Suasana gemerlap pesta menyelimuti salah satu hotel mewah di kawasan Menteng Jakarta. Di tengah kerumunan sana, sepasang anak manusia tengah bertukar cincin untuk meresmikan acara pertunangan.
Riuh tepuk tangan menyambut ketika keduanya-Darian dan Finza-melepas merpati di tangan mereka untuk terbang bebas ke angkasa. Seulas senyum tak henti keluar dari bibir mereka. Lebih lagi ketika keduanya tengah memamerkan cincin di jari manis masing-masing.
"Makasih sayang, aku seneng banget acara hari ini." Finza tersenyum sambil terus mengamati cincin di jemari tangan kirinya.
Darian meraih tangan Finza dan mengecupnya. "Sama-sama. Aku harap kamu nggak kecewa sama hari pertunangan ini. Aku janji, resepsi pernikahan kita nanti jauh lebih bagus dari ini-"
"Aku seneng kok." Finza memotong dengan cepat. "Ini semua udah cukup buat aku."
Darian tak menjawab apa-apa. Dia langsung mendekat dan menarik Finza ke dalam pelukannya. "Aku janji wujudkan pernikahan terindah untuk kamu."
Finza mengangguk sambil terus menenggelamkan wajahnya ke dalam dada Darian. Bersamaan dengan itu terdengar bunyi kembang api di langit. Semua yang ada di sana menatap keluar jendela.
"Indah banget." Finza bergumam. Perlahan mulai melangkah keluar. Dengan hati-hati dia mendekati balkon hotel.
Tak lama kemudian seseorang menoel pundak Finza. Sehingga perempuan itu terkaget dan menoleh ke belakang. Dia langsung mendesis begitu melihat kembarannya datang bersama dengan sang istri. Omong-omong soal kembaran, Finza mempunyai kembaran bernama Eza, yang lahir beberapa menit sebelumnya. Sayang, karena berbeda jenis kelamin, jadi mereka tidak pernah berbagi barang kembar yang lucu-lucu seperti saudara kembar pada umumnya. Malah sifat mereka sangat bertolak belakang. Eza yang pemberani dan Finza yang super cengeng. Kesamaan mereka, sama-sama cerewet dan berisik.
"Kamu bikin aku kaget, Ja." Finza menatap Eza jengkel. "Dari mana aja, sih?"
Eza terkekeh sambil merangkul pundak Mauren- istri Eza sekaligus kakak iparnya- dengan sangat posesif. "Kenapa nggak langsung married kayak kita aja?"
Mauren menggelengkan kepala melihat suaminya. Dia menatap datar Eza. "Setiap orang kan punya pemikiran beda-beda, Ja."
"Ya kan enakan langsung nikah bisa-"
Mauren melempar tas peraknya secepat kilat. Tas itu melayang dan jatuh mengenai wajah Eza. Membuat Eza menjerit seketika. "Aww, sayang. Sakiiit."
Mauren memaksakan tawa pada Darian yang memandang mereka kebingungan. "Sori ya, suami aku emang nggak sopan. Mulutnya suka asal nyeblak seenaknya. Nggak usah dimasukin ke hati, Dan."
Darian tersenyum. "Oh, nggak apa-apa. Santai aja, Ren."
Finza tertawa melihat Eza yang memasang wajah ngambek. "Makanya, Ja. Punya mulut disekolahin dong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenger Cries
RomanceDafian Wiranata Dawson (Dafa) membenci saudara tirinya, Darian Wiratama Dawson (Darian) karena telah merebut cinta pertamanya dan membuat hidupnya di masa lalu bagai terkurung dalam kegelapan. Mungkin dulu dia hanya remaja lemah yang mendapat cap an...