"Apa, Boss?!"
Suara teriakan Bian menggema di seluruh ruangan. Tentu saja semua karena Dafa yang datang-datang ke markas langsung membawa berita heboh. Sudah cukup dengan berita pernikahannya yang sangat mendadak itu. Tidak perlu ditambah berita-berita aneh tentang mertua Boss-nya yang menyeramkan. Bian dan Robin sudah mulai lelah dengan hal-hal miring yang diceritakan Dafa.
"Wah, yang bener aja, Boss? Sinting kali, ya, mertuanya Bosd!" Bian berdecak. "Lagian, Boss punya mertua yang bener dikit, kek."
Robin mengangguk-angguk. Tampangnya penuh pemikiran. "Gue sih kabur."
Dafa mengedikkan bahu. Memilih tak peduli dan kembali memainkan komputernya. "Tahu, deh. Aneh emang."
Bian nyengir. "Udahlah, Boss balik aja sih ke sini. Ini rumah, Boss."
Robin tersenyum lebar. Bangkit mendekati Dafa. "Eh, tapi, Boss. Omong-omong gue kenalin dong ke mertua lo."
Dafa langsung menatap Robin sinis. "Lo mau?"
Robin mengangguk-angguk semangat. "Mau!"
"Ya, udah. Sana temuin mertua gue di rumah, gih. Gue mah takut," ringis Dafa yang langsung membuat Robin menghela nafas kecewa.
"Lo aja takut. Apa kabar gue?" Robin memicingkan mata. "Emang siapa, sih, ipar lo, Boss?"
Dafa berdecak. "Ipar gue yang mana?"
"Kata lo fotografer itu. Kembarannya si Mbak Arnia."
"Oh," Dafa membulatkan bibir. "Namanya—ah lupa lagi gue namanya."
"Arnafenza, kan?" tanya Bian kemudian. "Fotografer Wide?"
Dafa menoleh ke arah Bian dan menjentikkan jari. "Nah, namanya Arnafenza."
Bian berdecak kagum. "Wah, itu kan fotografer artis terkenal, Boss. Ganteng banget, tahu. Mana mantan playboy pula. Pernah pacaran sama Monalisa Cathleya Siregar, bok. Hih, gue juga mau pacaran sama Monalisa!"
Dafa menguap sebentar. Malas mendengarkan obrolan anak buahnya yang suka ngalor-ngidul tidak jelas. Mana membahas masalah permodelan pula. Mana dia tahu hal-hal seperti itu.
Robin menghembuskan nafas panjang. "Hah, cita-cita gue tuh. Jadi fotografer ganteng yang digemarin cewek-cewek cantik. Kapan coba terwujud?"
Kemudian tawa Bian menyembur. "Apa? Ngimpi aja lo, Bin! Asal lo tahu, ya, yang namanya Arnafenza itu ganteng banget. Lah, elo? Muka lo keterima jadi pramusaji restoran aja udah sujud syukur, deh."
"Sialan lo, Bi! Gue sahabatan sama lo udah dari dulu! Tega banget lo ngomong kayak gitu!"
Bian memanyunkan bibir.
Dafa yang melihat keduanya langsung terpancing emosi. "Hish, apaan sih lo berdua? Biasa aja kali tampang dia. Nggak bagus sama sekali. Masih gantengan juga gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenger Cries
RomanceDafian Wiranata Dawson (Dafa) membenci saudara tirinya, Darian Wiratama Dawson (Darian) karena telah merebut cinta pertamanya dan membuat hidupnya di masa lalu bagai terkurung dalam kegelapan. Mungkin dulu dia hanya remaja lemah yang mendapat cap an...