makan dengan tenang.
Diam-diam Finza melirik ke depan. Tepatnya ke arah Dafa yang memakan supnya dengan tenang. Finza memaki dalam hati. Laki-laki ini benar-benar muka dua. Di luar dia sok tenang. Padahal Finza tahu persis dia seperti apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenger Cries
RomanceDafian Wiranata Dawson (Dafa) membenci saudara tirinya, Darian Wiratama Dawson (Darian) karena telah merebut cinta pertamanya dan membuat hidupnya di masa lalu bagai terkurung dalam kegelapan. Mungkin dulu dia hanya remaja lemah yang mendapat cap an...