Chapter 177 - Sebuah Wahyu dan Kejutan

24 5 0
                                    

Beberapa hari yang lalu...

Saat Kouro menatapnya, Otto yang memberikan salam perpisahan dengan cepat berjalan pergi.

Dia saat ini sedang berlari menuju tempat dia meletakkan pesawatnya yang berjarak beberapa kilometer darinya, saat ini pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan mengenai pria bertopeng ungu yang menemukannya.

'Pria bertopeng itu... Siapa dia? Aku merasa mata ungunya sangat mirip dengan mata Ashborn, tidak, hampir sama persis! Apakah pria itu mungkin...'

Otto menyipitkan matanya, dia tidak bisa membiarkan sebuah variabel muncul dan menghalangi rencananya... Bahkan jika variabel itu berhubungan langsung dengan teman baiknya!

Tapi dia sekarang harus bersabar, dia harus mendengarkan alasan Ashborn terlebih dahulu.

Dia mengangkat kepalanya dan menatap pesawat kecil berkapasitas satu orang yang tersembunyi di tempat yang penuh dengan salju.

Otto segera memasuki pesawat dan menyalakannya.

'Ashborn... Aku harap kau memiliki penjelasan yang baik...'

...

Armor hitam di tubuh Kouro perlahan-lahan berubah menjadi asap hitam sebelum memudar dan menghilang sepenuhnya.

"Hmm... Apa kau Sagaki?" tanya Theresa dengan polosnya, ia hanya tahu kalau 'Sagaki' adalah salah satu staf yang selamat dari menara Lab bersama dengan istrinya, Luna.

'Pria bertopeng ini adalah Sagaki?" pikir Welt sambil mengerutkan dahi, informasinya sama dengan Theresa selain itu dia mengetahui beberapa hal lainnya.

Lagipula siapa yang tidak mengenal ilmuwan paling berbakat setelah Otto?

Tapi jika dia begitu terkenal seperti itu bukankah seharusnya banyak orang yang mengenalnya? Tapi mengapa kebanyakan orang yang ditemui Kouro tidak mengenal ayahnya?

Itu karena Sagaki sendiri tidak tertarik dengan ketenaran dan selalu merendah, bahkan informasi tentang Sagaki sudah menjadi rahasia besar yang hanya bisa diakses oleh Overseer sendiri karena pentingnya Sagaki.

Karena itulah Kouro tidak mengetahui bahwa ayahnya adalah orang yang sangat penting sampai-sampai semua orang seperti Welt mengenal ayahnya.

Kouro sendiri hanya tahu bahwa ayahnya adalah seorang ilmuwan berbakat yang dihargai oleh Otto.

Sedangkan Sakura dan Higokumaru... Mereka hanya merasa penasaran, bagaimanapun juga, mereka tahu bahwa Kouro bukanlah Sagaki.

Bagi Siegfried sendiri, dia sebenarnya pernah bertemu dengan Sagaki sekali, dan itu juga merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan baginya.

Jadi ketika dia mendengar bahwa pria bertopeng di depannya ini adalah Sagaki, dia merasa terkejut sekaligus penasaran.

Tentu saja, masih ada kemungkinan lain bahwa Sirin berbohong, jadi ia menunggu jawaban dari pria bertopeng di hadapannya.

Mendengar pertanyaan Welt, Kouro akhirnya berbalik dan menatap mereka semua dengan tatapan yang lama sebelum akhirnya melepas topengnya.

Melihat mereka semua terdiam setelah melihat wajahnya, Kouro kemudian berkata dengan ekspresi tenang.

"Aku bukan Sagaki."

Setelah mengatakan itu, ia kemudian mengenakan kembali topengnya.

Setelah meluruskan kesalahpahaman, mereka akhirnya saling berpandangan sebelum Theresa tak kuasa menahan diri untuk tidak bertanya, "Apa yang harus kita lakukan sekarang?"

Welt pun berbalik menatap Kouro dengan ekspresi serius, "... Mengapa kamu membiarkannya pergi?"

Mendengar pertanyaannya, Kouro perlahan berbalik menatapnya.

"..."

Melihat mata ungu Kouro yang bersinar terang, ekspresi Welt menjadi lebih serius dan matanya mulai memerah dan aura Herrscher keluar dari tubuhnya.

Siluet samar dari berbagai jenis transportasi militer muncul di belakangnya.

"Aku ulangi sekali lagi, mengapa kau membiarkannya pergi?"

Suasana di sekitar mereka menjadi sangat tegang.

Welt tahu betul potensi Herrscher Kedua setelah melihatnya sendiri jika Sirin diberi waktu untuk tumbuh... Dia bisa menjadi ancaman terbesar umat manusia!

Itu sebabnya dia bertanya kenapa Kouro tidak mengejar Sirin. Bahkan menilai dari ekspresinya sekarang, Welt tidak mungkin menerima jawaban seperti 'karena dia masih kecil' atau 'karena kasihan', atau sebagainya.

Sakura dan Higokumaru berjalan di samping Kouro, sementara Theresa dan Siegfried berjalan di samping Welt.

Meskipun mereka berempat pernah bekerja sama sebelumnya, pada akhirnya, mereka hanya mengenal satu sama lain, jadi mereka mendukung orang yang paling mereka kenal.

Theresa dan Siegfried menatap Kouro dengan ekspresi serius, mereka sangat mewaspadainya mengingat dia adalah orang yang sangat kuat dan bahkan mereka sendiri tidak yakin apakah mereka bisa mengalahkannya.

Kouro yang telah menatap Welt untuk waktu yang lama akhirnya berkata, "... Aku tidak bisa mengatakan alasannya... Tapi aku bisa menjamin bahwa aku bukan musuhmu... Apakah itu cukup?"

Dia tidak bisa mengatakan bahwa dia melakukan itu untuk mendapatkan lebih banyak 'poin' untuk [Job Change Quest].

Welt menatapnya dalam-dalam sebelum auranya perlahan-lahan menghilang bersama dengan siluet samar di belakangnya.

Dia mengangkat kacamatanya sebelum berkata dengan tenang, "Baiklah, aku menerima alasanmu."

Setelah mengatakan itu, ia kemudian mengulurkan tangannya ke arah Kouro.

"Kita belum pernah bertemu sebelumnya, namaku Welt Yang, Herrscher Pertama dan Sovereign organisasi Anti-Entropi."

Kouro menatap tangan Welt sejenak sebelum akhirnya mengulurkan tangannya dan berjabat tangan dengannya.

"Panggil aku Kouro, aku adalah Herrscher of Death."

'Herrscher of Death?!' Welt berpikir terkejut, tanpa sadar ia melirik ke arah Higokumaru dan Sakura.

Tidak bisakah mereka semua adalah Herrscher? Jika ini benar, maka mereka benar-benar sekutu yang berharga.

Melihat mereka berdua berjabat tangan, Siegfried dan Theresa menghela napas lega.

Setelah berjabat tangan, Welt menoleh ke arah mereka semua dan berkata, "Mari kita kembali ke menara Lab."

Mereka semua menganggukkan kepala dan mengikuti Welt.

Kouro mengangkat kepalanya untuk menatap bulan dengan ekspresi termenung.

'Aku ingin tahu... Kekuatan baru seperti apa yang akan didapatkan Sirin... Apakah akan sama seperti yang ada di dalam cerita? Atau sesuatu yang benar-benar baru?

Dia menunduk dan menatap punggung Welt dengan mata menyipit.

'Tidak peduli kekuatan baru apa yang akan dia dapatkan. Dengan Welt dan yang lainnya... Aku pasti bisa menghentikannya!'

__

5 Februari 2000.

"Hah... Hah... Hah..." Sirin terengah-engah dengan bola matanya yang bergetar hebat.

Mentalnya hampir hancur karena melihat sesuatu yang tidak seharusnya dilihat oleh manusia, jika bukan karena 'pengetahuan' yang telah dimodifikasi oleh Will of Honkai lebih dapat diterima oleh manusia, pikiran Sirin akan hancur dan ia akan menjadi gila setelah melihat 'bayangan' itu.

Tidak tahu berapa lama waktu berlalu, Sirin perlahan-lahan menjadi lebih tenang, setelah mencerna 'pengetahuan' itu dengan hati-hati, dia menemukan beberapa informasi penting.

Dia menemukan bahwa selama dia tidak memikirkan 'pohon terbalik' di belakang makhluk bermata ungu itu, dia tidak akan mengalami 'ketakutan'.

Dia masih merasakan 'ketakutan' terhadap makhluk bermata ungu itu, tetapi tidak sebanyak terhadap 'pohon terbalik' yang dapat memberinya 'ketakutan' yang dapat menghancurkan pikirannya.

Informasi pertama yang Sirin anggap sangat penting adalah bahwa makhluk bermata ungu itu sebenarnya adalah seorang manusia yang berubah menjadi 'Herrscher' dan bergelar 'Herrscher of Shadows', meskipun Sirin tidak dapat melihat wajahnya karena tertutup oleh selubung bayangan yang menyerupai topeng.

Kedua, Herrscher of Shadows bukanlah Herrscher yang dipilih oleh 'dewanya', hal ini dibuktikan dengan bagaimana Herrscher bertarung melawan Herrscher of the End.

Dia benar-benar tidak dapat menemukan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan pertempuran epik mereka.

"Woah..." adalah satu-satunya kata yang dapat ia ucapkan saat melihat pertarungan tersebut.

Ya, 'pengetahuan' itu menunjukkan kepada Sirin pertarungan dua Herrscher terkuat dalam perspektif ketiga.

Mengingat perkataan Higokumaru mengenai pertarungan yang sepertinya setara dengan level kosmik, sepertinya cocok disebut sebagai pertarungan epik.

Buktinya adalah patung setengah hancur yang dilihatnya di luar tadi yang ternyata adalah sisa-sisa Herrscher of the End.

Dalam 'pengetahuan' tersebut, Sirin melihat bagaimana Herrscher of Shadows memenangkan pertarungan itu dengan mudah sebelum mengambil inti Herrscher of the End dan membaginya menjadi empat bagian.

Tapi setelah melihat ini, Sirin mengerutkan kening, dia bisa melihat bahwa kekuatan Herrscher of Shadows sudah berada di level dewa, dan dengan kekuatan seperti itu, Herrscher of Shadows seharusnya bisa menghancurkan intinya dan bukannya menyegelnya.

'Mengapa dia melakukan itu?'

Sirin tidak menemukan jawabannya.

Namun satu hal yang pasti, pertempuran itu telah membuka matanya tentang betapa kuatnya seorang Herrscher dan... Betapa berbahayanya seorang manusia.

Sirin yang sedang berpikir kemudian tanpa sadar teringat pada Kouro yang memiliki mata ungu dan topeng hitam.

'Apa mungkin... Kouro bukan Sagaki tapi Herrscher of Shadows?'

Memikirkan hal ini, Sirin dengan cepat menggelengkan kepalanya.

Tidak! Itu tidak mungkin, Herrscher of Shadows seharusnya sudah mati karena 'Overload'.

Tapi... Topeng ungu dan mata Kouro benar-benar sama dengan 'bayangan' itu.

Sirin dengan cepat menghafal gerak-gerik Kouro, nada suara, sifat, dan sebagainya.

Apakah... Dia yang mewarisi kekuatan Herrscher of Shadows?

Meskipun Sirin sendiri tidak tahu bagaimana seorang Herrscher bisa mewariskan kekuatannya pada orang lain, tapi sepertinya tebakan terakhirnya lebih mungkin.

Setelah yakin dengan tebakannya, ia kemudian menghela nafas lega, bagaimanapun juga ia tidak ingin bertarung melawan Herrscher yang bisa mengalahkan Herrscher of the End semudah membalikkan telapak tangannya.

'Tunggu! Jika Kouro adalah orang yang mewarisi kekuatan Herrscher of Shadows, apa itu berarti dia memiliki inti dari Herrscher of Shadows?'

Setelah memikirkan hal ini, Sirin akhirnya mengerti mengapa sang dewa memberinya 'pengetahuan'.

Dia kemudian mengangkat kepalanya dan dengan penuh semangat berkata kepada 'Dewa' di depannya.

"Dewa, saya tahu apa yang harus saya lakukan sekarang!"

Dia kemudian berpose memohon sebelum berkata, "Tolong beri saya kekuatan... Dan saya akan menghancurkan umat manusia untukmu... Dan saya juga akan menangkap Herrscher itu untukmu..."

Mendengar perkataannya, 'Dewa' kemudian berdiri dari singgasananya dan berjalan menghampiri Sirin.

'Dewa' kemudian mengulurkan tangannya sebelum jari telunjuknya menyentuh kening Sirin.

Sirin memejamkan matanya, ia merasakan sebuah kemampuan baru muncul di dalam dirinya, selendangnya tampak bersinar sebelum 4 dari setiap selendang itu memperlihatkan sebuah permata.

Sirin kemudian membuka matanya perlahan-lahan dan memperlihatkan mata emasnya yang bersinar terang.

Permata tersebut masing-masing memiliki warna, ungu, hijau muda, biru tua, dan merah yang juga mewakili kemampuan barunya.

Permata berwarna ungu memberinya kemampuan untuk memanipulasi guntur dan petir, ini adalah permata yang membuat Mei menjadi Herrscher of Thunder.

Kemudian permata berwarna hijau muda yang memberinya kemampuan untuk memanipulasi angin, jangan dikira kemampuan ini lemah, dengan permata ini Sirin dapat langsung menciptakan tornado yang kuat dari udara.

Kemudian permata berwarna biru malam yang memberinya kemampuan untuk memanipulasi kematian dan kehidupan, permata ini adalah otoritas yang dimiliki Kouro sekarang.

Lalu permata merah yang memberinya kemampuan untuk memanipulasi api yang kekuatan destruktifnya mungkin setara dengan Judgement of Shamash.

Dan yang terakhir... Sirin membuka telapak tangannya dan memperlihatkan pecahan permata berwarna kuning tua.

Itu adalah pecahan inti dari Herrscher of the End, Tuhan telah memberinya kemampuan untuk menjadi penguasa segalanya!

Sirin menggenggam pecahan inti Herrscher itu dengan erat dengan matanya yang bersinar terang.

"Tunggu saja Kouro... Aku pasti akan menangkapmu~"

__

Di sisi lain, di rumah sakit, di kamar pasien gawat darurat.

Seorang pria berambut hitam ditemani oleh seorang pria tua sedang duduk memandangi seorang anak laki-laki yang tidak sadarkan diri dari balik kaca tebal.

Anak laki-laki itu berambut putih dan tubuhnya tampak kurus kering.

Anak laki-laki itu adalah 'Hanagami Kouro'.

Jika bukan karena nafas lemah yang dihembuskan oleh 'Kouro' dengan menggunakan alat bantu pernapasan, dia pasti sudah mati.

Kedua pria itu menatap 'Kouro' dengan serius sebelum akhirnya pria tua itu menoleh ke arah pria berambut hitam di sebelahnya dan bertanya dengan suara lembut.

"Sudahkah kau memikirkannya Sagaki?"

Sagaki terlihat termenung cukup lama sebelum menghela nafas, ekspresinya kemudian berubah dan menatap 'Kouro' dengan ekspresi yang mantap.

"... Ya, ini satu-satunya cara untuk menyembuhkannya."

Melihat Sagaki yang bertekad kuat, pria tua itu menghela nafas seolah mengingat masa lalu sebelum berkata, "Huh... Tekadmu untuk menyembuhkan anakmu benar-benar mengingatkanku pada seseorang."

"Oh, benar. Otto meneleponku kemarin dan memberitahuku sebuah informasi yang sangat menarik." kata pria tua itu dengan alis sedikit berkerut.

"Otto? Bukankah kalian berdua sudah saling berjanji untuk tidak mencampuri urusan masing-masing, bahkan dia sedang fokus dengan rencananya saat ini? Kenapa dia tiba-tiba menghubungimu?"

Pria tua itu menatap 'Kouro' dengan mata hitamnya yang tiba-tiba berubah menjadi warna ungu cerah.

"Otto bilang kalau dia bertemu dengan seseorang yang mirip denganku, orang itu juga memakai topeng hitam, bermata ungu, dan berambut putih, orang itu juga ditemani oleh Higokumaru dan Sakura. Otto bahkan mengirimkan fotonya padaku." kata pria tua itu dengan nada tertarik sambil mengeluarkan dua buah foto.

Foto pertama adalah foto Kouro saat ia berubah menjadi mode Herrscher-nya, sedangkan foto kedua adalah foto saat ia tidak menggunakan mode Herrscher.

Sagaki menatap foto Kouro dalam mode Herrscher dengan ekspresi yang sangat serius.

"Orang ini... Dia sepertinya memiliki kemampuan Herrscher of Death... Tapi ini aneh, bukankah Prometheus mengurutkan kemunculan Herrscher sesuai dengan era sebelumnya? Mengapa Herrscher ini tiba-tiba muncul?"

"Entahlah, Aponia tidak memberitahuku tentang Herrscher ini, jadi itu berarti hanya ada satu kemungkinan. Orang ini .... adalah Variabel." Kata orang tua itu.

"Menarik..." gumam orang tua itu.

Setelah itu dia kemudian berdiri dan menatap 'Kouro' untuk terakhir kalinya, "Aku harus pergi dulu, Sagaki, jika aku tidak pergi sekarang, Otto pasti akan mencariku, sampai jumpa."

Pria tua itu kemudian berbalik pergi meninggalkan Sagaki sendirian.

Sagaki menoleh untuk menatap punggung pria tua itu sebelum bergumam, "Semoga beruntung... Ashborn."

[Sisa waktu: 27 hari]

Honkai Impact : The Rise Herrscher of ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang