Chapter 24 - Mei yang sedikit khawatir

66 8 0
                                    

Pada hari yang cerah.

Theresa yang sudah memastikan posisi keberadaan Kiana, kemudian berangkat dari Akademi St. Freya menuju Kota Nagazora yang jaraknya cukup jauh.

Theresa tiba di Kota Nagazora saat hari sudah mulai sore, di bawah cahaya matahari yang mau terbenam, dia berjalan menyusuri kota.

Dalam perjalanannya, Theresa yang memiliki tubuh mungil tentu saja menarik perhatian beberapa kakak perempuan yang baik hati yang mengira dia adalah seorang anak kecil yang mungkin tersesat.

Alhasil, Theresa mengeluarkan kartu identitasnya untuk meluruskan kesalahpahaman ini.

Theresa tidak merasa marah tentang hal ini karena dia sudah sering melihat hal ini sebelumnya. Karena itu dia sering membawa Mayor Himeko ke mana pun dia ingin pergi.

Hanya saja kali ini dia tidak membawanya, karena semakin sedikit orang yang tahu tentang Kiana akan semakin baik.

Kebetulan, sekarang Theresa merasa sangat beruntung karena tidak membawa Mayor Himeko.

Karena dari informasi yang dia kumpulkan, Kiana saat ini tinggal di asrama khusus laki-laki di akademi Tachikawa secara diam-diam dengan satu-satunya penghuni asrama tersebut.

Merasa hal ini mungkin akan menjadi skandal, keburukan keluarga ini tidak boleh disebarkan.

Theresa bahkan sedang memikirkan bagaimana cara melenyapkan orang jahat yang tinggal bersama keponakannya yang cantik itu.

Dalam pandangan Theresa, Kiana adalah seorang gadis polos dan lugu, ketika dia datang untuk pertama kalinya ke kota Nagazora.

Seorang anak laki-laki secara kebetulan membantunya dan menggodanya membuat Kiana jatuh cinta pada pandangan pertama kepadanya bahkan sampai tinggal bersama.

Jika ini adalah suatu sinetron atau opera sabun, plot seperti ini memang sudah pasaran, tetapi Theresa benar-benar tidak menyangka kalau itu benar-benar terjadi di dunia nyata.

Saat ini dia sedang memikirkan anak laki-laki yang 'menggoda' keponakan kesayangannya!

'Bocah itu harus diberi pelajaran!'

Theresa memasang ekspresi kesal ketika memikirkan hal ini yang membuatnya terlihat lucu di mata orang luar.

Untungnya akademi Tachikawa termasuk salah satu sekolah terfavorit sehingga dapat dengan mudah dijangkau menggunakan GPS.

Theresa dengan cepat sampai di depan gerbang akademi tanpa menarik perhatian siapa pun.

Dia melirik para siswi yang masih di akademi karena kegiatan klub dan lainnya sebelum pergi menuju asrama laki-laki.

'Hah? Sebuah Villa? Apakah Villa ini adalah asrama laki-laki?' Pikirnya dengan sedikit aneh.

Lagi pula agak tidak mungkin Kiana tidak ketahuan karena bersembunyi di asrama seperti ini...

'Jangan bilang ini ulah bocah laki-laki itu yang ingin memanfaatkan kepolosan Kiana! ' Ekspresi Theresa menjadi sedikit murka, tetapi dia dengan cepat menenangkan diri dan menarik nafas dalam-dalam.

Pada ini dia menekan segala macam ketidakpuasan di dalam hatinya dan bersiap untuk membunyikan bel.

'Hah? Tidak ada bel? '

Theresa menemukan bahwa tidak hanya tidak ada yang disebut bel pintu di asrama ini. Bahkan kunci pintunya pun rusak, sepertinya pintu tersebut juga ditutupi sampai batas tertentu untuk menyembunyikannya.

Selain merasa sedikit senang karena ia bisa menyelinap masuk ke asrama dengan lebih mulus, Theresa juga memiliki kekhawatiran yang kuat.

Karena pintu asrama ini pada dasarnya rusak, apakah itu juga berarti bahwa asrama ini adalah bangunan yang ditinggalkan?

Honkai Impact : The Rise Herrscher of ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang