12. The Horizon

1K 92 5
                                    

Maaf sayang, aku udah ada janji sama rekan-rekan aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf sayang, aku udah ada janji sama rekan-rekan aku. Kita lagi ada acara makan-makan bareng. Kamu... nggak apa-apa, kan?"

Darian menggigit bibir menanti reaksi dari Finza. Begitu terdengar helaan nafas panjang penuh keikhlasan langsung membuat Darian bernafas sedikit lebih lega. Senyum tipisnya terukir.

"Maaf, ya."

Setelah itu sambungan terputus. Darian membanting ponselnya begitu saja ke atas ranjang. Pandangan matanya langsung tertuju pada sosok yang berdiri di hadapannya.

Princessa. Perempuan itu selalu saja mengganggu ketentraman hidupnya seperti parasit.

"Mau ngomong apa?"

Sessa tersenyum miring. "Kasihan banget tunangan kamu. Kalau dia tahu kebohongan kamu, dia pasti kecewa."

"Huh. Bukan urusan lo!" Darian menatap Sessa tajam. "Lebih baik lo segera ngomong kalau mau ngomong! Gue nggak mau membuang waktu!"

"Aku nggak butuh banyak omong sama kamu! Aku ke sini cuma mau ngembaliin baju-baju kamu dulu yang ketinggalan di apartemenku!" Sessa melempar beberapa kemeja dari balik tas jinjingnya. "Baju-baju kamu itu bikin lemariku kotor. Aku bahkan jijik melihatnya."

Sessa mengakhiri ucapannya dengan seulas senyum. Pada langkah selanjutnya dia berbalik. Merasa terhina dengan ucapan perempuan itu membuat Darian menarik lengannya cepat. Sehingga Sessa terdorong ke belakang membentur pintu kamarnya.

"Lepasin aku, shit! Jauhin tangan kotor kamu dari aku!" Sessa menjerit sambil berusaha mendorong Darian.

Darian tersenyum dingin. "Lo nggak perlu pura-pura suci di hadapan gue. Buat apa? Toh lo udah nggak ada harganya sama sekali. Lo cuma perempuan murahan, Princessa. Jangan berlagak seakan lo itu masih suci."

Sessa nyaris menangis mendengarnya. Laki-laki brengsek itu. Tega sekali membicarakan hal yang kejam padanya. Ya, memang benar dia hanya manusia bodoh dan rendahan. Dengan mudahnya dia serahkan semua pada Darian. Tapi, yang dia dapatkan sekarang tak lebih dari sampah.

"Memang kenapa? Apa kamu pikir di dunia ini ada manusia yang benar-benar suci?" tanya Sessa tak kalah dingin. "Apa kamu pik—"

Sessa memekik saat Darian mendorongnya semakin keras. Kemudian mencium bibirnya kasar. Melumatnya dalam-dalam dan menggigit bibirnya hingga berdarah. Sessa berusaha mendorongnya, tapi separuh hatinya merasa tak bisa menolak. Akhirnya hanya tangis yang bisa ditunjukkannya.

"Lepas, Dan! Aku mohon—akh."

Darian menarik dagu Sessa kasar. Lalu tersenyum miring. "Lo lihat sendiri? Selamanya lo nggak akan pernah bisa melupakan gue, Princessa. Sekuat apapun lo berusaha, pada akhirnya lo cuma akan mengemis di hadapan gue. Sama kayak dulu waktu kita masih ingusan."

Detik selanjutnya tangis Sessa pecah. "Kamu jahat! Kamu—"

"Seperti yang lo tahu, gue udah punya tunangan. Sebentar lagi kita akan menikah. Jadi jangan terlalu banyak berharap sama gue. Kecuali kalau lo mau terus jadi perempuan simpanan yang nggak punya malu seperti ini."

Revenger CriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang