16. The Suspicious

1K 107 10
                                    

Sebelum berangkat ke rumah sakit, Darian memutuskan untuk mampir sebentar ke Rosella Boutique

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum berangkat ke rumah sakit, Darian memutuskan untuk mampir sebentar ke Rosella Boutique. Sejak beberapa hari lalu dia menghubungi Finza, tapi tak juga diangkat oleh tunangannya itu. Darian tidak bisa tidur memikirkannya. Mungkin saja Finza benar-benar marah padanya. Oh, Darian merasa sangat bersalah pada perempuan itu. Sudah terlalu lama Darian mengesampingkan Finza hanya demi mengutamakan pekerjaannya. Seharusnya Darian lebih berpikir hati-hati.

Darian melangkah pelan-pelan memasuki butik. Tiba-tiba perkataannya pada Sessa melintas. Ya, benar sekali dia membutuhkan perempuan baik-baik. Dan Finza adalah sosok yang pas. Darian membutuhkannya lebih dari apapun. Tentu saja karena dia juga ingin kehidupan yang benar-benar indah kelak. Tidak terus-terusan seperti ini terkungkung dalam lubang dosa dan dusta. Meskipun separuh hatinya merasa bersalah karena telah menyakiti perempuan itu tanpa dia sadari. Darian tanpa tahu malu tetap akan mencintainya.

Sessa hanyalah mainannya. Sedangkan Finza memang perempuannya. Maka dari itu sejak dulu Darian menjaganya. Memperlakukannya seperti seorang putri. Berbanding terbalik dengan perlakuannya pada Sessa. Meski terkadang Darian malu saat mengingatnya. Bahwa saat SMA dulu dia memacari mereka dalam waktu yang bersamaan.

Darian merasa bersyukur Finza tak pernah tahu betapa belangnya dia. Sejak awal Darian memang berusaha agar semua terlihat baik-baik saja. Tanpa membiarkan Finza tahu bahwa kehidupannya sangat jauh dari kata sempurna. Mungkin Finza selalu berpikir bahwa dia seorang pangeran. Sayangnya, dia bukan pangeran seperti yang Finza pikir. Lebih dari itu dia iblis dan busuk. Laki-laki yang terlahir penuh kekecewaan dan tumbuh bersama dendam yang terus bersarang.

Tapi, Darian selalu berusaha terlihat baik. Dia tidak mau Finza tahu betapa kurangnya dia. Karena Darian benar-benar menginginkan perempuan itu sebagai akhir persimpangannya yang indah. Kadang Darian ingin berhenti mengakhiri ini semua dan mulai membangun suatu hal yang bisa dia sebut sebagai kebahagiaan. Tapi, setiap melihat Dafa kebenciannya selalu muncul. Akhirnya dia hanya akan melampiaskannya pada Sessa. Agar Dafa tahu betapa tidak berartinya dia bagi orang-orang yang dicintainya. Karena nyatanya Darian pernah merasakan posisi itu. Kehilangan yang teramat sangat dirasakannya atas perhatian Della. Jauh sebelum mamanya itu mengalami kecelakaan dan dikabarkan menghilang.

"Loh, Mas Dan?"

Suara lembut Anna mengalihkan Darian dari lamunannya. Dikirimnya satu senyuman lembut pada sekretaris tunangannya itu. "Na, Finza ada?"

Anna mengernyit heran. "Loh, Mbak Finza kan di luar kota. Persiapan fashion week. Mas Dan nggak tahu, ya?"

"Maksud kamu?"

"Iya, Mas. Ada jumpa klien dan meeting persiapan fashion week Budaya Tahunan."

"Biasanya dia izin dulu sama saya."

Anna menggaruk leher bingung. "Coba Mas Dan hubungi Pak Arnaferro saja biar lebih jelas."

Darian menghembuskan nafas panjang. Pada akhirnya dia mengangguk dan melangkah kembali pada mobilnya. Secepat kilat berbalik pergi menuju rumah sakit. Hanya butuh kurang lebih satu jam untuk sampai di sana. Beruntung Darian langsung menemukan Azel yang juga baru keluar dari mobilnya.

Revenger CriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang