Setelah makan siang bersama, Kiana terlihat tertarik dengan akademi Senba karena keberadaan Mei.
Dia bahkan berpikir untuk langsung masuk ke akademi tersebut, namun kemudian mengurungkan niatnya karena Kouro dan Mei tidak setuju.
Lagipula sebagai salah satu akademi Terbaik di kota Nagazora, dibutuhkan prestasi dan kecerdasan yang tinggi untuk dapat mendaftar ke sana.
Tetapi mengingat kecerdasan Kiana... Dia hanya dapat mengandalkan koneksi Theresa supaya dapat lulus dalam pendaftarannya ke akademi Senba.
Mereka akhirnya menghabiskan waktu di taman hiburan, mereka menaiki rollercoaster, bumper car, sky swinger dan lain-lain.
Mereka juga pergi ke arcade center untuk bermain game sebentar yang membuat mereka bertiga menjadi lebih dekat.
Mereka pulang larut malam karena Kiana terlalu asyik bermain.
Sebelum pulang, Kouro mengusulkan untuk berfoto bersama sebagai kenang-kenangan yang disetujui oleh Kiana dan Mei.
Mereka bertiga menggunakan mesin photo booth, Kouro dan Kiana melakukan berbagai pose yang konyol, Mei sedikit malu dengan pose-pose mereka tetapi pada akhirnya juga meniru mereka berdua.
Mesin photo booth terlihat mengeluarkan foto-foto, pada foto terakhir menampilkan Kouro dan Kiana yang tersenyum lebar dengan Mei berdiri di tengah juga tersenyum malu-malu.
...
Waktu pun berlalu dan tak lama kemudian hari sudah larut malam.
Terlihat Kouro sedang tersenyum kecil memandang foto kebersamaan dirinya dengan Kiana dan Mei yang telah dibingkai sebelum meletakkannya di samping foto orang tuanya.
Senyumannya kemudian menghilang saat melihat langit malam berbintang dan melirik jam.
Sekarang hari Jumat, pukul sebelas malam.
Dalam seminggu, hari apa yang paling mudah untuk bermalas-malasan?
Kouro berpikir itu seharusnya adalah hari Jumat, karena haru berikutnya adalah akhir pekan dan itu adalah hari libur bagi seorang pekerja.
Bahkan jika perusahaan ME membiarkan petugas keamanan bertugas setiap hari, mereka pastinya tidak akan terlalu waspada terhadap pencuri.
Selain telah menentukan lokasi kamera pengawas di sepanjang jalan.
Dia juga telah menyiapkan berbagai peralatan penyusupan yang telah dia simpan dalam inventarisnya, Kouro berpikir dia sudah cukup melakukan persiapan untuk aksinya.
Meskipun Erupsi Ketiga belum terjadi, ini adalah sesuatu yang harus diselesaikan sebelum Erupsi terjadi.
Kouro berharap ruang penelitian senjata di cabang ME perusahaan benar-benar memiliki senjata pemusnah.
Dia terlihat mulai mengenakan setelan hitam khusus yang berfungsi untuk menyembunyikan panas tubuh manusia.
Dibawah cahaya bulan, Kouro mengenakan topeng atau lebih tepatnya helm canggih yang memberikan penglihatan malam dan sinar inframerah.
Kouro kemudian menyelinap keluar dari gedung asrama.
Pakaian ini menghabiskan banyak uang, dan apa yang semula dibelinya bukanlah produk jadi.
Setelan pakaian dan topengnya merupakan modifikasi yang dibuat sendiri oleh Kouro setelah membeli bahan-bahannya secara terpisah hanya untuk menghindari agar tidak menarik perhatian.
Kouro tidak langsung menuju ke cabang ME, tetapi mengitari gedung untuk memastikan tidak ada variabel. Dia kemudian mengangkat kepalanya, matanya tertuju ke lantai atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Honkai Impact : The Rise Herrscher of Shadow
FanfictionBencana misterius "Honkai" telah mengikis dunia, dan manusia yang terinfeksi oleh "Honkai" telah menjadi "mayat hidup" yang tidak memiliki pikiran dan hanya memahami kehancuran. Mereka bersama dengan binatang buas "Honkai Beast" yang lahir dari Ener...