Chapter 150 - "Women"

45 4 0
                                    

'Sagaki adalah ayah Kapten?!' Lin berpikir dengan ekspresi tercengang.

Pada awalnya, dia hanya lewat, tetapi kemudian dia melihat Ragna dan Kouro duduk berdampingan di bangku taman yang sepi.

Rasa penasarannya langsung tergelitik dan dia akhirnya bersembunyi sambil mencoba menguping percakapan mereka.

Meskipun ia tahu bahwa ini adalah tindakan yang memalukan, namun demi memuaskan rasa ingin tahunya dan juga karena intuisi gosipnya mengatakan bahwa percakapan ini sangat penting.

Jadi dia akhirnya bersembunyi di balik tembok dan kemudian mendengarkan percakapan mereka dan seperti yang dia pikirkan, percakapan itu memang penting tetapi dia benar-benar tidak menyangka bahwa dia menemukan kebenaran yang mencengangkan ini.

Sagaki adalah ayah Kouro!

Tidak! Tunggu, mungkin mereka sedang membicarakan orang lain...

Sebelumnya, setelah dia diselamatkan oleh 'Sagaki', dia meminta kakeknya, Dr. Magi, untuk mencari informasi tentang orang yang menyelamatkannya.

Tapi... Kakek hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan ekspresi yang rumit, dia hanya mengatakan kalau penyelamatnya memiliki latar belakang yang begitu dalam sehingga kakeknya yang merupakan ilmuwan khusus yang diberi wewenang langsung oleh Oveerser Otto pun kesulitan untuk menemukannya.

Dia masih ingat ekspresi kakeknya saat mengatakan itu.

Namun meskipun begitu, dia tidak menyerah, dia ingin bertemu dengan 'Sagaki' lagi, dia tidak tahu mengapa dia menginginkannya, dia hanya...

Lin memegang dadanya yang berdebar-debar saat memikirkan penyelamatnya 'Sagaki', merasakan hal ini dia segera menenangkan dirinya tanpa menyadari wajahnya sedikit memerah.

Dia kemudian mengingat wajah 'Sagaki', meskipun dia tidak melihat wajahnya secara utuh pada saat itu, dia masih ingat mata ungu cerahnya.

Namun di saat yang sama, secara tidak sadar dia juga mengingat wajah Kouro dan setelah mengingat wajahnya, mata Lin membelalak.

'KAPTEN MEMILIKI MATA YANG SAMA PERSIS DENGANNYA!'

Apakah itu berarti orang yang menyelamatkannya saat itu benar-benar ayah Kouro? Tapi jika benar seperti itu, mengapa ayah Kouro memalsukan kematiannya?

Lin memegangi kepalanya, matanya seperti berputar seperti spiral, otaknya tidak cukup untuk memproses hal ini dia sekarang menyesal telah menguping percakapan kapten dan pemimpinnya.

Tapi apa lagi yang harus dia lakukan? Seperti kata pepatah 'Nasi sudah menjadi bubur', jadi sekarang dia harus memikirkan apakah dia harus memberi tahu Kouro bahwa ayahnya sebenarnya masih hidup atau tidak...

Lin yang sedang fokus memikirkan hal ini sambil berjalan kembali ke kamarnya kemudian menabrak seseorang karena tidak fokus di jalan.

"Aduh!"

* Gedebuk!*

Lin jatuh tersungkur sebelum memegangi dahinya yang memerah.

"Rasanya sakit..."

"Ah, maaf, apa kamu baik-baik saja?" sebuah tangan putih lembut terulur di depan Lin yang memegang dahinya.

Lin kemudian memegang tangan itu sebelum dibantu berdiri oleh pemilik tangan tersebut, ia terlebih dahulu menepuk-nepuk debu yang menempel di bajunya sebelum berkata, "Ah! Tidak, akulah yang harus minta maaf, aku menabrakmu karena aku tidak memperhatikan."

Ia menatap gadis yang telah menolongnya yang berada di depannya, gadis itu memiliki rambut seputih salju dengan mata ungu cerah seperti permata.

Tentu saja gadis itu adalah Shado--, Kurokami Nakuru.

Honkai Impact : The Rise Herrscher of ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang