Setelah membayar aksesoris itu, Kouro mengambilnya, dia menatap aksesoris itu sejenak sebelum menatap Mei.
"Apa aku boleh mengikatkannya untukmu? "
Kouro berencana melakukan hal itu supaya Mei tidak menyimpan aksesoris ini dan tidak pernah memakainya lagi atau juga menolak pemberiannya ini.
Sungguh sebuah rencana yang sangat licik.
"... Uhm.. " Mei mengangguk malu, dia membalikkan tubuhnya sambil menundukkan wajahnya yang tertutupi oleh rambutnya sehingga Kouro tidak dapat melihat ekspresinya.
Kouro menyentuh rambut Mei yang terasa halus sebelum mengikat rambutnya menjadi kuncir kuda menggunakan ikat rambut itu.
Setelah selesai, Kouro mencium tangannya yang membawa wangi rambut Mei sebelum mengangkat alisnya dan tidak terlalu memikirkannya.
'Ini berbau harum, wanginya menenangkan mungkin aku bisa minta rekomendasi shampo kepada Mei-senpai nanti. '
Dia menoleh menatap Mei dan bertanya sambil mengambil cermin, dia meminta pekerja didekatnya untuk memegang cermin tersebut.
"Bagaimana kelihatannya, apa kamu menyukainya? "
Mei mengangkat wajahnya dan menatap cermin di hadapannya yang memantulkan penampilannya, dia melihat Kouro menatapnya dengan ekspresi kagum.
"Ak-aku menyukainya, terima kasih, Kouro. " Ungkap Mei dengan senyuman halus dan pipi yang memerah.
Tidak peduli apa, meskipun dia merasa malu, saat dia melihat Kouro menatapnya dengan penuh kekaguman dengan penampilan barunya membuatnya merasa senang.
"Aku senang kamu menyukainya. "
Mereka berdua menatap cermin tersebut yang saling memantulkan penampilan mereka yang saling memandang.
"... "
"... Uh... Tuan dan nona, apakah aku sudah boleh pergi sekarang? " Tanya pekerja magang yang memegang cermin sambil melihat ini semua dengan ekspresi seperti terkena sembelit.
"Oh! Yeah, terima kasih atas kerja samanya. " Ungkap Kouro dan Mei sambil memalingkan muka.
".. Ya, kalau begitu saya pergi dulu. "
Pekerja magang yang pergi yakin jika dia tidak mengintervensi, mereka berdua pasti akan saling bertatapan dalam waktu yang lama.
'Sial! Aku juga pengen pacar! ' pikir pekerja magang itu sambil menangis dan menggigit bibirnya.
Setelah ditinggalkan oleh pekerja magang tersebut Kouro merasa ada suasana canggung antara dia dengan Mei.
Kouro berdehem sebelum berkata dengan ekspresi tenang, "Ahem! Baiklah, karena waktunya semakin larut dan besok kita ada kegiatan sekolah mari kita pulang. "
"Oh! Ya! Kamu benar, mari kita pulang! " Ungkap Mei dengan cepat.
Mereka berdua akhirnya keluar dari toko Aksesoris sebelum kembali, tentu saja Kouro mengantar Mei hingga di depan gerbang akademi Senba.
"Mei-senpai... Sebelum pulang, apa kamu tidak keberatan jika kita selfie bersama?" Tanya Kouro dengan tersipu malu sambil menggaruk pipinya.
Dia ingin ini menjadi memori kenang-kenangan untuk dirinya.
Mei menatap Kouro yang tersipu dengan ekspresi tertarik, ini adalah pertama kalinya dia melihatnya memasang ekspresi seperti itu.
"Aku tidak keberatan. "
Kouro tersenyum senang mendengar persetujuannya, dia berdiri di samping Mei dan dengan cepat mengeluarkan ponselnya sebelum memiringkannya.
Gaya yang mereka gunakan adalah 'Peace' sederhana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Honkai Impact : The Rise Herrscher of Shadow
FanfictionBencana misterius "Honkai" telah mengikis dunia, dan manusia yang terinfeksi oleh "Honkai" telah menjadi "mayat hidup" yang tidak memiliki pikiran dan hanya memahami kehancuran. Mereka bersama dengan binatang buas "Honkai Beast" yang lahir dari Ener...