66. The Serenade Memories

1.1K 140 18
                                    

London, 17 years ago

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

London, 17 years ago

Suasana pesta di kediaman Dawson selalu ramai oleh kerabat-kerabat terdekat. Biasanya pesta itu diadakan pada akhir bulan di tanggal-tanggal tertentu. Dan setelah sekian lama, pesta perayaan Dawson jatuh pada bulan Oktober tahun ini.

Frank mengundang siapapun untuk datang. Tidak hanya dari keluarga mereka saja. Tapi juga dari keluarga-keluarga yang berteman baik dengan mereka. Tentu saja salah satunya kerabat dekat dari keluarga Fabrian. Berikut kenalannya yang juga pernah menjadi pasien sekaligus sahabat anaknya, Arnaferro.

Hari ini juga bertepatan dengan hari jadi pernikahan Della-Darwin. Iring-iringan ucapan selamat, dan hadiah berdatangan. Lalu pesta dansa digelar di aula besar itu hingga lewat tengah malam. Semua orang di dalam pesta hanyut. Menikmati berbagai suguhan dan hiburan yang berdatangan. Tak ayal obrolan demi obrolan mengalir dari setiap keluarga disela-sela malam itu.

Della tersenyum manis melihat Finza yang berlarian ke setiap penjuru pesta. Anak perempuan sahabat suaminya itu selalu tampil ceria dengan senyumannya yang lebar. Setiap kali bermain ke sini, dia selalu mengenakan pakaian andalannya. Gaun putri dongeng berwarna baby pink yang begitu menggemaskan. Ah, rasanya Della ingin memiliki putri kecil lagi. Diana sudah hampir remaja. Sedangkan Darian dan Dafian laki-laki.

Della masih terus melamun saat tiba-tiba gadis cilik itu berlari ke arahnya. Nyaris menubruknya dengan tubuh pendeknya.

"Ya ampun, hati-hati Finza." Della berjongkok di depan Finza.

Finza hanya tersenyum menampilkan cengiran lebarnya. "Tante Della..." Sebelah tangannya menyurungkan sebuah mobil-mobilan kayu. "Bagus, kan, Tante?"

Della mengernyit menatap mobil-mobilan di tangannya. "Apa ini? Buat siapa?"

"Tadi Incha jalan-jalan sama Papa di luar. Terus Jaja minta mainan itu. Incha dibelikan satu, Tante." Finza mengerucutkan bibir tiba-tiba. "Tapi, Incha nggak suka. Jadi, mobil itu buat Tante aja."

Della terkekeh sambil membelai surai lembut Finza yang dikuncir dua. "Wah, Tante nggak bisa main mobil-mobilan, Cha."

"Yah... Terus aku kasih siapa?"

"Hmm... Coba kasih ke Dan, ya?"

"Tadi Incha mau kasih mainan itu ke Dan." Raut wajah Finza berubah sedih. "Tapi, Dan nggak mau. Dan nggak suka mainan dari kayu."

Della tertawa. "Sebenarnya Dan memang nggak suka mainan yang dari bahan kayu."

"Emang kenapa Tante? Jelek, ya?"

"Bukan. Malah bagus sekali. Tapi, kan, kesukaan orang beda-beda, sayang. Kita nggak bisa memaksanya."

"Terus siapa yang mau?" Finza kembali mencebikkan bibir. Tangannya memain-mainkan kuncir kudanya resah. Sebelum akhirnya dia menjerit. "Aha, kasih ke dia aja Tante."

Revenger CriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang